IM STRIGHT 18+

8.7K 363 45
                                    

Buat Readers dibawah umur mending skip aja, pasti gak di skip kan, soalnya warga +62 kalo dilarang malah makin penasaran.
Yaudh sih terserah kalian, tapi dosanya jangan lo lo limpahin ke gue.

Kamu adalah sutradara dalam hidupmu sendiri.
                 ~Antariksa~
------------------------------------------------------

Erica membawa Rio kerumahnya untuk dia obati, dia juga sedikit merasa keterlaluan dengan apa yang dia lontarkan kepada adiknya, tapi dia pantas menerimanya, begitu fikirnya.

Mereka duduk di sofa ruang tamu dengan Erica yang mengobati luka kekasihnya.

"Sssttt perih yang." Erica memelankan tangannya diarea bibir bengkak itu.

"Maaf ya, gara-gara dia kamu jadi gini, dia cemburu sama kamu karena dia suka sama aku." Erica kembali mengobati bibir Rio.

Rio terlihat senang, setidaknya dia sakit tetapi setimpal dengan pengakuan kekasihnya jika Antariksa menyukai kekasihnya.

Sssttt akhhhh ah

Ssttt

Ahhh

Ahhhh

Ahhh
Pelanin ssttt , akkkhhhhhhh

Begitulah sekiranya jeritan, dan ringisan Rio, membuat Erica menitikan air matanya.
Rio menghapus air mata itu, kemudian menatap mata Erica.

"Kita putus aja ya, aku gak mau kamu sama adik kamu berantem gara-gara aku, dia gak suka sama aku jadi buat apa?." Rio berucap dengan Erica yang merasakan sesak didadanya, ini semua karena bocah sialan itu.

Erica menggeleng, dia tidak mau berpisah dengan Rio, dia sangat mencintainya.

"Aku gak mau, aku akan jauhin dia, biarin aja dia gak suka sama kamu, aku gak perduli, aku maunya kamu, gak perduli berapa pun orang yang gak suka sama hubungan kita." Erica menangis lagi, dia sudah sangat dalam mencintai lelaki ini.

Rio tersenyum tipis, tetapi senyumnya beda, dia sangat menyukai Antariksa tersiksa, mulai detik ini dia akan berusaha membuat Erica membenci adiknya.

"Aku gak bisa terus-terusan bikin kamu sama dia gak akur, diaadik kamu, biarin aku aja yang ngalah." Rio menunduk, berpura-pura sedih.

Setelah Rio pulang dari rumahnya, Erica masuk ke kamarnya, melihat tampilannya dicermin, dia melihat setiap inci wajahnya, dia tak menyangka secantik ini.

Dia bahkan tidak menyadari yang dicermin itu adalah dirinya, saking terpesonanya sama dirinya sendiri, pantas saja banyak yang menyukainya.

"Udah tau gue stright masih aja sok nunjukin perhatian, gue gak bakal luluh kali, gue masih suka batang, apa untungnya pacaran sesama jenis? Cara buat anaknya gimana? Yakali itu sama itu, dih jijik, udah jelas dilarang dalam agama, hubungan seperti ini hukumnya haram, bahkan kaum nabi Luth yang semua LGBT diazab oleh allah." Gumaman Erica tetapi ada benarnya juga, tetapi tetap saja dia tidak mengerti karena dia tidak merasakannya, mungkin dia sudah merasakannya tetapi dia menampik dengan keras, dan berfikir ini tidak benar, ini salah.

Antariksa pulang kerumahnya, lagi-lagi dia kacau, setiap hari, bersukur orang tuanya tak ada dirumah, mungkin sebulan lagi balik.

Dia ingin meminta maaf lagi dan lagi, tetapi dia urungkan karena dia tidak ingin mengganggu dan membuat Erica semakin membencinya.

Antariksa memasuki kamrnya, menucuci wajahnya kemudian meringis melihat wajah yang membiru serta sudut bibirnya sedikit robek.
Dia berniat mengambil kotak obat dibawah, Antariksa berjalan dengan santai sesekali memegang sudut bibirnya, Leona menawarkan bantuan untuk mengobati lukanya tapi dia menolaknya secara halus.

ANTARIKSA [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang