13.GBTD--Kim Hye Jin & Kim Hye Hyun.

4.7K 850 89
                                    

Girl's Behind The Door

MR


-----------------------Two Kim's-------------------







Jisoo menghela napas panjang beberapa kali sebelum kedua kakinya melangkah pergi meninggalkan mereka di dalam kamar Lalisa.
Jisoo membuka pintu sebuah ruang lain yang lebih sempit dari beberapa kamar yang ada di dalam rumah ini.
Sebuah ruang yang diatur sedemikian rupa untuk Jisoo dapat mengakses Aurora dari kejauhan.

Kedua matanya melirik pada layar monitor yang terpajang di dalam ruang itu, Jisoo kembali menghela napas lalu duduk di salah satu kursi kayu.
Jisoo tahu apa yang Ia lakukan saat ini mencari keberadaan seseorang yang harusnya sudah dapat Ia temui beberapa tahun yang lalu.

Jemarinya mulai bermain diantara papan keyboard mengetikkan sebuah nama disana, sebelum Ia masuk keruangan ini—Jisoo sudah lebih dulu mengunci pintu ruang itu dengan rapat.
Tidak ingin seseorang datang dan menghampirinya disaat Ia tengah merindukan wajah orang itu.

Kim Hwa Shin.

Kedua matanya memanas, Jisoo mengalihkan pandangannya sejenak.
Jisoo tahu betul siapa Pria tua bernama Kim Hwa Shin itu, seseorang yang menjadi bagian penting dalam kasus bocornya informasi tentang penjualan senjata saat perang di Siberia—Kim Hwa Shin adalah kunci utama yang memegang seluruh daftar para pemimpin Negara yang ikut berpartisipasi dalam proyek BlackSwan.

Seseorang yang harusnya sekarang sudah tidak ada lagi, harusnya Ia menghilang dari permukaan bumi ini agar terhindar dari pengejaran—dan kini namanya kembali Jisoo dengar saat Jennie menyebutkan nama itu beberapa pekan lalu saat gadis itu mendengar pembicaraan James Clingston bersama anak buahnya.

Dalam kasus ini, banyak yang belum Jisoo beritahu kepada para rekannya—tidak juga kepada Han Jae Suk—terkecuali kepada tim yang memang sudah dibuat sebelum semuanya akan terbongkar seiring berjalannya waktu.

Girl's Behind The Door adalah kode akses yang terakhir Jisoo dapatkan dari sang Ayah—mereka yang berada dibelakang layar itu akan ada masanya membantu Jisoo untuk menangani kasus ini.
Dan kemarin, Jisoo telah memanggil mereka.

Kim Hwa Shin..

Nama seseorang itu selalu Jisoo ingat setiap malam bahkan setelah Ia menemukan seorang lain yang begitu Ia rindukan, sangat amat Jisoo rindukan, berada dalam jarak yang sangat dekat dengannya namun Jisoo tidak ingin membuat Ia mengingat masa lalu mereka yang menyedihkan.

“Appa..” gumamnya pelan, memandangi layar monitor itu, membuka mode awan akunnya sendiri.
Sebuah foto masa kecil dimana terdapat seorang Pria sedang menggandeng dua putri kesayangannya dan disamping Pria itu ada seorang wanita—itu adalah Ibunya.

Jisoo takut jikalau mereka menemukan posisi Pria itu—Kim Hwa Shin, Ayahnya.
Kedua matanya beralih menatap seorang gadis kecil yang lebih muda darinya tengah tersenyum manis menatap kamera dan begitu terlihat sangat bahagia.
Jisoo meringis saat Ia mengingat bagaimana adiknya yang manja meminta mereka semua berkumpul dan mengambil foto keluarga.

Sebuah foto yang diabadikan saat mereka mengunjungi taman bermain, Jisoo ingat sang Ayah yang berusaha meminta pertolongan salah satu pengunjung taman bermain untuk dapat mengambilkan foto mereka sekeluarga.

Adiknya yang sudah lama Jisoo cari, cukup sulit untuk menemukan keberadaannya hingga Jisoo kini dapat bertemu kembali dengan mudah.

Suatu kebetulan yang indah, pada dasarnya keluarga mereka memang berbeda.
Dan Jisoo tidak pernah mengira jika Ia kembali dapat bertemu dengan adiknya itu, walau Jisoo yakin adiknya tidak mengingat tentang masa lalu mereka—Jisoo terus memantaunya, mencoba untuk bersikap biasa saja namun kali ini Jisoo tidak mampu menahannya lebih lama.

“Appa, Aku sudah bertemu dengan Hye Jin. Kami hidup dengan baik, dia tumbuh dengan baik dan masih sama seperti dulu. Manja dan angkuh, apa Appa tidak merindukan kami?” tanyanya sembari menatap nanar pantulan foto di layar monitor itu.

Mungkin Jisoo adalah salah satu gadis yang beruntung, walau Ia dibuang begitu saja untuk menutupi jejak mereka—membawa sebuah identitas baru dan berganti nama.
Jisoo masih dapat mengingat semuanya.
Bahkan nasehat terakhir sang Ayah masih dapat Jisoo ingat tentang sebuah informasi yang Ayahnya tinggalkan bersama Hye Jin, juga sebuah pesan agar Jisoo mencoba melupakan identitas aslinya.

Dari situlah awalnya, Jisoo terperangkap di dalam sebuah perkampungan kumuh, berkumpul dengan orang-orang jahat dan mencoba melupakan namanya sendiri.
Kim Hwa Shin meninggalkan sebuah kertas, tertulis sebuah nama yang hingga sekarang Ia pergunakan sebagai identitas asli—Kim Jisoo.

“Hye Hyun—Aku anakmu. Kim Hye Hyun.” ucapnya lagi, seakan-akan Kim Hwa Shin bisa mendengar perkataannya barusan.
Seolah Ia takut jika Pria tua itu lupa akan keberadaan anaknya sendiri, Jisoo terlahir sebagai anak yang kuat—walau nyatanya Ia mudah menangis  dan ketakutan.

Mimpi buruk yang berawal dari lingkungan buruk, membuat Jisoo berusaha mati-matian untuk lari dari lingkungan itu dan kini Ia berhasil menjadi seorang gadis yang berbeda.
Menuruni kepintaran sang Ibu dalam mengoperasikan teknologi, Jisoo tahu semua itu memang sudah dipersiapkan oleh kedua orang tuanya.

“Aku harap hidupku berguna untukmu Appa, Aku akan pastikan kau aman dan akan menyelesaikan ini semua.
Aku hanya ingin kau bersabar sebentar—tetaplah bersembunyi.” Jisoo menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruang itu.

Pikirannya mulai melayang entah kemana, sejujurnya Jisoo bahagia Ia menyadari gadis itu lebih cepat dan mudah.
Tanda lahir yang masih Ia ingat berada di tempat yang sama—tanpa sepengetahuan gadis itupun Jisoo mencoba mencari berkas riwayat hidupnya di masa kecil dan Jisoo tidak menemukannya.
Namun saat Jisoo melihat sesuatu yang dikenakan gadis itu saat mereka berkumpul di markas beberapa bulan lalu.

Jisoo mengenal benda itu dengan baik—sebuah kalung liontin yang diberikan Ayahnya kepada sang Adik.
Jisoo mendadak ragu untuk membuka kenangan lama, Jisoo takut jika gadis itu malah menjadi trauma.
Ia masih sangat kecil dulu, Jisoo membayangkan bagaimana sakitnya hidup sang adik saat itu.
Tumbuh seorang diri tanpa adanya kasih sayang orang tua, seperti Jisoo yang harus terbiasa dengan lingkungan baru yang dapat membuatnya hancur dan hampir salah langkah.

Tapi Jisoo tahu, semua yang terjadi kepada mereka berdua adalah rencana yang sudah diatur sedemikian rupa oleh sang Ayah—agar mereka selamat, agar mereka bisa hidup lebih baik tanpa harus dihantui oleh rasa bersalah dan juga, agar mereka berdua bisa membalas apa yang sudah terjadi dan membuka semua kepalsuan yang telah dilakukan para petinggi Negara mereka.

Jisoo ingin memeluk adiknya seerat mungkin jika Ia bisa, menangis bersama dan meminta maaf karena Jisoo tidak bisa berada disampingnya selama ini.
Namun Jisoo takut, Ia tidak ingin identitas mereka terbuka.
Jisoo kembali menghembuskan napas panjang, memijat pelipisnya lelah saat mendengar suara gebrakan pintu cukup keras dari kamar sebelah.

Ia tersenyum, entah kenapa Ia begitu suka melihat adiknya marah-marah hanya karena si Cheetah.

Yah, adiknya itu..

Kim Hye Jin adalah,“ Kim Jennie, kau memang tidak pernah berubah.” gumam Jisoo sembari tertawa kecil dalam hati.







Girl's Behind The Door

Aku bakal double update di cerita ini—mungkin malam chapter berikutnya Aku update.
Hampir semuanya udah kebuka ya, hehe.
Ada yang 'miss' tentang dua keluarga yang aku tulis di prolog awal.
Kalian melupakan sosok Kim Hwa Shin dan dua anaknya itu.

Selamat malam minggu, Aku bakal update di beberapa cerita acak malam ini karena Aku lagi Free haha.

Bye..byee

Girl's Behind The Door (GxG)COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang