Hari itu seperti hari normal lainnya. Suasana kelas yang tenang sebelum para perusuh datang. Di meja depan ada Sarah yang sedang sibuk membaca novel, dan di sebelahnya ada Surya yang sedang bermain game di ponselnya. Trio Mosa, Ara dan Jojo belum datang, sepertinya ada masalah sebelum mereka sampai di sekolah.
Di tengah ketenangan kelas, tiba-tiba saja Siska masuk ke dalam kelas dengan panik. "Guys, guys, gawat. Katanya Elia dilabrak sama anak-anak IPS, terus katanya, mereka lagi jambak-jambakan." Perkataan Siska sontak membuat seisi kelas heboh. Bahkan Sarah yang tadinya tenang-tenang saja ikut berdiri panik.
"Hah, kok bisa? Sama anak kelas berapa?" tanya Queen langsung melompat ke depan Siska. "Sama anak kelas 12," jawab Siska langsung.
"Lo ngelihat? Apa gimana? Gimana keadaannya?" Hela ikut bertanya, bahkan sambil memegang kedua bahu Siska kuat.
"Ada temen gue yang ngelihat, tapi gue nggak tau keadaannya kayak gimana. Gue langsung ke kelas karena denger kabarnya," jawab Siska masih panik.
"Kalau gitu, Ren, tolong teleponin Elia, ya. Gue mau cari Elia dulu," kata Queen memerintahkan Reren untuk menelpon Elia.
"Eh, gue ikut dong, gue juga kurang tau di mana posisinya," pinta Siska yang mengikuti Queen berjalan keluar.
Setelah kepergian Siska dan Queen, Reren langsung buru-buru menekan nomor Elia untuk meneleponnya. Ia bahkan meminta bantuan Hela.
"Masih nggak diangkat, Ren?" tanya Ika ikut mendekat.
"Iya, belum diangkat sama sekali. Padahal nyambung, lho."
"Hm, guys. Kayaknya kalian nggak perlu telepon-telepon Elia lagi, deh," kata Sarah sambil menunjuk pintu kelas mereka. Reren, Hela, dan Ika spontan menoleh, melihat Elia yang keadaannya baik-baik saja. Tidak hanya itu, bahkan ada Geraldo yang sedang nyengir lebar di sampingnya.
"Eli! Lo dari mana aja, sih?" Reren mendekat, dengan panik ia meraba-raba seluruh wajah Elia.
"Apaan, sih? Gue nggak dari mana-mana!?" jawab Elia bingung.
"Hel, mendingan lo telepon Siska sama Queen, deh, suruh balik," perintah Sarah kepada Hela yang sepertinya masih shock.
Tak sampai berapa lama, Queen dan Siska kembali lagi ke kelas. Queen diam beberapa lama di tempatnya, ia sepertinya sedang mencerna apa yang sedang terjadi.
"Kok dia baik-baik aja, sih? Katanya, kan, tadi dilabrak sampai jambak-jambakan?" kata Siska bingung.
"Siapa yang berantem, anjir? Perasaan gue nggak ngapa-ngapain?" bantah Elia kesal.
"Lo dapet informasi dari mana, sih, Sis?"
"Dari akun gosip sekolah. Kan, gue masuk dari kelas 10."
Queen menepuk jidatnya sendiri, pantas saja informasi yang diberikan tidak valid.
"Eh, tapi nggak salah juga, sih. Tadi gue emang dilabrak, tapi nggak sampai jambak-jambakan, kok," ungkap Elia.
"Lah? Lo kenapa dilabrak?"
"Tau, tuh! Fans-nya Geraldo nggak jelas," gerutu Elia menunjuk Geraldo yang baru saja duduk di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 2: Weird Class
Teen Fiction[Garuda Senior High School series] PARA ORANG ORANG ANEH TAPI UNIK BERKUMPUL DISINI. Kelas yang isinya anak pintar? Sudah biasa. Yang isinya anak ganteng/cantik? Sudah biasa. Yang isinya anak kreatif? Hmmm biasa aja. Yang isinya anak-anak aneh yang...