20

2.5K 402 174
                                    

Apakah ini semua nyata?

.

.

Pada akhirnya, semuanya mengikuti saran Johnny untuk ikut ke markas militer miliknya.

Jisung, ia masih tak habis pikir dengan Hyunjin yang menembak sang ayah begitu saja. Minho bahkan beberapa kali berusaha untuk menenangkan Jisung, namun anak itu masih memberikan kilatan amarah jika melihat sosok Hyunjin.

Sedangkan Hyunjin, ia hanya bisa diam dan memikirkan kalimat Jisung yang beberapa kali dilontarkan untuknya.

"Kau tidak pernah merasakan kehidupan di panti asuhan, sampai ada seseorang yang mengadopsimu."

Hyunjin tau bagaimana rasanya, sangat tau. Tapi tidak ada pilihan lain bukan, selain mengakhiri penderitaan ayah Jisung yang bisa saja berubah menjadi biteer sewaktu-waktu.

Omong-omong, Chan berhasil ditangani tepat waktu oleh seorang dokter tentara yang ada di markas militer tersebut. Namun sayangnya, Chan akan mengalami koma untuk beberapa waktu ke depan.

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" Ayah Felix tidak mengalihkan tatapan mengintimidasinya sedikitpun dari Johnny.

"Ibuku, mati begitu saja saat mereka membawanya ke laboratorium. Mereka berjanji akan menangani ibuku yang saat itu hampir menjadi salah satu makhluk buas itu."

"Semua anggota timku memiliki nasib yang sama. Kami kehilangan orang tercinta kami karena mereka."

Ayah Felix mengedarkan pandangannya dan menatap satu persatu anggota tentara yang sedang beristirahat.

"Ini bukan lagi perihal balas dendam ataupun rasa sakit, tapi ini tentang kehidupan berikutnya. Jika kita tidak menghentikan mereka, dunia akan benar-benar diambil alih oleh orang-orang tamak seperti mereka."

***

Jeongin menghampiri Changbin yang sedang berada di sisi brankar tempat Chan dirawat dengan membawa nampan berisi susu hangat dan roti tawar.

"Hyung, aku belum melihatmu memakan sesuatu hari ini."

"Aku tidak lapar." Jawab Changbin dengan nada dingin, lebih dingin dari biasanya.

"Setidaknya, minuml-"

"Aku bilang tidak lapar! Apa kau tidak dengar?!" 

Prangg!

Jeongin yang terkejut karena Changbin membentaknya, tak sengaja menjatuhkan nampan yang ia pegang.

Felix yang baru saja sampai di ambang pintu ruang rawat Chan tak kalah terkejutnya.

"Hyung!"

Changbin kembali menatap Chan yang masih terbaring, dan sesekali memegangi tangannya yang semakin lama semakin terasa kebas.

"Setidaknya hargai usaha Jeongin yang membuatkanmu susu sampai tangannya tersiram air panas." Felix segera mengajak Jeongin pergi dari ruangan tersebut.

Changbin menoleh ke belakang dan menatap roti serta susu yang jatuh dilantai begitu saja.

Changbin merutuki kesalahannya yang tidak bisa mengendalikan emosi. Sejujurnya, saat ini Changbin tengah merasakan ketakutan yang amat besar. Takut jika dirinya akan bernasib sama seperti ayah Jisung, dan takut jika Chan benar-benar tidak akan bangun.

C-Virus • Stray Kids ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang