ANTARIKSA 14

4.6K 402 14
                                    

Deg

Jantung sialan, lagi-lagi jantung Leona berdetak sangat kencang saat tubuhnya dengan mudahnya digendong gadis tampan ini.

UKS sekolah berada disebrang lapangan tempat Antariksa berdiri menggendong Leona.

Antariksa melewati lapangan dengan santainya, leona yang digendong merasa malu dan menyembunyikan wajahnya dibahu kokoh Antariksa.

Gendong dedek bang

Potek hati ini dibuatmu

Beruntungnya bisa digendong oppa korea

Mendengar teriakan histeris dari arah lapangan membuat seluruh warga sekolah menyaksikan aksi menggendong.

Tak banyak yang mengabadika moment yang membuat orang-orang menahan napas nya.

Tak terkecuali Erica yang melihat adiknya menggendong orang lain, kembali mengingat saat sang adik deng segala permintaan ajaibnya selalu dituruti olehnya.

Entah rasa apa yang menyusup didalam dadanya saat melihat adiknya melakukan hal yang sama untuk orang lain.

Erica segera menuju kelasnya, tiba-tiba pemandangan tadi membuat susansana hati sedikit berantakan.

"Gue kenapa sih, gak mungkin."

Erica yang duduk termenung dikagetkan dengan kedatangan Andini yang telah usai melihat pemandangan yang dinilai sangat membuat baper.

"Ndin, pandangan lo tentang Lesbian dan sejenisnya itu gimana?"

Andini menoleh menatap dalam mata sahabatnya.

"Hmm gimana ya, gue gak masalah tentang hubungan semacam itu, pemikiran gue cukup terbuka tentang LGBT,karena dulu temen gue banyak yang Lesbian, jadi gini, perasaan itu tidak bisa dipaksa, ibaratnya begini, saat lo dipaksa buat mencintai orang yang gak lo cintai lo bakal nerima?"

Erica lantas menggelengkan kepalanya.

"Nah begitupun dengan warga pelangi, mereka gak bakal bisa mencintai lawan jenisnya, karena perlu lo ketahui LGBT berasal dari trauma berlebihan masa kecil, pada lawan jenis, 90% Lesbian berasal dari tindak pelecehan diwaktu kecil, dan korban Broken Home tau kan anak Broken Home sudah pasti kurang kasih sayang, lagian mereka mencintai dengan hati, cuman bedanya mereka mencintai sejenisnya, bukankah cinta tidak memilih, Ras, suku bahkab jenis kelamin? Tergantung hati dimana ia memilih berlabuh, entah lawan jenis atau sesama jenis, gue juga gak bisa munafik, mungkin suatu saat nanti gue salah satu dari mereka, lagian kita gak bisa langsung jijik dan menjudge gitu aja, menjudge hal yang bukan keinginan mereka? Lo mikir logika aja, apa ada orang yang ingin terlahir tidak normal? Pasti gak ada, jika bisa memilih mereka akan memilih kehidupan normal layaknya manusia pribumi pada umumnya."

"Gue Homopobic."

"Jangan ngomong gitu, sebelum seseorang mati dia tidak bisa menklaim dirinya Homopobic. Seperti yang gue bilang tadi, cinta akan berlabuh pada siapapun yang dirasa ia nyaman dan aman."

Erica mengangguk, pandangannya tentang LGBT sedikit terbuka sekarang.

"Eh kok lo tiba-tiba nanya gitu, lo kenapa bisa jadi Homopobic?"

"Gue gak tau, gue agak jijik aja gitu, bayangin mereka Sex gimana caranya?"

"Gak semua hubungan harus tentang Sex, lo harus ngerti cinta yang sesungguhnya, only heart."

"Bagi gue cinta yang sesungguhnya adalah cinta LGBT.'

"Lo salah termasuk?"

"Kalo gue bila iya, lo kan seorang Homopobic,pasti lo jauhin gue karena jijik."

Erica menggeleng
"Gue gak jijik gue udah mulai mikir terbuka sekarang."

"Bego gue bukan Lesbian, gue ngetes lo doang tentang pandangan lo."

"Semisalnya gue lesbian nih, gue pasti milih adek lo."

"Kenapa?"

"Siapa yang gak suka adek lo, orang normal aja rela jadi belok asal bisa sama adek lo." Entah kenapa Erica merasa dadanya sedikit sesak, bukan gangguan penyakit tapi dia sendiri juga bingung kenapa.

Erica mengingat kembali perlakuannya yang terlalu berlebihan saat di bar waktu itu, Antariksa hanya tidak ingin dirinya dalam bahaya, tapi tanpa fikir panjang dia menampar adiknya tanpa ampun.

Dilain sisi Antariksa menggendong Leona menuju UKS kini telah sampai di dalam UKS.

"Mana kaki Lo yang sakit?" Antariksa menatap bingung kearah Leona karena dia rasa Leona baik-baik saja.

"Ak-uu gak sakit, bentar." Antariksa dibuat bengong, Leona langsung beranjak menuju kotak P3K, karena dia berinisiatif membersihkan lebam diwajah tampan itu.

"Duduk." Leona menyuruh Antariksa duduk, Antariksa yang masih bengong nurut aja sama Leona.

Leona membuka kotak P3K yang dia ambil barusan, kemudian mengambil kapas serta obat merah untuk dioleskan ke lebam beserta sedikit luka diwajahnya.

Leona meraih wajah Antariksa seperti gerakan Slow motion, kemudian mengoleskan obat merah tadi, tak ada penolakan dari Antariksa, terkesima dengan wajah didepannya, mata biru nya terlihat semakin indah dengan wajah seserius itu.

Leona memang cantik, tapi secantik-cantiknya Leona tetap saja kakaknya lah pemilik hatinya.

Karena tak bisa dibohongi, Erica masih jauh lebih cantik dari Leona, Leona pun mengakui hal itu.

Leona yang ditatap Antarika tak bisa mengatur degupan jantung yang semakin menggila.

"Lo masuk kelas aja, biar gue istirahat disini sendiri." Antariksa meraih tangan Leona yang berada diwajahnya kemudian ia genggam, sangat berterimakasih.

"Yy-audah aku masuk kelas dulu." Leona tergagu kemudian mengambil kotak obat tersebut menaruhnya ditempat semula kemudian pergi menuju kelasnya.

Selepas kepergian Leona Antariksa membaringkan tubuhnya.

Antariksa menelpon sahabatnya Dion untuk memberi tahunya supaya diijinkan ke guru yang sedang mengajar dikelasnya.

Dion mengiyakan tanpa banyak bertanya, karena dia tahu Antariksa butuh banyak istirahat dilihat dari lebam diwajahnya dan sedikit kantung mata yang menebal.

Antariksa terlelap, menghilangkan sejenak otak serta hatinya.

------------------------------------------------------

Erica mampus lo ntar nyesel lo gituin perawannya Author-.-

ANTARIKSA [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang