ㅡ11

441 61 28
                                    

"Kalian tahu kesalahan apa yang kalian perbuat?" Yena mau ngomong tapi tangannya di sentuh sama Yohan, "Siap tau pak. Saya yang salah menyuruh Yena meninggalkan kelas."

Yena langsung ngelirik ke Yohan dan geleng-geleng, bukan gitu aktualnya. Tapi Yohan senyum aja nanggepin kegelisahan Yena.

"Baik, hukumannya saya limpahkan pada Yohan. Kamu," tunjuk pak Taeyong pada Yena, "Boleh ke kelas aja."

Hah?

"Udah sana ke kelas." Bisik Yohan. Yena cemberut, inikan salah Yena juga.

"Mau diam disitu berapa lama kamu?"

"Ah iya pak, permisi." Yena ngelus lengan Yohan terus pergi dari ruang BK.

Pas Yena tutup pintu dia sempet nguping dulu.

"Saya kecewa Yohan pada kamu, siswa terpandai dan banyak sekali prestasi. Kamu juga sudah tahu kalau bolos pelajaran bukanlah hal yang sederhana bukan? Saya juga tahu kamu membela gadis tadi." Yohan kicep. Dia ngeliat Taeyong terus garukin tengkuknya yang gak gatel. "Kamu naksir sama dia?"

Yena diem. Tiba-tiba deg-degan aja ini jantungnya.

"Gak mau kasih tahu saya alasannya?" Yohan menggeleng malu. Ya masa ngasih tahu gurunya sih.

"Yaudah, saya tahu kamu udah biasa di fisik. Lari 100 keliling sana." Yohan nge-bow terus bilang makasih banyak, hukumannya kali ini gak parah banget. Padahal Yohan udah panik takut gagal tanding minggu depan.

Yena yang ngerasa bersalah itu langsung lari ke kelasnya. Pas Yena lari suara bel istirahat bunyi, syukur deh jadi gak kena hukum dua kali.

"Wet...wet... buru-buru amat abis dari mana?" Tanya Eunsang yang kaget liat Yena lari kenceng banget ke arah kelas mereka.

"Ruang BK. Tadi gue yang bolos pelajaran pak Jhonny."

Eunsang mikir bentar, "Oh jadi lo orangnya. Yena ya?" Yena ngangguk. "Dah nyantuy, mau sekalian ikut gua ke kantin bareng anak-anak cowo ga?" Yena mau minum dulu cape. "Gausah duluan aja, gue mau ke Ryujin dulu." Eunsang pergi deh ke kantin sama anak-anak cowo yang lain.

"YENA! LO DARIMANA AJA ANJIR?" gaada kalem-kalemnya emang Ryujin ini. Yena minum terus duduk di bangku nafas dulu bentar.

Yoojung yang liat Yena dateng langsung nyamperin, "Makanya jangan ikut-ikutan si Cho lah, dia kan demen dispen buat band. Lah elo pan kaga."

Iya juga ya.

"Udah lah gausah dipikirin mending ngantin kuy." Ajak Ryujin. Dan jadilah mereka bertiga ke kantin.

Yena tahu yang lagi ngeliatin dia itu namanya Junho, gak lama malah cowo itu nyamperin Yena, "Lo liat Yohan ga?"

"Oh tadi sih di ruang BK. Emang belom balik ke kelas?"

"Belom. Gua kira sama lo tadi, yaudah thanks ya."

Junho ke meja temen-temennya, "Cabut sekarang. Yohan pasti lagi di hukum." Mereka pada lari keluar kantin.

Tuhkan. Yena jadi gaenak gini.

"Kenapasih Yen, kok makanan lo malah di aduk gitu?" Tanya Ryujin. Dia tahu Yena lagi kepikiran sesuatu. "Hah? Engga kok. Ini mau gue makan." Yoojung minum terus ngeliatin Yena, "Ngomong aja ada apa, kita dengerin."

Yena terharu. Dia beruntung punya temen sepeduli mereka huhu.

"Jangan-jangan ada hubungannya sama Yohan?" Tebak Yoojung dan dengan terpaksa Yena harus ngangguk. "Dia nanggung hukuman gue, padahal tadinya kita mau di hukum bareng-bareng." Ryujin mulai paham. Yohan pasti naro hati ke temennya ini. Kalo empati kan ada batasnya, mungkin cuma bantu ngomong baiknya tanpa harus nanggung hukuman.

[5] Precious | Yena YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang