Parenting Make The Characters of Soul

351 97 107
                                    

Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Karakter seringkali disebut menjadi sifat bawaan dari lingkungan keluarga. Karakter setiap orang berbeda dan hal itu sangat tampak serta menjadi ciri khas sendiri bagi seseorang. Karakter dapat menjadi kelebihan atau bahkan kekurangan seseorang.

Karakter yang baik dapat dibentuk. Karakter bukan takdir seperti yang beberapa orang pikirkan. Karakter yang baik memang datang dari gaya asuh kedua orang tua yang baik pula. Namun, ketika kedua orang tua tidak memiliki daya asuh yang baik, kemungkinan besar akan terbentuk karakter yang buruk. Namun, orang tua pun tidak bisa disalahkan dalam hal ini karena manusia tidak luput akan kesalahan tentu saja.

Sebelumnya saya mau meminta maaf terlebih dahulu karena suatu hal. Saya sangat ingin menulis tentang topik parenting ini tetapi secara umum. Jadi, tidak hanya satu contoh. Selain itu, riset parenting ini terbatas pada realita sekitar saya. Kenapa begitu? Karena saya ingin belajar mengenal secara langsung realita yang ada. Tokoh-tokoh di sekitar saya sendiri menurut saya menarik.

Parenting, kemampuan asuh orang tua menjadi faktor penentu yang paling utama. Sejak kecil seseorang hidup di bawah naungan kasih sayang, perlindungan, dan pengayoman dari kedua orang tua.

Karakter yang baik bisa datang dari penalaran dan hati nurani seseorang. Ketika seseorang secara tidak langsung memahami kehidupan dan mengetahui harus apa dan bagaimana, maka seseorang itu telah sampai di tingkat puncak atau tingkat kesadaran karakter. Sedangkan membangkitkan karakter melalui hati nurani adalah ketika seseorang telah memiliki prinsip-prinsip untuk pedoman hidup. Karakter seseorang dapat dibentuk melalui latihan menjadi pribadi yang baik.

Beberapa kali saya melakukan penelitian dengan mengambil variabel teman-teman sekelas saya sendiri. Hanya beberapa sempel untuk membandingkan dan menyimpulkan hasilnya sendiri. Hingga saya peroleh bahwa sifat-sifat dasar anak memang berasal dari orang tua. Ya, hal ini akan dikatakan sebagai ikatan genetik. Oleh karena itu, saya terus mencari sifat-sifat dasar orang tua teman-teman sekelas saya dengan cara menanyakan usia dan zodiak. Itu tahap pertama dan secara tidak langsung saya segera mengetahui bahwa usia orang tua saat mengasuh anak juga menjadi faktor penting. Sedangkan zodiak memanglah sedikit ambigu dan hanya beberapa yang sesuai kriterianya.

Seorang anak yang dititipkan kepada kakek dan neneknya tentu memiliki pola asuh berbeda. Saya menemukan dua, salah satunya tidak terurus dengan benar sedangkan yang lainnya dapat melakukan segala hal secara mandiri dan terlatih. Di sini saya rasa faktor pendidikan pengasuhnya juga menjadi hal penting.

Kemudian, saya membandingkan lagi dua  pola asuh yang berbeda. Seorang anak dengan kedua orang tua masih muda dengan usia 35an dan seorang anak dengan orang tua berusia 60an. Pola asuh keduanya sangat jauh berbeda. Anak yang pertama mendapatkan pemenuhan segalanya terutama dalam mengatasi kesulitannya saat belajar sesuatu. Sedangkan anak kedua, mendapatkan banyak kesulitan apalagi ketika kedua orang tuanya tersebut sudah terlalu tua dan kadang tidak memahami apa yang sedang dialami oleh anaknya.

Selanjutnya adalah keadaan seorang anak di mana salah satu orang tuanya sudah meninggal dan tidak ada penggantinya. Dari pengamatan yang didapat, seorang anak laki-laki yang tidak memiliki ayah karena meninggal akan mendapat kesadaran karakter yang lebih awal. Anak laki-laki tersebut akan mandiri dan menjadi dewasa dalam waktu singkat. Mampu berpikir dua langkah lebih awal daripada anak laki-laki lainnya. Biasanya seorang ibu dalam kondisi ini akan sangat memperhatikan anaknya.

Seorang anak laki-laki yang tidak memiliki ibu akan cenderung terlihat lebih kacau. Apalagi jika ikatan dengan ayahnya yang kurang baik. Anak laki-laki dalam keadaan ini akan memperoleh kesadaran karakternya lebih lambat. Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi juga tetapi kondisi ini lebih parah daripada kondisi anak laki-laki di atas.

Untuk anak perempuan yang tidak memiliki ayah akan lebih dewasa dalam memahami segala hal. Hampir sama dengan kondisi anak laki-laki pertama tadi. Namun, jika faktornya berbeda, misalkan saja ayahnya tidak ada karena cerai atau apa, mungkin kondisi anak perempuan ini akan trauma atau fobia terhadap laki-laki. 

Namun, yang satu ini berbeda dan menarik. Maksud saya, jauh dari hipotesis saya sebelumnya, jika seorang anak perempuan tanpa seorang ibu akan kacau juga. Seorang teman perempuan saya yang ibunya tidak ada karena meninggal, memiliki progres yang bagus. Anak perempuan ini mandiri dan mampu menjalani hidupnya dengan berani.

Dari pengamatan dan penelitian yang saya lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa keberadaan ayah ibu adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan anak. Ayah dan ibu yang baik adalam mendidik anak akan membangkitkan motivasi besar, mental, dan karakter hebat seorang anak.

~FatmaCahaya

PS. Ayo, berlatih untuk memperbaiki karakter :)

By the way, saya seperti orang tua saja ya :)  padahal usia saya masih terlampau kecil.  

Topik parenting secara umum

Sumber:

Kamus Bahasa Indonesia daring

Penelitian teman sekelas. Melalui metode pengamatan (observasi)

Ceramah guru bahasa Indonesia

Kalian bertanya aku melakukan studi pustaka atau tidak? Jawabannya "Ya" aku melakukannya. Namun, kebanyakan teori tidak sesuai dengan kerangka perumusan artikelku. Bukankah artikel ini untuk fiksi kelak?

Ada banyak kejutan nantinya. Jadi, jika kurang berkenan di hati pembaca sekalian, mohon dimaafkan ya.

Basic ResearchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang