11

3.2K 539 137
                                    

"Apa semua ini...

...direncanakan?"

Hongjoong menggidikan bahunya, kemudian berdiri.

"Ada sesuatu yang harus ku tunjukan. Ayo ikut."

Chan lantas berdiri dan mengikuti Hongjoong yang membawanya ke belakang rumah tua itu dengan sebuah senter kecil yang pria Kim itu bawa.

Setelah sampai halaman belakang, Hongjoong meminta Chan untuk mengambil alih senternya. Sementara Hongjoong membuka sebuah tirai besar berwarna kelam yang sepertinya menutupi sesuatu.

"Mobil? Milikmu?"

Hongjoong menggeleng, "Kurasa ini mobil milik sang pemilik rumah tua ini."

Kemudian Hongjoong mengeluarkan secarik kertas yabg cukup usang dari saku celananya.

"Wooyoung menemukan kertas ini dikursi belakang. Aku tidak begitu tau apa maksudnya, tapi yang jelas pemilik rumah dan mobil ini sedang tidak baik-baik saja."

"Help! L.NCT"

"Apa maksudnya?" Chan masih memperhatikan kertas usang tersebut.

"San bilang, itu menuju suatu tempat atau lebih tepatnya sebuah laboratorium negara di Yongin. Kalau tidak salah namanya adalah Laboratorium Neo Culture Technologi." Ucap Hongjoong.

"Apa kita harus pergi ke sana?"

"Mungkin, tapi untuk apa?

Benar, untuk apa mereka ke tempat itu? Memang ada yang menjamin bahwa tempat itu aman?

***

Seungmin kini sedang mengganti perban yang melilit perut Woojin.

"Tumben tidak mengajakku bicara?" Seungmin menatap sekilas Woojin yang baru saja mengeluarkan suara, setelah itu ia kembali diam dan fokus pada kegiatannya.

"Apa ada sesuatu?"

Kini Seungmin menghela nafas, ia menarik ikatan perban cukup kuat hingga membuat Woojin meringis dan mengaduh sakit.

Ditatapnya penuh tuntut sang kakak kelas, "Apa yang sebenarnya hyung lakukan pada Jihoon hyung? Jangan kira aku tidak melihatmu menyuruh Changbin hyung untuk menembak Jihoon hyung saat ia mulai menyebut namamu."

Seungmin ingat betul bahwa Woojin yang menyuruh Changbin menembak Jihoon saat itu. Bagaimana ia bisa tau? Karena saat Jihoon mulai membuka suara untuk mengatakan kalimat terakhirnya, Woojin, Changbin dan yang lainnya sudah sampai ditempat terbunuhnya Jihoon. Ya, satu-satunya orang yang menyadari kedatangan mereka ke sel Jihoon adalah Seungmin.

Seungmin tidak bodoh, saat Jihoon hendak mengucapkan nama Woojin, Woojin menepuk-nepuk pundak Changbin dan seperti memberi instruksi untuk menembak Jihoon.

Seungmin tau itu. Ada 2 kemungkinan yang dapat Seungmin simpulkan. Pertama, Woojin sebenarnya juga bersalah dalam kasus penjualan senjata ilegal. Kedua, ada maksud lain dibalik kasus penjualan senjata ilegal itu. Maka dari itu ia harus memastikan.

Woojin terkekeh pelan, "Kepekaanmu terkadang menyusahkanku, Seungmin..."

"...iya, memang aku yang menyuruh Changbin. Aku hanya tidak ingin membuat Jihoon buka mulut mengenai kasus itu."

Seungmin makin sinis menatap Woojin, "Jangan bertele-tele! Apa yang sebenarnya terjadi?!" Seungmin menekan setiap kalimatnya namun ia menurunkan volume suaranya agar tidak ada yang mendengar.

C-Virus • Stray Kids ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang