"Buka matamu perlahan-lahan, Jisung."
Jisung membuka matanya secara perlahan, membiarkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.
Saat dirasa penglihatannya mulai jelas, Jisung melirik ke arah kanannya dan mendapati Minho yang sedang tersenyum cerah.
Di sebelah kirinya ada Felix, ibunya, dan sesosok tak dikenal.
Dan didepannya kini ada seorang wanita dengan mata besar yang indah dan sebuah stetoskop yang bertengger di lehernya.
Jisung ingin sekali bertanya dimana dirinya saat ini, namun rasanya sangat sulit baginya hanya untuk mengucapkan satu kata.
"Mungkin Jisung tidak akan bisa berbicara untuk beberapa jam ke depan. Tentu karena ia sudah koma selama lebih dari 2 minggu."
Ibu Jisung mengangguk paham. Kemudian wanita dengan mata besar itu pamit untuk pergi.
"Minho, jaga adikmu. Ibu ingin bicara pada dokter Jihyo." Minho mengangguk dan membiarkan sang ibu pergi.
"Jisung, syukurlah kau sudah siuman."
"Bagaimana perasaanmu? Apa lebih baik?" Minho mendudukan dirinya di kursi kecil yang berada di sebelah ranjang Jisung.
"Oh iya, perkenalkan ini Seo Changbin..." Jisung melirik Changbin yang berdiri di sebelah Felix. Changbin tersenyum dan seolah memberi gestur 'hai'
"Teman sekelasku di Hanlim. Ia baru datang beberapa hari lalu karena berpisah dengan ibu dan kakaknya yang berhasil dibawa oleh para hunter." Tambah Minho.
Jisung mengangguk.
"Jisung, aku kesepian saat kau tidak sadarkan diri. Aku harus berkali-kali dimarahi Minho hyung karena tidak menurut padanya." Felix mempoutkan bibirnya lucu.
"Tentu aku marah, para hunter terus bertambah setiap harinya dan mulai memburu setiap manusia yang masih hidup untuk di bawa ke laboratorium."
Felix merotasikan bola matanya malas, "Hishh menyebalkan."
Minho menatap sang adik dengan tatapan penuh arti, "Istirahatkan dirimu lebih dulu, aku dan Felix akan bercerita banyak saat kau sudah kembali normal. Dan mungkin Changbin juga akan menceritakan pengalamannya saat berkelana bersama ibu dan kakaknya."
Jisung hanya mengangguk, kemudian ia menerima sapuan kecil dari tangan Minho pada pucuk kepalanya.
"Kau adalah adik yang hebat." Minho tersenyum, kemudian beranjak pergi bersama Changbin dan Felix.
***
Pagi ini, Jisung terbangun dengan sang kakak yang sudah siap dengan semangkuk bubur di tangannya.
"Pagi, Jisung. Apa yang kau rasakan?"
Jisung membuka mulutnya dan mengecek apakah suaranya telah kembali atau belum.
"A...aaa...ekhmm...aaaaaaaa...khokkk. Suaraku sudah kembali, hyung."
"Tentu suaramu kembali. Jika tidak, itu akan menjadi masalah besar." Minho mendudukan dirinya di pinggir ranjang Jisung.
"Ini, makanlah yang banyak." Minho memberikan mangkuk berisi bubur tersebut pada sang adik.
Jisung tentu tidak menolak, karena sejujurnya ia sangat amat kelaparan saat ini.
"Hyung..." Jisung menatap wajah sang kakak dan Minho membalasnya dengan deheman.
"Saat aku tidak sadarkan diri, aku bermimpi sedang berkelana bersama orang-orang asing. Saat itu belum ada Hunter dan keadaannya belum separah saat ini. Lalu kami hanya bertahan hidup dengan keperluan yang kami punya."
KAMU SEDANG MEMBACA
C-Virus • Stray Kids ✔︎
AventuraHanya bercerita tentang sekelompok pelajar dari sekolah berbeda-beda yang bertemu karena bertahan hidup dari sebuah maut bernama C-Virus yang mampu merubah manusia menjadi makhluk buas, lapar dan tak terkendali. 070620 # 1 in run 010720 # 9 in virus...