Melukis: Nirmana Dwimatra

383 9 4
                                    

Melukis adalah hobi yang digemari oleh segelintir orang. Ya, Hanya segelintir orang karena hobi ini memerlukan keterampilan khusus, hinggat bakat yang memadai.

Namun, sebagai bagian dari seni, seseorang hanya memerlukan kepercayaan diri dan niat, serta kekuatan mental untuk bisa menggambar atau melukis.

Ketiganya berat. Terlalu berat untuk siapapun. Sama seperti menulis, sama seperti berbicara, dan sama seperti tingkah laku. Melukis pun juga merefleksikan kepribadian serta rasa karsa jiwa manusia.

Sama seperti sastra, melukis memiliki banyak aliran. Mungkin, siapapun yang membaca artikel ini dan pernah mengenyam pendidikan SMP dan SMA mengetahui ya. Nah, dari aliran-aliran itulah terbentuk banyak keragaman dan variasi karya seni lukis.

Apakah di daerahmu sering ada pameran seni lukis?

Pelukis lokal juga memiliki potensi dan eksistensi yang tinggi. Jadi, siapapun bisa melukis.

Walaupun begitu jangan menganggap mudah. Melukis itu memerlukan keikhlasan, baik ikhlas waktu, tenaga, dan pikiran. Sama seperti menulis. Maka, melukislah dengan hati. Melukislah dengan tulus.

Kali ini saya menyajikan pengertian-pengertian sebuah materi sekolah saya sebenarnya... Hehehe

Nirmana dwimatra. Karya seni dua dimensi yang menganut teknik melukis tetapi menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Berikut ini pengertian nirmana dwimatra yang sudah saya gabungkan dari beberapa sumber, mengandung kesimpulan saya juga.

Nirmana dwimatra adalah asas atau prinsip kebenaran yang dapat digunakan untuk menyusun unsur rupa menjadi komposisi desain atau karya dua dimensi yang baik. Intinya nirmana adalah penerapan terhadap penggunaan prinsip-prinsip desain pada unsurnya yang dapat dimodifikasi juga.

Pengertian nirmana dalam Bahasa Indonesia yaitu pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual, seperti titik, garis, bidang, warna, ruang, dan tekstur menjadi suatu kesatuan yang harmonis. Sedangkan dwimatra artinya dua dimensi. Nirmana dwimatra dapat disimpulkan sebagai penyusunan elemen-elemen atau unsur-unsur visual secara dua dimensi dalam hal ini dwimatra dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu.

Berikut ini adalah unsur-unsur nirmana dwimatra menurut Wucius Wong (1972: 7).

a. Unsur Konseptual

Unsur konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak benar-benar ada, namun tetap hadir secara maya untuk membentuk unsur visual atau unsur yang tampak. Unsur-unsur konseptual nirmana dwimatra tersebut adalah sebagai berikut:

1. Titik. Titik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area atau ruang. Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat ditemui ketika dua garis saling bersilangan.

2. Garis. Ketika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki panjang namun tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada hakikatnya garis dibentuk oleh titik dan dapat membentuk bidang.

3. Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh suatu garis. Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang (tidak memiliki dimensi Z, hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan arah.

4. Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume memiliki tiga dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra, volume hanya bersifat ilusi dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya.

b. Unsur Visual

Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang nyata. Ketika kita menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan garis yang sebetulnya masih konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam ranah konsep lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan untuk membuatnya. Berikut adalah bagian-bagian dari unsur visual:

Basic ResearchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang