1

9.7K 808 60
                                    

Pagi yang cukup baik, tidak ada tanda-tanda akan terjadi hal buruk. Tidak tau jika menjelang siang.

"Menurutmu apa wabah sialan itu akan mengunjungi kota ini?" Chan melirik sekilas ke arah Changbin yang tengah berbaring diatas bangku yang ia susun sambil memainkan game onlinenya.

"Aku tidak yakin..." Balas Chan yang kembali fokus pada beberapa lembar kertas dihadapannya. Bukan sok sibuk, hanya saja sebentar lagi Chan akan mengikuti olimpiade sains untuk mewakili sekolahnya. Jadiilah ia harus berurusan dengan kertas-kertas itu.

"Tidak yakin wabah itu bisa menerobos pertahanan omong kosong pemerintah?" Balas Changbin.

"Tidak yakin pemerintah benar-benar memberi pertahanan."

Changbin tertawa remeh. Mereka berdua sebenarnya sama-sama khawatir. Khawatir mengenai wabah mengerikan yang sedang membludak dengan ganasnya.

"Pagii..."

Itu Minho, salah satu sahabat mereka berdua.

"Chan, kau benar-benar akan mengikuti olimpiade itu? Ku kira kau tidak tertarik."

"Entahlah."

Minho yang menerima balasan singkat dari sahabatnya yang tengah sibuk itu, hanya bisa menggidikan bahu acuh.

Sebenarnya tanpa mengikuti olimpiade itu, Chan juga pasti akan selalu mempelajari ilmu sains. Bukan karena Chan adalah salah satu murid pandai ataupun seorang kutu buku, melainkan menurutnya itu hanya hobi semata yang terkadang bermanfaat.

Seperti saat ini. Olimpiade hanyalah salah satu alibinya untuk bisa mengorek ilmu sains lebih dalam dari gurunya. Alasan yang sesungguhnya ia belajar ilmu sains lebih giat karena pikiran nekadnya yang berusaha menghentikan wabah mematikan itu. Ya, Chan berusaha menemukan obatnya dengan hanya berbekalkan ilmu sains melalui buku dan gurunya.

"Changin, apa kau sudah mengungsikan orang tuamu?"

Changbin menaikan kedua alisnya bingung, "Maksudmu?"

Minho sendiri menatap kaget ke arah Changbin, "Jangan bilang kau belum tau kabar?"

"Kabar apa? Jangan bertele-tele Minho!"

Sebelum Minho menjawab, sirine bahaya disekolah mereka berbunyi.

"Untuk seluruh siswa dan siswi diharap berkumpul di ruang auditorium, segera!"

Mereka bertiga saling berpandangan sebelum mengakhiri kegiatan masing-masing dan berlari secepat mungkin ke ruang auditorium.

***

Seperti yang diinstruksikan, kini semua murid berkumpul di ruang auditorium.

Mereka dapat melihat para guru juga berkumpul. Sepertinya akan ada berita buruk.

"Baik, ini benar-benar kabar yang sangat buruk. Kami harap tolong dengarkan bapa kepala sekolah hingga beliau selesai bicara, dan mohon jangan panik."

Baru saja guru Yoon selesai bicara, semua murid sudah mulai panik dan ricuh. Ada yang menangis dipelukan temannya, ada yang berusaha menghubungi orang tua mereka, dan ada pula yang memaki-maki orang tidak bersalah.

"Harap tenang! Saya ingin bicara!"

Suasana berubah menjadi sedikit hening.

"Baik, kalian mungkin sudah tau berita ini. Ya betul, wabah ganas itu sudah memasuki kota Seoul kita ini. Untuk itu kalian akan segera dipulangkan dan kemungkinan kalian akan dievakuasi dari kota ini. Jadi sekarang bergegaslah pulang dan beritau orang tua kalian untuk mengunci rumah rapat-rapat dan sebisa mungkin carilah persediaan yang cukup. Terimakasih."

C-Virus • Stray Kids ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang