MDMA

265 77 63
                                    

Apa itu MDMA?

Ea, langsung muncul pertanyaan di atas kan?

MDMA memiliki nama 3,4-metilendioksi-metamfetamina, biasanya dikenal dengan nama ekstasi, E, X, atau ETC adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif. Ketika dimasukkan lewat mulut, efek obat ini akan terjadi pada 30-45 menit dan berakhir 3-6 jam. Obat ini juga terkadang dimasukkan melalui hidung atau diasapkan. Sejak 2017, MDMA tidak diterima untuk penggunaan medis.

 Sejak 2017, MDMA tidak diterima untuk penggunaan medis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MDMA pertama kali dibuat tahun 1912. Ia digunakan untuk meningkatkan psikoterapi yang dimulai pada 1970-an dan menjadi populer sebagai obat jalanan pada tahun 1980-an. MDMA umumnya terkait dengan pesta dansa dan musik dansa elektronik. Ia sering dijual dicampur dengan zat lain seperti efedrin, amfetamin, dan metamfetamina. Pada tahun 2014, antara 9 dan 29 juta orang antara usia 15 dan 64 tahun, menggunakan ekstasi (0.2% sampai 0.6% dari populasi dunia). Hal tersebut secara luas mirip dengan persentase orang yang menggunakan kokain, amfetamin, dan opioid tetapi lebih sedikit daripada ganja. Di Amerika Serikat, sekitar 0.9 juta orang menggunakan ekstasi pada tahun 2010.

Efek psikoaktif jangka pendek yang diinginkan dari MDMA meliputi euforia, rasa kesejahteraan dan kebahagiaan umum, peningkatan kepercayaan diri, peningkatan empati, relaksasi dan mengurangi kecemasan, peningkatan emosionalitas, rasa kedamaian batin, halusinasi ringan, peningkatan sensasi, persepsi, seksualitas, dan gelisah.

MDMA sebagai golongan halusinogen bekerja dalam tubuh masuk ke jaringan saraf di otak. MDMA tidak seperti pain killer (pengurang rasa sakit). Contohnya yaitu morfin. Morfin bekerja pada saraf untuk mencegah masuknya ion kalsium di kanal pada synapse, sehingga rangsang atau impuls tidak diteruskan. Oleh karena itu, pemakaian morfin bisa menghambat atau mengurangi rasa sakit. Dalam dosis tertentu morfin dapat digunakan untuk pembiusan. Misalnya, untuk membantu operasi sesar seseorang dan disuntikkan pada lumbalis.

MDMA juga tidak seperti stimulan. Contohnya yaitu kokain. Kokain bekerja pada saraf untuk memacu dan mempercepat masuknya ion kalsium pada kanal synapse dan mempercepat segala hal yang terjadi, seperti keluarnya neurotransmitter dari vesikula, masuknya ion natrium pada postsynapse, serta degradasi enzim dalam fase repolarisasi. Sehingga otot terpacu seolah energi bertambah.

MDMA menyerang saraf otak yang berhubungan langsung dengan hipotalamus dan amigdala. By the way, santai aja ya. Saya bisa menjelaskan semua ini dengan kalimat sendiri juga karena guru biologi saya. Hipotalamus adalah bagian otak yang tampak seperti kantung kecil berisi substansi kelabu dan terdiri atas pemanjangan saraf dari bagian atasnya yaitu talamus.

Kata hipotalamus berasal dari dua kata Yunani yang diterjemahkan menjadi "di bawah thalamus". Talamus itu sendiri adalah bagian otak yang berfungsi menyampaikan informasi sensorik dan bertindak sebagai pusat persepsi nyeri. Sedangkan talamus berfungsi sebagai pemancar informasi yang berhubungan dengan berbagai bagian otak.

Hipotalamus adalah pusat pengendali hormon paling utama. Simpelnya begitu, karena hipotalamus adalah pusat kendali endokrin (berkaitan dengan sistem hormon). Masih ingat tentang endokrin? Endokrin adalah sistem sekresi kelenjar yang tidak punya saluran keluar dan menghasilkan hormon yang nantinya diedarkan dalam darah. Misalkan, saja untuk hormon pertumbuhan, jika hipotalamus mengatakan telah cukup, maka berhenti sudah pertumbuhan kita.

Selain berkaitan dengan hipotalamus, MDMA juga mempengaruhi amigdala seseorang. Tiap orang normal memiliki dua amigdala, dengan satu amigdala di setiap sisi otak. Mereka dianggap sebagai bagian dari sistem limbik dalam otak, yang bertanggung jawab untuk emosi, naluri bertahan hidup dan memori. Namun, hal ini telah diperdebatkan berat oleh para peneliti, dengan bukti bahwa amigdala berfungsi secara independen dari sistem limbik.

Nah, bagian pokoknya adalah MDMA yang masuk ke dalam tubuh merangsang atau memaksa tubuh kita (memerintahkan hipotalamus) untuk menghasilkan hormon dopamin. Ada yang tahu apa itu dopamin? Dopamin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang bahagia ketika hormon tersebut meningkat dalam tubuh.

Biasanya dopamin kebanyakan muncul ketika jatuh cinta. Ya, itulah kenapa ketika seseorang menyebutnya chemistry, karena memang ada senyawa kimia yang bekerja saat itu. Namun, bukannya baik ya si MDMA itu. MDMA memang merangsang pembentukan dopamin yang cepat. Membuat seseorang mengalami halusiansi dan rasa bahagia yang berlebihan. Namun, saat efek MDMA habis, dopamin akan menurun dalam tubuh. Kondisi seseorang akan kembali ke keadaan semula. Yang sebelumnya depresi atau apa akan kembali ke kondisi itu. Hal ini sangatlah buruk tentu saja. Seseorang tersebut akan mengalami ketergantungan berat terhadap MDMA. Jika dosis yang dipakai semakin tinggi, kemungkinan besar MDMA akan membuat seseorang dapat mengalami kematian.

So, jauhi narkoba untuk hidup yang lebih baik!

~FatmaCahaya

PS. Narkoba itu berbahaya!
Catatan lebih luas tentang MDMA ini pernah aku tulis untuk penilaian biologi.

Topik narkoba/zat berbahaya/racun

Sumber:

Ceramah guru biologi

Materi Pelajaran Biologi Kelas XI

Wikipedia.com

Basic ResearchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang