*Konten chapter ini mungkin cukup 18+, jadi peringatan buat adek adek ya~
------------------------
Ketukan pintu membuat Seungcheol kembali tersadar dari lamunannya. Ia memperhatikan ke arah pintu, dan mendapati seorang pria masuk ke dalam kamarnya dengan senyum cukup merekah. Senyuman yang justru menurutnya amat menjengkelkan, hingga tubuhnya membalik rebah dari arah ia masuk—malas bertatap muka.
"Aku dengar ada kejadian menarik sebelum aku pulang kantor?"
Decak kesal Seungcheol langsung membuat Mingyu tertawa lepas. Pria itu menduduki diri di samping ia tidur.
"Aku belum sempat berpamitan dengan Jeonghan. Bagaimana keadaannya, hm?"
Seungcheol terdiam sekian menit. Pemuda rupawan itu yang menjadi sekian jamnya dibuat sia-sia hanya untuk melamun. Sentilan manis berupa tawaran tak langsung dari pria pekerja ini, membuat Seungcheol tak ingin ragu untuk mengutarakannya saja.
"Ayah benar-benar keterlaluan untuk melakukan perjodohan itu"
Mingyu mendesah panjang. Air mukanya yang berucap 'Kan sudah kubilang apa' itu sudah cukup menggambarkan.
"Paman paling tanggap soal masalah ini. Aku saja pernah jadi korban ayahmu untuk segera melangsungkan pernikahan dengan Wonwoo. Dia berpikir paling kritis daripada orang tuaku sendiri. "
Seungcheol terbangun dari posisi malasnya, dan memelototi. "Kalau begitu, aku nikah lari saja dengan Jeonghan?"
Mingyu latah menepuk kepala Seungcheol sampai pemuda itu meringis.
"Kau kira semudah itu melakukannya? Jeonghan bahkan tahu kau punya omega lain di luar sana, akan berteriak 'mati saja kau' kepadamu berkali-kali."
"Jeonghan tidak mengerti. Aku akan menjelaskan semuanya sendiri," ucap Seungcheol dengan sangat percaya diri yang membuat Mingyu kembali mendesah panjang. Sepupunya ini memang cerdas, sampai-sampai suka bikin mengganjal di hati dengan isi kepalanya yang sangat unik. Lagipula ia sendiri mengamati betapa 2 remaja ini punya perbedaan karakter kontras yang justru keputusan yang diambil mereka satu sama lain berbuntut masalah dan salah paham.
Ia mengerti itu. Ia cukup berpengalaman. Dan ia tidak mau korban lainnya adalah si Alpha muda satu ini, yang sok tahu.
"Sebelum kau menjelaskannya, kau perlu melakukan sesuatu dulu soal perjodohan di luar kemauanmu ini."
Seungcheol menatap Mingyu kali ini serius.
"Jeonghan tidak butuh penjelasan omong kosong apabila kau pada akhirnya benar akan dijodohkan dengan gadis ini. Paman dan Bibi sepertinya menanggapi ini serius, dan kau justru menyepelekannya. Melewatkan 1 langkah saja, semua harapanmu akan sia-sia."
Seungcheol tenggelam dengan pernyataan itu dalam kepalanya, dan mulai terdiam menimang-nimang.
"Aku tahu kau pintar, tapi kau bukan ceroboh. Jadi jangan sampai kau salah melangkah saja. Aku hanya mengatakan ini, untuk memberimu sedikit pencerahan. Kau tahu kau anak yang susah sekali dikasih tahu. Tapi aku yakin kau seseorang yang punya pertimbangan sangat matang dari apa yang orang katakan."
Seungcheol pun tertegun, membuatnya enggan berkomentar seperti biasa. Bayangan seorang Jeongan yang menamparnya atau memukulnya, sering menyampir lalu ke dalam benaknya. Tapi ketika ia melihat Jeonghan menangis karena Seungcheol melakukan 'kesalahan' yang Mingyu maksud, hatinya yang begitu sakit.
Seungcheol tak mau apabila ia menjadi sosok ceroboh itu. Dan Mingyu benar.
"Tumben kau pintar," celetuk Seungcheol di sela-sela keheningan. Mingyu berkedut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN SETTING ; JC [√]
Fanfiction[SEVENTEEN's FF : Omegaverse Ver] ** Di dunia ini, omega - alpha - dan beta saja tidak cukup. Dunia ini lebih kompleks dari itu. Lebih banyak derita dan cerita dengan settingan gila dan tidak dapat diekspektasi. Contohnya saja ketika omega dan alph...