12

2.5K 493 17
                                    

Pukul 08.22 PM

Seungmin saat ini sedang termenung dengan segelas ramuan hangat yang Chan berikan untuk menambah stamina. Serta sebuah lentera yang menemani malam dinginnya.

"Jika tidak mau meminumnya, berikan saja padaku. Kau seperti tidak menghargai Chan yang sudah membuatnya susah payah." Changbin mendudukan dirinya disamping Seungmin.

Seungmin melirik Changbin sekilas, kemudian meminum ramuan yang sedari tadi ia biarkan. 

Hening. Sampai Changbin buka suara,

"Aku rindu ibuku..." Changbin menengadahkan kepalanya untuk menatap bintang malam yang bersinar dibalik rindangnya pepohonan. Sedangkan Seungmin masih enggan membuka suara.

"Saat ini aku lebih khawatir pada ibu dan kakakku daripada diriku sendiri. Mereka tidak ada dalam penglihatanku dan aku tidak bisa mengetahui kabar mereka." Changbin menyumpahi helikopter yang saat itu membuat semua menjadi kacau. Iya, Changbin dan yang lainnya kehilangan segalanya. Termasuk ponsel, bahkan alat-alat Hyunjin dan Jeongin.

Changbin menghela nafas, kemudian mengalihkan atensinya pada Minho dan Chan yang sedang berbincang dengan Hongjoong. "Aku juga mengkhawatirkan teman-temanku. Aku khawatir tidak bisa menjaga mereka dengan baik."

Seungmin menggigit bibir bawahnya kala sosok Doyoung dan Woojin melintas dalam benaknya.

***

"Kau benar, kita harus segera bergerak dan cari tempat lain. Ini sudah masuk seminggu semenjak wabah itu menyebar luas." Hongjoong dan Minho mengangguk.

"San!" Hongjoong memanggil San yang sedang membuat panah.

San yang terpanggil segera menghentikan aktivitasnya dan menghampiri ketiga orang itu, "Apa?"

"Menurutmu, kapan waktu yang pas untuk bergerak?"

San yang menyadari bahwa topik ini sedikit serius, akhirnya memutuskan untuk mendaratkan bokongnya dilantai kayu tersebut.

"Secepatnya lebih baik, karena gas itu bisa dijatuhkan kapan saja. Masalah tujuan, yang terpenting kita cari tempat aman untuk menetap."

Ketiganya tampak berfikir. 

"Beberapa hari yang lalu, aku sempat menemukan jalan kecil menuju perbatasan mungkin. Tapi aku tidak tau pasti seberapa jauh jaraknya dari tempat ini. Bukan jalan yang mengarah ke jalan besar, tapi lebih memasuki sebuah pemukiman kecil." Ucap San.

"Berapa persen tingkat keamanannya?"

San terdiam.

"Saat itu sedang siang hari dan cukup sunyi, jadi menurutku lumayan aman. Lagipun, aku berjalan kaki saat itu."

"Apa tidak sebaiknya kita kembali ke jalan besar saja? Aku rasa akan lebih beresiko jika menuju tempat yang kau maksud." Kini Minho yang berucap dan dibalas anggukan oleh Hongjoong.

"Sepertinya aku setuju dengan Minho. Kau tau para biteer sangat tertarik pada suara, dan kita tidak tau seberapa jauh kan?"

"Hei, sedang rapat tidak ajak-ajak."

Itu Jisung yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Suaranya yang khas sangat dikenali meski wajahnya tertutup oleh kegelapan.

"Oh Jisung. Kami sedang membahas tujuan selanjutnya untuk pergi dari tempat ini."

Jisung membawa dirinya untuk duduk disebelah Chan.

"Memangnya ada tujuan khusus?" 

Setelah itu Chan menjelaskan hal yang baru saja mereka bicarakan pada Jisung. Jisung tidak banyak merespon, ia hanya mencerna setiap penjelasan yang Chan berikan dengan baik.

C-Virus • Stray Kids ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang