21. Kau dan Aku

4.3K 296 50
                                    

Note : Ambil teh hangat atau susu hangat kalian, snack , sambil nyalakan lagu lembut. Chapter ini cukup panjang! Tapi berakhir manis~ Selamat membaca!

Jangan lupa vomentnya :D

**




"Oppa! Oppa! Oppa!!!! Jeonghan Oppa!!!!"

Ketenangan pagi begitu saja pecah ketika Jihye terus menggedor pintu. Tanpa jeda ia memperlakukan pintu di hadapannya dengan garang. 

"Ini sudah jam 8 pagi! Semua orang sudah berkumpul di pantai!"

Gedoran pintu belum juga di respon. Jihye menjadi sangat gundah. Apakah sebab kemarin ia muntah adalah sesuatu yang sangat serius? Bagaimana kalau Jeonghan mengidap penyakit fatal? Ia mungkin harus melapor ke Doyoon. 

Cklek

Jihye berhenti melangkah pergi. Tanda pintu terbuka membuatnya segera menoleh. 

Seorang pemuda gagah muncul tanpa mengenakan pakaiannya.

"AAAA! OPPA!" Jihye langsung membalikkan badan. Hati terguncang tatkala melihat sosok Seungcheol muncul mempesona dengan seluruh bagian tubuhnya basah setelah mandi. Sebuah pemandangan tercantik di matanya, dan sebuah hal paling langka.  Itu tak baik untuk hati gadis muda sepertinya. Ingat dia ingin move on!

"Apa yang harus kau kejutkan? Aku kan pakai jubah mandi" Seungcheol melipat tangan. Ia memang tidak mengenakan pakaian. Tapi setidaknya tubuh gagah itu ditutup erat oleh jubah mandi putih sampai lutut. Tidak ada yang salah memang.

Bagi Jihye, itu masih tidak baik untuk hatinya ketika melihat mantan lelaki disukainya berpenampilan begitu. Lagipula, bagian dadanya masih sedikit terbuka!

Seungcheol merapatkan jubah mandinya dan menghela napas. "Kau mau apa? Kau terus memanggil Jeonghan. Apa kau sudah melupakanku?" ucap Seungcheol dengan nada curiga. "Ingat Jiji, dia sudah punya calon suami." 

Jihye mendengus sebal. Lagi-lagi tingkah posesifnya itu. 

Ia berdalih, "Bibi Seunghi ingin mengajak Jeonghan oppa memanggang daging bersama."

Seungcheol ber-O-ria, "Jeonghan sedang tidak enak badan. Dia mungkin tidak akan banyak bekerja. Aku yang akan bantu Ibu. Aku akan menyusul," ungkapnya santai. Ia hendak masuk dan menutup pintu, namun si gadis tidak membiarkannya. 

"Apa Jeonghan oppa masih sakit? Apa perlu kupanggil Doyoon oppa untuk memeriksa?" Jihye mengerucut bibir. Ia menunjukkan ekspresi kecewa. "Sayang sekali kalau Jeonghan oppa tidak main main ke pantai. Aku akan bantu Jeonghan oppa sebisaku." 

Seungcheol menyipit mata. Ia memang tidak suka perlakuan Jihye akhir-akhir ini semakin menempel pada Jeonghan. Tapi itu bukan arti dari kecemburuan pada wanita yang jatuh cinta pada pasangannya, melainkan seekor kutu lain yang mencoba dekat-dekat dengan kekasihnya dan mengambil seluruh perhatiannya. Sudah cukup keluarga besarnya, Seungcheol tak akan mengalah dari gadis ini atau siapapun orang yang baru datang.

Seungcheol tersenyum . Ia lalu mengasak kepala gadis itu. "Dia juga akan menyusul. Aku akan mengantarnya kesana."

Jihye mendengus dengan sikap Seungcheol. Ia sangat keras sekali menahan Jeonghan seolah dia adalah miliknya secara eksklusif. Itu tidak adil! Tapi mau bagaimana lagi. Ia  setidaknya merasa lebih lega karena Jeonghan akan pergi ke pantai bersama. Berarti keadaannya sudah lumayan pulih. 

"Jeonghan oppa dimana?" Jihye tiba-tiba mencoba mengintip ke dalam kamar.

Gerakan mendadak itu membuat Seungcheol kalang kabut merapatkan pintu. Hidung cantik Jihye hampir saja terpentok. 

IN SETTING ; JC [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang