[Garuda Senior High School series]
PARA ORANG ORANG ANEH TAPI UNIK BERKUMPUL DISINI.
Kelas yang isinya anak pintar? Sudah biasa.
Yang isinya anak ganteng/cantik? Sudah biasa.
Yang isinya anak kreatif? Hmmm biasa aja.
Yang isinya anak-anak aneh yang...
Pagi ini, entah kenapa Geraldo datang lebih cepat. Tetapi dia datang ke sekolah bukan karena rajin, tapi karena pengen tidur di kelas.
Hanya karena Mamanya yang mengganggu tidurnya, Geraldo langsung mandi dan berangkat ke sekolah. Kan lumayan tidur di kelas, ada AC.
Geraldo meletakan tasnya di atas meja dan membaringkan kepalanya nyaman. Tak lama pemuda itu sudah tertidur pulas di kelas itu.
Tak selang beberapa lama, Elia juga datang. Gadis itu hari ini datang pagi karena kakak sepupunya baru saja datang, dan sedari pagi keluarganya sudah sibuk.
Gadis itu menguap lebar, melirik sekilas adik kakak di sampingnya yang berjalan berjarak-jarak. Gadis itu terpaksa menumpang pada keduanya karena rumah mereka yang terdekat dari rumah Elia.
Sedetik kemudian keduanya jadi cekcok lagi. Si adik yang bernama Dea terus-terusan mengomeli kakaknya, Alaska.
Kejadian itu berawal dari Alaska yang ogah-ogahan membawa bawaan Dea yang banyak, berujung Alaska dipukuli oleh tangan ganas milik Dea.
Elia yang melihat itu tidak lagi bingung, karena keduanya sudah biasa bertengkar, bahkan sampai pukul-pukulan.
Karena tak tahan, Elia akhirnya berbalik dan meraih tote bag Dea yang dibawa Alaska. "Gue aja yang bawain, lo kelamaan," kata gadis itu kesal.
Dea akhirnya mengikuti Elia sambil menjulurkan lidah kepada Alaska. Pemuda itu akhirnya kesal dan berlari mengejar keduanya.
Alaska memukul tengkuk Dea kencang dan kabur begitu saja. Sedangkan Dea hanya bisa meringis menahan sakit.
"Alaska nggak ada otak banget, adek sendiri dipukul," gumam Elia kesal sendiri.
-
Geraldo tiba-tiba terbangun saat pintu kelas dibuka secara kasar. Ia mengangkat kepalanya dengan mata yang masih mengantuk.
Elia yang baru masuk langsung kaget melihat Geraldo yang sudah datang dari pagi.
Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, Geraldo menyapa Elia ramah. Pemuda itu tersenyum sekilas, lalu kembali meletakan kepalanya hendak tertidur lagi.
Elia hanya meliriknya sekilas sebelum menuju tempat duduknya.
**
Keadaan kelas sudah mulai ramai, bahkan sudah ada yang bermain lempar tangkap di antara meja-meja kelas.
Geraldo sendiri sudah tertawa-tawa melihat Revan yang sedari tadi di-bully karena tidak dapat menangkap bola.
Mata pemuda itu tidak sengaja menangkap Elia yang terlihat menyendiri, enggan bergabung dengan yang lain.
Pemuda itu menipiskan bibirnya, memutuskan untuk tidak berpikir lebih jauh lagi tentang Elia. Walau bagaimana juga, gadis itu yang telah menarik perhatiannya sejak kemarin.
Geraldo kembali menaruh perhatiannya kepada Revan yang sudah mulai kelelahan. Pemuda itu berjongkok di antara meja-meja sambil misuh-misuh sendiri. Namun, ia tidak sadar kalau ada Kiyo di belakangnya yang sedang berusaha menangkap bola. Pemuda tinggi itu kehilangan keseimbangan, lalu jatuh menimpa tubuh Revan.
"Aduh, badan gue," rengek Revan yang terjepit antara meja dan tubuh Kiyo. Sementara Kiyo merasa pinggangnya sakit karena jatuh menimpa kepala Revan langsung.
Beberapa orang di kelas itu tidak langsung menolong keduanya, tetapi ada yang sibuk menahan tawa, dan ada juga yang sibuk mengabadikan momen untuk dimasukan ke dalam story instagram masing-masing.
Setelah Mosa dan Pandu datang, barulah mereka menolong kedua pemuda itu.
"Baru aja ditinggal ke ruang osis, kok udah ada yang cedera aja," kata Pandu prihatin.
Pandu melirik jam dinding di ruang kelas, lalu menyuruh teman-temannya untuk segera duduk di tempat masing-masing.
"Ayo balik, bentar lagi gurunya datang."
Benar saja, setelah mereka duduk diam di tempat masing-masing, pintu kelas mereka diketuk dari luar. Dari belakang pintu muncul seorang guru muda yang berekspresi tenang.
Guru wanita itu sukses membuat seisi kelas diam mematung seketika, bahkan mereka tidak berani menatapnya yang berjalan menuju depan kelas.
Guru berusia 30 tahunan itu bernama Bu Dewi. Salah satu guru yang paling disegani di sekolah. Bukan karena dia galak atau punya image buruk di sekolah, melainkan karena dia berhasil mengubah anak-anak yang dulunya bandel menjadi anak yang benar-benar baik dan berprestasi sekarang.
Bu Dewi sebenarnya adalah guru BK, tapi tahun ini dia memutuskan untuk memegang salah satu kelas yang menurutnya 'istimewa.'
Bu Dewi berdiri di depan kelas sambil menatap satu persatu murid-muridnya. Kebanyakan dari mereka tidak berani menatapnya, sehingga Bu Dewi akhirnya hanya menghela nafas kecewa. Padahal dia bukan guru killer, tetapi kenapa para muridnya terlihat ketakutan?
Bu Dewi melihat ke arah satu titik, di mana itu adalah tempat duduk Elia. Gadis itu membalas tatapan Bu Dewi dengan penuh arti, seakan mereka sudah saling mengenal.
Wanita itu berdeham kecil, lalu memperkenalkan dirinya, "selamat pagi anak anak, saya Bu Dewi. Saya akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun ke depan," ujar wanita muda itu tenang.
••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.