Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

Enam - Laksamana Hadi Aji

97.5K 7.1K 246
                                    

Pandanganku lurus ke depan, menatap Vira yang terlihat enggan. Sepertinya dia tidak punya pilihan lain selain memintaku untuk bertemu dengannya. Bahkan Vira dengan berani mendatangiku di lokasi syuting. Sepertinya masih mengenai persoalan tawaran kerja sama kemarin.

"Lo kenapa sih ngotot banget buat gue terima kerja sama dengan Mahesa Group?" tanyaku.

Vira mengangkat sedikit dagunya, terlihat pongah dan itu membuat Vira terlihat sangat tegas. "Perusahaan gue harus tanda tangan perjanjian dengan Mahesa Group," kata Vira. "Dan Om Putra mau tanda tangan kalau gue bawa lo ke hadapan dia," lanjut Vira lagi.

Aku tertawa pelan. "Sadis juga Om lo. Bisnis dan keluarga benar-benar terpisah," komentarku membuat Vira mendelik tidak suka. "Secara nggak langsung lo minta gue buat bantu lo dong?" tanyaku sembari menaikkan alis kananku.

Membuat Vira mendengus sebal, aku tahu Vira paling tidak mau mengakui bahwa dia butuh pertolonganku. Lihat saja gayanya selama ini, berusaha menungguku berubah keputusan dengan sendirinya. Vira tidak akan mau dengan cepat mengakui bahwa dia membutuhkan bantuanku saat ini.

"Iya. Puas lo?" Vira menatapku tajam.

Aku tersenyum tipis. "Gue baru tahu ada orang yang nggak sopan begini padahal lagi butuh bantuan," sindirku.

Tangan Vira memukul meja hingga menimbulkan suara yang sedikit keras. Beberapa kru film yang lalu-lalang menoleh memperhatikan kami. Saat ini kami sedang duduk di tempat istirahat untukku dengan dua cangkir kopi mix instan.

"Jadi lo mau bantu gue atau enggak?" tanya Vira tidak sabaran.

"Apa untungnya buat gue?" tantangku.

Vira terlihat sangat kesal dengan responku. "Lo bisa dapat kerja sama yang menguntungkan, penghasilan lo bertambah! Please Laksa! Lo jangan buat gue ngamuk di sini," jelas Vira yang masih berusaha menjaga nada suaranya agar tetap normal.

"Penghasilan gue sudah lebih dari cukup tanpa perjanjian itu," sahutku santai. Masih ingin menikmati raut kesal Vira lebih lama.

Tiba-tiba Vira berdiri, dia menatapku tajam. "Lo mau apa? gue turutin mau lo!" ujar Vira sedikit frustasi.

Senyum kemenanganku mengembang, aku ikut berdiri dan tersenyum menawan menatap Vira. "Oke. Lo siap-siap saja sama permintaan gue," setuju yang kemudian dengan lancang menepuk kepala Vira. Membuat si empunya kepala memekik kesal. "Mas Adam bakal hubungin lo segera," pesanku sebelum aku meninggalkan Vira sendirian.

∞∞∞

Biasanya aku enggan sekali pergi pagi-pagi untuk urusan kerja sama seperti ini. Aku hanya akan pergi pagi-pagi jika urusan syuting atau untuk olahraga. Mataku masih sangat mengantuk karena baru selesai syuting jam dua malam. Untuk itu aku menggunakan kaca mata hitam untuk menyembunyikan mata lelahku.

Aku berjalan bersama Vira yang juga mengenakan kaca mata berwarna cokelat gelap. Langkah kakinya sangat terburu-buru dan membuat bunyi 'tak-tak' high heels-nya terdengar sangat keras. Beberapa orang bahkan melirik penasaran ketika kami lewat. Saat di dalam lift pun semua orang memandang penasaran, beberapa berbisik menyebut namaku.

Hari ini aku datang ke Mahesa Group bersama Vira, Mas Adam tidak bisa mendampingiku karena sedang izin untuk urusan keluarga. Sebenarnya bisa saja aku meminta Vira menunda pertemuan ini sampai Mas Adam kembali bekerja, tetapi aku merasa tidak tega melihat Vira harus frustasi karena kelakuanku.

"Lo kok buru-buru banget Vir?" tanyaku pada Vira yang langsung nyelonong masuk ke ruangan CEO Mahesa Group.

Raut wajah Vira jangan ditanya, dia terlihat sangat jengah berdekatan denganku. Bahkan sepertinya dia ingin segera melangkah pergi jika sudah mendapatkan apa yang dia mau. Aku dengan pasrah mengekor di belakang Vira masuk ke dalam ruangan Putra Mahesa.

End Up With Him (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang