23. Pemilihan ketua osis

380 49 4
                                    

Tidak terasa sudah seminggu berlalu dengan damai. Hari Jumat kembali berjumpa dengan mereka, tepatnya hari di mana pemilihan ketua osis dilaksanakan.

Pagi itu, kelas mereka kembali ramai, apalagi ditambah keributan dari Jojo dan Reren yang memperebutkan handphone Mosa.

"Pokoknya, gue duluan yang pakai, Mosa yang ngasih gue duluan tadi," tegas Reren memeluk benda pipih berwarna hitam milik Mosa.

"Enak aja lo, gue temen deketnya, jadi gue yang berhak pakai pertama," tolak Jojo berusaha mengambil kembali handphone Mosa dari tangan gadis mungil itu.

Siska yang baru datang sontak bertanya kepada Kiyo apa yang terjadi. "Tadi si Reren mau minjem handphone Mosa buat bikin story, tapi tiba-tiba Jojo dateng ngerusuh," jelas Kiyo.

Siska yang paham langsung ikut dalam keributan. Ia tidak ingin tinggal diam kalau sudah menyangkut masalah handphone Mosa.

"Eh, kalian berdua diem, ya. Gue ceweknya, jadi gue yang berhak pakai duluan," ujar Siska mengambil alih handphone hitam dari tangan Reren.

"Sejak kapan, anjir!? Jangan ngada-ngada, deh," seru Mosa tidak terima.

Siska menyengir saja mendengar itu, ia kini kembali fokus kepada handphone Mosa yang jatuh di tangannya sekarang.

"SISKA, CURANG, IH," protes Jojo mendekat ke arahnya, ingin mengambil kembali harta perebutannya. Namun gerakan Siska lebih cepat, sebelum Jojo dapat mencapainya dia sudah bergerak bersembunyi di belakang punggung Kiyo yang lebar.

Dengan sekali gerakan ia membuka kamera instagram dan menjepret satu kali wajahnya yang cantik. "Hahahaha, gue udah upload duluan," seru Siska  menunjukan story instagram Mosa yang baru saja ia upload.

Jojo mendecak sebal, gagal narsis di akun ketua kelasnya itu. Reren juga ikut mendecak, merasa tidak terima. Padahal tadinya hanya mereka berdua yang berebutan, tapi entah dari mana Siska menghancurkan semua keributan itu.

Dengan wajah masam Reren memutuskan kembali ke tempat duduknya, ia tidak ingin meributkan apa-apa lagi.

Beberapa saat setelah kelas kembali tenang, mereka sudah diminta berkumpul di aula sekolah, persis seperti yang mereka lakukan minggu lalu.

Ara yang sedang bersiul-siul riang sontak termundur ke belakang saat melihat kerumunan manusia memenuhi pintu masuk aula. Gadis itu jadi merapat ke arah sang ketua kelas, merasa tidak nyaman.

"Rame banget, Mos," bisiknya. Dengan cepat Mosa memberi tanda  kepada teman-temannya untuk berhenti.

Revan yang berada tepat di belakang Mosa sontak mendongkak, ingin melihat apa yang terjadi di depan mereka.

"Kenapa, Mos?" tanya Sarah ikut penasaran.

"Ada blokade, Sar," jawab Reren asal yang mendapat cibiran dari Jojo.

Mosa diam saja, tidak menjawab.  Tak lama ia memberi tanda lagi kepada teman-temannya untuk kembali melangkah.

Saat memasuki aula sekolah, murid-murid 11 IPA 2 sontak berdecak kagum melihat dekorasi yang dipasang dalam aula.

Banner-banner yang menampakan wajah ketujuh calon inti osis dipajang di berbagai sudut aula. Terlihat beberapa banner sudah dikerubuni siswa-siswi yang tengah berfoto ria.

Jojo yang melihat itu langsung mengeluarkan ponselnya, dan menarik Reren untuk berfoto bersama banner milik Pandu.

"Jo, jangan pisah dari kelas," tegur Mosa hendak menarik Jojo kembali, namun pemuda keturunan Chinese itu lebih gesit darinya.

11 IPA 2: Weird ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang