ANTARIKSA 17

4.6K 349 15
                                    

Mereka menyantap kerak telor yang tadi dibeli dengan khidmat, cukup melihat Erica makan selahap ini sudah membuat dirinya kenyang.

"Lo gak makan?" Antariksa menggeleng.

"Masih laper?" Antariksa menyodorkan kerak telornya kepada sang kakak, dan dengan senang hati dia menerima.

"Mau main apalagi?" Antariksa bertanya karena disini banyak sekali permainan menarik yg bisa dimainkan.

"Hmm lempar kaleng." Antariksa mengangguk mereka menuju tempat yang di tunjuk Erica.

Mereka membeli koin, untuk bisa melempar.
Aturannya sekali melempar kaleng bekas susu itu harus roboh semua, jangan menyisakan satu kalengpun di piramid paling atas.

"Gue pasti bisa, hadiahnya buat lo." Erica percaya diri lalu melempar, lemparan pertama ia tidak bisa merobohkannya, terlihat raut kecewa lalu dengan segera dia kembali bersemangat, tinggal 2 koin lagi.

Dia kembali melempar namun semuanya gagal, Antariksa hanya bisa mengulum senyumnya melihat Aegyo menggemaskan milik kakaknya.

Antariksa mencubit pipi mulus itu lalu mengelus puncak kepa milik kakaknya dengan penuh kasih sayang.

Orang yang melihatnya sudah pasti menyangka mereka adalah sepasang kekasih, dilihat dari manapun Antariksa sangat menyayangi kakaknya.

Semua orang juga bisa melihat tatapan cinta dari Antariksa.

Mereka memainkan berbagai macam permainan, tak terasa waktu sudah larut, mereka juga merasa sangat mengantuk.

Jarak parkir dengan mereka sekarang cukup jauh, Erica merasa kakinya cukup pegal, melihat hal itu sang adik mengerti, lalu berjongkok, meminta sang kakak naik kepunggung kokoh nya.

"Naik, kakak pasti capek."

Tanpa pikir panjang Erica langsung naik karena benar kata adiknya, dia sudah sangat kelelahan.

Tanpa memikirkan bahwa mereka sama lelahnya.

Antariksa berjalan dengan Erica yang berada dipunggungnya, dia sama sekali tak merasa lelah, baginya Erica adalah segalanya, tak perduli jika dia kelelahan karena hanya kakaknya lah yang mampu menghilangkan penat nya.

Setelah sampai motor, Antariksa melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.

"Kak udah sampe." Antariksa memeriksa keadaan kakaknya dan ternyata Erica terlelap dipunggungnya.

Digendongnya sang kakak sampai kamar lalu menidurkannta, lelah tak ia rasakan saat melihat wajah Erica yang tertidur pulas.

"Selalu saja cantik, andai kita tidak dilahirkan sama, aku akan lebih berani mencintaimu secara nyata." Ucapnya tersenyum mencium kening kakaknya kemudian berlalu menuju kamarnya.

Antariksa merebahkan dirinya dikasurnya, lelah juga pikirnya lalu terlelap tanpa membersihkan badannya dari peluh.

Tak terasa pagi telah tiba, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kini genap 2 bulan sudah Antariksa sekolah di SMA nya.
Tak ada yang berubah dari Erica, tetap menjadi kakaknya, dan perasaan Antariksa? Jangan ditanya, dia semakin mencintai kakaknya, tak perduli lagi jika nanti kakaknya akan membencinya karena perasaannya.

Hari ini hari senin, hari yang paling dibenci anak sekolah, entah dari tingkatan SD-SMA.

Antariksa memasuki kelasnya, disana sudah ada Mario, Dion, dan Dika.

"Ri pinjem PR lo gue belum ngerjain." Mario menampilkan senyum termanisnya untuk meluluhkan Antariksa yang malah ditatap jiji sendiri sama sang pemilik catatan.

ANTARIKSA [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang