✨6✨

56 24 4
                                    

Happy reading!

✨✨✨

Biasanya, Kean akan mengajak Nadira pergi ke kantin bersama. Sudah seminggu ini tidak pernah lagi. Dan jadilah sekarang Nadira akan mengunjungi kelas Citra untuk sekedar memakan bekal bersama.

Nadira tidak mau pergi ke kantin sendirian karena sudah pasti dirinya yakin Citra tidak mau karena dia sudah membawa bekal. Bekal yang cukup untuk dimakan berdua dengan Nadira. Lagi pula, Citra juga jarang membawa bekal nasi. Lebih sering sosis, nugget, ataupun sejenisnya.

2 hari lagi, ulang tahun sekolah. Itu tandanya persiapan drama kelas XI IPA 2 harus sudah selesai. Sebelumnya, mereka sudah giat berlatih. Semua sudah dipersiapkan mulai dari peralatan make up, kostum, properti dan lain-lain.

Ini adalah hari terakhir latihan drama. H-1 tidak ada latihan karena semuanya harus beristirahat agar tidak kelelahan saat acaranya nanti.

"Makasih buat latihan selama ini. Semoga besok kita bisa nampilin yang terbaik."

"Aamiin."

Yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aula kini benar-benar ramai. Dari kelas X sampai kelas XII. Semua siswa berada di dalam ruangan itu. Dengan berbagai kostum tentunya, sesuai pensi yang akan mereka bawakan nanti. Pukul delapan pagi. Acara pensi SMA Azalea pun dimulai.

"Selamat pagi semua. Semangat ga hari ini?" Murid perempuan yang bertugas sebagai pembawa acara itu menyapa semua yang ada di sana.

"Semangat," jawab semua dengan kompak.

"Oke seperti yang kita tahu, hari ini kita akan menyaksikan pentas seni siswa-siswi berbakat sekolah ini. Beri semangat bagi mereka semua. Tepuk tangan." Semua bertepuk tangan meriah sesuai instruksi.

"Terima kasih. Sebelum acara pensi dimulai, dipersilahkan kepala sekolah SMA Azalea untuk memberi sambutan. Kepada Ibu Nilam Maguretno, dipersilahkan."

"Selamat pagi. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan pensi kali ini. Kepada Ibu Milla Azalea selaku pemilik sekolah ini yang saya hormati. Guru-guru yang saya hormati, serta siswa-siswi yang saya sayangi. Semoga acara ini dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya. Terimakasih."

Penampilan tidak diurutkan melainkan sudah diambil undian di hari sebelumnya. Perwakilan OSIS dari tiap kelas yang mengambilnya. Kelas XI IPA 2 tentunya Adel yang mengambil. Mereka mendapat urutan tampil ke-10.

Sedari tadi, semua yang ditampilkan pada acara pensi ini sangat bagus. Ada yang menari, menyanyi, dan lain-lain. Sekarang tibalah saatnya penampilan untuk kelas XI IPA 2.

"Bagaimana penampilan-penampilannya? Sungguh berbakat sekali siswa-siswi disini ya. Selanjutnya mari kita persilahkan penampilan berikutnya, dari kelas XI IPA 2." Pembawa acara itu tampak menyampaikannya dengan bersemangat. Penonton pun bersorak.

Adegan demi adegan diperankan. Mengisahkan dimana Putri Salju masih berada di istananya. Kemudian dia mempunyai ibu tiri yang tidak senang dengannya. Putri Salju yang hampir dibunuh dan melarikan diri ke hutan. Putri Salju tinggal bersama para kurcaci. Ada nenek yang memberikannya apel beracun.

Sekarang ini Nadira tengah berbaring di meja yang telah disiapkan. Dikelilingi para kurcaci yang seolah tampak sedih melihat sang Putri terbaring lemah disana. Menunggu Pangeran datang dan menyelamatkan Putri Salju.

Dan sesuai cerita, sebentar lagi keajaiban akan terjadi. Kean yang memerankan Pangeran datang, mendekati Putri Salju yang terbaring di sana. Kean mendekat. Semakin dekat. Dia melupakan dialognya. Sepertinya drama ini akan kacau.

Kean mendekatkan kepalanya ke kepala Nadira. Membisikkan kata-kata, "Nad, lo mau ga jadi pacar gue?"

Sontak Nadira terkejut dan membuka matanya lalu menatap mata Kean. Nadira menyukai Kean. Mungkin dia telah jatuh hati pada cowok itu. Nadira mengangguk sebagai jawaban.

"Makasih," bisik Kean lagi.

Kean mengecup singkat kening Nadira membuat suasana aula semakin ramai karena sorak-sorakan dari penonton yang melihat adegan tadi. Entah apa yang ada di pikiran Kean tadi sampai melakukannya.

Singkat cerita, drama berakhir dengan bahagia dimana Putri Salju menikah dengan pangerannya. Semua murid kelas XI IPA 2 berkumpul di atas panggung dan mengucapkan terima kasih dan menundukkan setengah badannya dengan kompak. Acara dilanjutkan sampai penampilan ke-30.

Keesokan harinya, Kean pergi ke kantin sendirian. Rio menemani Reyhan ke perpustakaan untuk mencari buku biologi yang akan dijadikan bahan penulisan makalah.

"Hai Kean." sapa seorang perempuan.

"Eh, hai. Ada apa?" Kean membalas sapaan itu.

"Ehm gimana ya? Aku mau jawab pertanyaan kamu yang waktu itu," kata perempuan itu to the point.

"Yang mana?" tanya Kean bingung.

"Yang itu, yang kamu nembak aku."

Deg
Kean membeku. Kean melupakan satu hal dan itu sangatlah fatal.

Flashback

Hari ini Kean akan menyatakan perasaannya pada Zara. Kean sangat gugup. Ini kali pertama dirinya akan menembak seseorang yang nantinya akan menjadi pacarnya. Dia belum pernah merasakan yang namanya pacaran.

"Mau ngomong serius boleh?" tanya Kean hati-hati.

"Tumben biasanya ga pernah serius tuh."

"Ya kali ini beda, Ra," sanggah Kean.

"Emang mau ngomong apa sih. Cepetan." Zara sudah sangat penasaran terhadap apa yang ingin Kean bicarakan.

"Ehm. Iya iya."

Kean menarik nafas panjang. Fyuhh. Kemudian menghembuskan nafasnya yang memburu. Jantungnya berdegup kencang saat ini. Dia sangatlah gugup.

"Buruan, Kean," desak Zara.

"Hmm gimana ya? Bingung mau ngomongnya dari mana."

Zara tetap menunggu Kean melanjutkan ucapannya. Kean menarik nafas dalam-dalam. Dia menggenggam tangan Zara.

"Gue suka sama lo. Mau ga jadi pacar gue?"

"Ha?! Apa?!" Nadira tentu saja terkejut. Tidak dia sangka, Kean menyukainya.

"Kamu mau ga jadi pacar aku?" Seketika lo-gue berubah menjadi aku-kamu.

"Boleh ngga jawabnya ga sekarang?" tanya Zara hati-hati.

"Boleh tapi jangan lama-lama ya," jawab Kean.

"Iya."

2 minggu telah berlalu. Zara belum juga memberikan jawaban atas pertanyaan Kean. Dan sekarang, Zara menjawabnya.

Kean tidak tahu harus bagaimana sekarang. Dia memang masih menyukai Zara. Tapi bagaimana dengan Nadira? Mungkin dirinya kini belum menyukai Nadira. Rasa sukanya pada Zara cukup besar. Tidak sebanding untuk Nadira.

"Aku mau jadi pacar kamu." Kean hanya diam. Seseorang tolong beri tahu dia apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Kamu kok diem aja si," protes Zara.

"Ngga kok aku seneng." Kean memasang senyumannya. Senyum palsu.

Cowo itu baru saja menjadi pacar Nadira kemarin. Sekarang, ada Zara. Bagaimana dengan Nadira?


✨✨✨

To be continue

Terimakasih sudah membaca

See you

--temanrlmu--






























Keanadira [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang