Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut petir. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah raksasa, saat lempeng pertama berupa (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada hujan, karena pada keadaan tersebut mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Jadi, petir terjadi karena bertumbukannya partikel bermuatan negatif dan positif di udara.
Petir atau guruh diabadikan menjadi salah satu nama surah dalam Alquran, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya ada tiga istilah dalam Alquran yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-showa'iq, dan al-barq.
Para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sedangkan, ash-shawa'iq dan al-barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.
Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh Al-Adab Al Mufrod, menjelaskan menurut para ilmuwan, energi yang dilepas oleh sekali kilatan petir lebih besar dari pada energi yang dihasilkan seluruh pembangkit listrik di Amerika.
Satu kilatan petir dapat menyalakan 100 watt bola lampu selama lebih dari tiga bulan. Di samping itu, petir juga menghasilkan molekul nitrogen yang dibutuhkan bagi tumbuh-tumbuhan di bumi untuk menunjang kehidupannya.
Petir bergerak pada kecepatan 150 ribu km/detik, hampir setengah kecepatan cahaya dan 100 ribu kali lebih cepat dari kecepatan suara. Sedangkan, suara yang dilepaskan oleh satu kilatan lebih besar dari pada cahaya 10 juta bola lampu berdaya 100 watt.
Penjelasan para ilmuwan tentang kronologi petir ini sebenarnya sudah dijabarkan dalam Alquran. Firman Allah SWT, "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS an-Nur [24]: 43).
Wah, keren kan. Nah, sekarang untuk soal kecepatan kemunculan cahaya dan suara. Jelas berbeda ya. Cahaya merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Sedangkan kecepatan suara merambat di udara adalah 340 meter per detik. Jauh banget ya.
Beberapa orang menganggap kalau kilauan petir itu tampak keren dan luar biasa. Beberapa juga merasa ketakutan jika hujan berpetir. Ada juga yang selalu terkejut dan berdebar-debar saat mendengar guruh petir.
Nah, kalian yang mana nih?
Bayangkan kalau ada yang hobinya hunter petir. Saat hujan, lebih memilih menatap langit lekat-lekat menanti petir...
Hahaha...
Sumber :
sains.kompas.com
www.cnnindonesia.com
republika.co.id
bobo.grid.id
www.pikiran-rakyat.com
wikipedia.com
www.studiobelajar.com
jogja.tribunnews.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Basic Research
Non-FictionBuku ini berisi tentang dasar-dasar riset saya untuk menuliskan sebuah cerita fiksi kelak. Buku ini diciptakan untuk mengikuti kegiatan intensif RAWS Batch 2. Melalui kegiatan ini saya belajar menjadi penulis yang baik. Selamat membaca dan berpetua...