SPECIAL CHAP : Jeonghan bday!

2.9K 238 7
                                    

p.s :

Ini oneshot! Lepas dari cerita inti IS, kupersembahkan khusus untuk Jeonghan! Tapi karakterisasinya mengikuti plot IS. Bukan spoiler endingnya, ya! Jadi ga usah khawatir. 





**

Sepasang mata mungil memperhatikan ke dalam etalase toko. Sederet kue ulang tahun yang terpampang di dalam kaca menggugah perhatiannya.

Kakinya berjinjit, tangannya meraba kaca seolah ingin menggapainya. Badan pendeknya bergerak antusias ke kiri-kanan mengawasi setiap tiang kue, berganti-ganti.

Jeonghan kecil tak lelahnya mengukir senyum. Matanya begitu teliti mengobservasi setiap bagian dari keindahan kue di depan matanya. Bulat, oval, sampai yang paling mungil. Semua tampak menggugah selera.

"Jeonghan~"

Jeonghan kecil melihat ke arah Ibunya yang baru saja keluar dari toko lain. Senyumnya merekah.

"Ibu! Nanti ulang tahun Jeonghannie, mau kue!" Jari mungilnya menunjuk-nunjuk ke arah kaca.

Ibunya sejenak terdiam. Pandangannya penuh arti melihat semua kue di dalam etalase tersebut.

Kemudian ia berjongkok, menyungging senyum. Memijat pipi manis Puteranya dengan senang hati.

"Bukankah setiap tahun Ibu selalu memberikan kue , hm?"

Jeonghan mengangguk semangat. Tangannya terkepal ke udara. Pipi cantiknya akan mudah memerah ketika ia bersuka ria. "Kue Ibu yang terbaik! Tahun ini, Jeonghannie mau kue dari Ibu lagi!"

Ibu tersenyum. Suasana hatinya langsung luluh ketika melihat Putera kecilnya terlihat gembira. Ia tidak bisa menahan diri untuk memeluki Puteranya dengan erat. Keberuntungan di dunia ini hanya perlu didatangkan dari seorang putera sendiri.

"Kalau begitu, Ibu akan beli beberapa bahan kuenya dulu, ya."

"Hmppfh!" Jeonghan mengangguk patuh.

Jeonghan memang tidak ikut dengan Ibunya saat berbelanja. Dengan begitu percaya diri, ia berani dibiarkan menunggu sendirian di depan toko selama Ibunya berbelanja kemana pun. Bukan karena tidak mau, hanya saja Jeonghan kecil kalau sudah fokus satu hal, tidak mau ditinggali. Toko kue itu jadi pajangan kesukaannya sampai Ibu tak mau menganggu. Melanjutkan bayangan akan seperti apa kue Ibu dibuat untuknya. Mungkin akan ada hiasan kali ini? Kue Jeonghan sebelumnya biasanya hanya bolu atau kue cup. Tapi Jeonghan tidak pernah keberatan dihadiahkan apapun dari sang Ibu.

"Ayah ! Ayah! Ibu ! Kue nanti mau kukasih juga buat Ayah dan Ibu!"

Jeonghan menoleh. Perhatian sepenuhnya berganti pada sosok keluarga kecil yang baru saja keluar dari toko kue.

"Aduh, kok Kue nya dikasih ke Ayah sama Ibu? Buat kamu kemana?" Sang Ibu gemas dan mencubit pipi si Anak.

"Ayah dan Ibu udah beliin aku Kue! Yang beliin aku kue, harus dapat kue pertama!" Anak itu tertawa. Ia melingkarkan tangan begitu erat pada Ayahnya.

"Wah, enaknya. Ayah dan Ibu jadi senang beliin kue terus buat kamu." Ayah dan Ibu pun menciumi si Anak di kedua pipinya. Si Anak tertawa sangat gembira mendapat kehangatan dari kedua orang tuanya.

Jeonghan kecil hanya tertegun. Tatapannya tak terlepas dari wujud ketiganya yang pergi berlalu. Entah kenapa, pandangannya hanya terlempar iri ke arah mereka.

Anak kecil itu berdecak. Dengan cukup angkuh ia membuang muka, "Aku juga dapat kue dari Ibu!" ungkapnya dengan keras. Tangannya meraba kaca etalase dengan hangat tubuhnya.

Namun sejenak ia terdiam. Pikirannya terlalu polos. Ia tak mengerti perasaan tak nyaman apa yang menyangkut di hatinya.

Emosi aneh yang dimiliknya, tak bisa dibendung. Sampai segenggam tangan mendadak terkepal. Rasanya ingin membentur kaca di hadapannya. Kakinya terhentak ke tanah tanpa sebab. Rasa-rasanya ingin menendang sesuatu untuk melampiaskan perasaan tak nyaman itu.

IN SETTING ; JC [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang