PUTUSAN CAYRA-PART 12

30 4 0
                                    

Waktu terus berjalan, seminggu sudah sejak lamaran itu datang pada Cayra
Menurut sang mama Kedua keluarga itu akan datang malam ini
Meminta jawaban darinya yang sedari tadi mondar mandir bak setrika naik turun dari kamar kedapur begitupun sebaliknya
Hatinya gusar, Jawaban apa yang harus ia siapkan tanpa harus menyakiti satu pihak atau mungkin bisa saja dua pihak sekaligus
"
"Ra kepala mama pusing liat kamu dari tadi" Wanita paruh baya itu mulai jengah

Ia tau rasanya di khitbah oleh seorang lelaki, ia pernah merasakan dulu saat almarhum suaminya datang kerumah orang tuanya untuk meminta dirinya

Tapi sikap sangat putri saat ini membuatnya kesal, sedari pagi hingga menuju petang gadis yang ia syukuri adalah putrinya itu tak kunjung berhenti mondar mandir

"Duduk" Tarik sang mama paksa mendudukkan Cayra di kursi makan

Cayra menatap sang ibu sendu, dari bola matanya terpancar kebingungan, kecemasan hingga ketakutan.

Ayza mengerti, direngkuh nya tubuh Cayra mengelus pelan kepala sang putri

"Nak tenangkan hati mu, ikuti kata hati mu sayang. Itu lah jawaban dari Allah nak" Jelas Ayza menenangkan

Cayra menangis dipelukan Ayza, sedari tadi ia membutuhkan ini dan sedikit air mata

"Ma Cayra bingung, bagaimana jika keputusan Cayra salah dan bagaimana jika justru menyakiti banyak orang. Bagai-

" Tidak sayang, Libatkan Allah dalam setiap keputusan mu"potong Ayza

"Mungkin tak mudah, mama mengerti. Jika Cayra belum siap katakan pada mama. Biar mama yang bicara. Kalo boleh mama tahu apa jawaban mu? Tanya Ayza hati-hati

Gadis itu menggeleng pelan dipundak Ayza

" Apa Cayra ingin mama yang berbicara nanti? "Tanya nya lagi
Gadis itu diam, helaan nafas keluar dari bibir mungilnya

Malam harinya tepat setelah ibu dan anak itu menyelesaikan solat isya, dua keluarga yang sedang menunggu jawaban dari niat baiknya itu datang seolah sedang janjian mereka datang diwaktu yang hampir bertepatan

Baik El maupun Ashraf keduanya diam dengan perasaan yang sama gelisah dan gugup jadi satu
Apa yang akan keluar dari mulut sang pujaan?

"Ehem" Deheman dari Cayra mengagetkan semua

Gadis itu memilin gamis yang ia kenakan

"Sebelum nya saya mohon maaf, hmm mas El dan mas Ashraf? "

Panggilan dari Cayra sontak membuat keduanya menatap lurus wajah Cayra, walaupun hanya beberapa detik

"Silahkan nak Cayra lanjutkan" Ujar Althaf lembut

"Saya merasa ini semua terlalu cepat buat saya,   maaf jika keputusan saya justru menyakiti nantinya-
" Bismillah atas izin Allah, saya tidak menerima keduanya"jawab lantang

Gadis itu  kembali menundukkan kepalanya hingga setetes air mata turun membasahi gamis abu-abu miliknya

Hanya sepasang mata tajam yang melihat air mata itu. Kecewa sudah pasti. Tapi ia mengerti. Kegusaran gadis itu seolah-olah sampai pada hatinya
Tak mudah, mungkin rasa tak enak hati atau ada alasan lain. Tapi baginya itu bukan jawaban dari hati Cayra

El, lelaki itu ingin sekali merengkuh tubuh Cayra yang terlihat bergetar menahan tangis

"Alhamdulillah" Ucap El

Semua pasang mata sontak mengarah padanya menatapnya bingung

Yang ditatap justru acuh seolah tak melihat

Pukul 9 malam kedua keluarga itu pamit dari kediaman Cayra. Keduanya menerima dengan lapang dada. Keduanya mencoba memahami situasi Cayra. Ikhlas. Itu saja

Masih ada kesempatan lain. Pikir keduanya

"El" Panggil Annisa

Didalam perjalanan menuju kediaman Rustanto. Arzachel atau yang biasa disapa El itu menatap lembut sang mama

"Jangan menyerah ya nak. Lanjutkan perjuangan mu" Dukungan Annisa menarik lebar senyum El

Ia bersyukur ditempatkan di tengah keluar yang hangat.
"Ya papa juga minta jangan lepaskan dia. Mantu papa harus yang seperti Cayra. Kalo bisa ya Cayra nya yang jadi mantu papa" Ucap Althaf

Semangat El berkobar dibalik kemudi lelaki itu tersenyum lebar membayangkan bagaimana seharusnya ia harus mengambil langkah nanti

"Mas El, Al setuju pokoknya harus kak Cayra, sebelum janur kuning melengkung dirumah kak Cayra. Mas El punya kesempatan " Giliran Almeera yang memberinya semangat

"Siap laksanakan perintah" Tegas El

Sesampainya dirumah, El langsung menuju kamarnya
Tak ada rasa kecewa bahkan amarah saatditolak pujaan hati. Justru hatinya semakin mantap untuk menjadikan gadis itu pendamping hidupnya

"Entah dengan siapa nanti saya berjodoh, mas El atau mungkin mas Ashraf, atau mungkin tidak keduanya" Ucap Cayra memberi jeda

"Atas izin Allah, Dia lah sang membolak-balikan hati manusia. Saat ini biarlah hanya saya dan Allah yang tau apa jawaban sesungguhnya"

Saat itu semua pasang mata menatap Cayra kaget. Apa maksud gadis itu. Apa dia sedang mempermainkan semua nya.

"Saya tidak bermaksud mempermainkan siapa pun. Hanya saja saat ini saya hanya ingin memantaskan diri untuk bersamanya. Jika waktunya tiba atas izin Allah Insha Allah. Saya dan dia akan dipertemukan lagi di kondisi saya sudah siap dan pantas bersamanya" Tegas Cayra

Ucapan Cayra terngiang-ngiang diotak dan pikirannya, berusaha mencerna

"Memantaskan diri. Siap?" Gumam El sembari menatap langit-langit kamarnya yang gelap

"Hanya Allah dan dia yang tahu jawaban sebenarnya" Gumamnya lagi

"Jadi dia sudah memilih. Hanya saja dia gak mau menyakiti salah satu dari kami? "Ucap El

" Laillahaillah, sekarang gue ngerti kenapa Cayra mengatakan itu"
"Karna dia belum tahu lelaki mana yang pantas untuknya dan dia pantas untuk siapa. Karna itu dia sebenarnya meminta waktu" Jelas nya

Biarlah doa ketiganya bertarung dilangit. Hingga akhirnya doa siapa yang dipilih Allah hingga pada akhirnya menyatukan Cayra dengan lelaki pilihan yang sudah ditetapkan Allah

"Ra, tunggu aku sampai hanya doa ku lah yang pantas untuk mendapatkan mu" Gumam El lembut

Cayra baginya adalah tak mudah tersentuh itu sebabnya gadis itu begitu mahal, hanya lelaki yang beruntung yang bisa mendapatkan gadis itu
Perempuan mandiri dan pekerja keras. Diusia sekarang ia harus menjadi tulang punggung bagi keluarga nya
Tanpa sanak saudara hanya berdua dengan sang mama

Jika dipikir lagi oleh Arzachel. Pantaskah ia bersama gadis itu? Memberikan seluruh kebahagiaan untuknya? Tanpa menyakiti nya?

Ia saja hanya manusia biasa yang terkadang bisa berlaku khilaf dan dosa

Tidak ada yang tidak pantas bagi manusia untuk manusia. Hanya saja dimana manusia itu bisa memantaskan dirinya secara lahir dan batin secara akhlak dan sikap untuk pendamping hidupnya

Kini biarlah dia dijauhkan oleh jarak. Hingga saatnya tiba. Arzachel akan meminta Cayra lagi sebagai bidadari nya

KU SEBUT NAMAMU DALAM DO'A KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang