18 : "Tak akan berpisah"

3.1K 318 57
                                    

Jangan lupa vomentnya :) 

**

Sesi wawancara pun harus berakhir karena batas waktu pertemuan sudah di akhir. Para wartawan cukup puas dengan berita yang mereka dapat. Satu-persatu pun meninggalkan ruangan.

Rata-rata pertanyaan banyak menanyakan soal Jeonghan, mereka sangat penasaran dengan wujud pemuda manis itu.  Bahkan ada yang mengira Jeonghan adalah salah satu idol yang akan debut dari agensi Hyunho. Tapi Jeonghan hanya malu-malu menyanggah. Sampai semuanya berlangsung cukup cepat hingga ke akhir acara.

Meskipun beberapa pertanyaan tak terjawab karena batas 'privasi' , mereka tidak merasa kecewa. Seunghi menjanjikan bahwa semuanya akan terungkap kalau waktunya 'tepat'. 

Di ruangan lain, Jeonghan sudah meminum botol keduanya setelah sampai di belakang panggung. Ia berada di dalam ruangan ganti untuk menenangkan diri. Keributan yang terjadi di ruang acara benar-benar menguras tenaga, dan sedikit mental.

Seungcheol dengan setia menemani. Ia tidak lepas mengamati Jeonghan, meneliti setiap tingkah omeganya. Kalau ada kenapa-napa, Seungcheol akan melakukan pertolongan pertama secepatnya. Meskipun Jeonghan sudah bilang kalau dia sudah baik-baik saja.

"Apa dia sudah minum obat penenang? Aku baru saja membeli beberapa snack kalau Jeonghan masih lapar." Wonwoo baru saja kembali bersama Mingyu dari supermarket terdekat.

Jeonghan menggeleng. Perutnya sudah penuh karena banyak minum. Lagipula Seungcheol memaksanya makan. Menyuapinya lagi dan lagi dengan nasi yang diberi salah satu crew.

" Seharusnya kau tak perlu ke atas panggung." Seungcheol masih khawatir. Keresahan di muka tirusnya tidak juga padam. Sejak awal, ia tidak setuju dengan permintaan Ibunya, tapi Jeonghan tetap saja ikut.

"Kau...." Jeonghan melepas napas. Seungcheol masih saja non-stop mencemaskannya seolah Jeonghan berada dalam keadaan yang begitu sulit. Ini bukan sesuatu yang serius, Jeonghan memang tak terbiasa menjadi pusat perhatian.   "Bisakah kau berhenti bersikap berlebihan begitu?" 

Air muka Seungcheol berubah keruh. Entah menyesal karena menjadi pasangan yang terlalu mengintimidasi, dan menganggap hal itu benar-benar payah.  Jeonghan pun usap kepala Seungcheol. 

"Aku tidak apa-apa," senyuman Jeonghan begitu meyakinkan. 

"Benarkah?"

"Ehm" Jeonghan mengangkat jari manisnya."Kalau aku cemas, aku selalu melihat cincin ini. Cincin yang mengingatkanku untuk selalu kuat."

Seungcheol terkesima pada tindakan Jeonghan. Penuh pesona. Rasanya tidak ada yang lebih baik dari melihat senyuman bahagia Jeonghan di depannya. Ditambah ketika Jeonghan menatap cincinnya dengan penuh cinta, seolah Seungcheol telah melakukan pencapaian luar biasa. 

Seungcheol tidak kuasa untuk menahan diri. Ia lekas mencium kening Omeganya. "Terima kasih kau sudah mencintaiku."

Kening mereka saling menyatu. Mereka bagi perasaan hangat itu bersama dalam kesunyian sejenak. Dunia seakan milik berdua. 

"Ehem. Aku masih disini, ya."

Dunia mereka tentu tidak hanya untuk berdua. Keduanya lantas menoleh pada sepasang suami istri yang memang masih berdiri menyaksikan  mereka. Dengan khitmat menatap romansa remaja yang begitu  lucu. Membuat Mingyu terkekeh mengingat waktu lampau, sementara Mingyu sudah bermuka muram karena merasa terabaikan. 

"Sekarang setelah kupikir-pikir, justru melihat kalian jadi bermesraan gitu, aku jadi mual.." 

Seungcheol mencibir ketus, "Jangan ganggu kalau gitu. Pergi sanah." Tangannya mengibas-ngibas tanda mengusir. 

IN SETTING ; JC [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang