Suasana begitu ramai. Ah, tidak. Lebih tepat jika dikatakan meriah. Ribuan ARMY berkumpul meneriakkan kekagumannya kepada group idola yang baru saja menampilkan salah satu lagu mereka. Cahaya dari lightstick yang mereka pegang berkedip indah di tengah kegelapan.
Satu persatu member kembali ke back stage untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke atas panggung. Semuanya nampak sibuk. Para staff mendekati masing-masing member untuk sekadar memberikan air minum atau mengelap keringat yang bercucuran di wajah mereka. Nampak sekali jika mereka lelah, tapi tetap berusaha tersenyum dalam setiap penampilannya.
Di antara mereka, si maknae langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang untuk mengatur nafasnya yang tersengal. Nampak dirinya sedikit meringis sakit sebelum kemudian wajahnya tertunduk. Dua orang staff menghampirinya untuk memberikan air minum lalu mengipasinya.
"Jungkook-ah, kau baik-baik saja?"
Mendengar namanya dipanggil, si maknae langsung mendongak dan melihat siapa yang bertanya. Dia sedikit tersenyum begitu melihat Jimin yang berdiri di depannya. "Aku baik-baik saja, hyung." jawabnya.
"Masih bisa tampil? Lebih baik jangan memaksakan diri." kata Jimin dengan wajah cemasnya.
"Tidak apa-apa. Aku masih bisa tampil kok."
Jimin terdiam memperhatikan Jungkook yang terlihat begitu kelelahan. Dia menghela nafas sebelum kemudian berkata, "Jangan memaksakan diri. Aku harus bersiap-siap lagi."
"Baik, hyung."
Jimin berlalu meninggalkan Jungkook untuk berganti outfit dan merapikan penampilannya. Sementara Jungkook masih terdiam sebelum kemudian melakukan hal yang sama.
Lima menit kemudian mereka harus kembali ke stage. Jungkook sempat menghela nafas lalu mengikuti keenam hyungnya.
Setidaknya biarkan aku menjadi sedikit lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly [END]
Fanfiction[방탄소년던 x 전정국] "Jika aku melepaskanmu, kau akan terbang jauh dan hancur." Tidak. Bahkan jika pun kau tak melepaskannya, dia bisa saja benar-benar hancur di depan matamu.