"Perbedaan membuat dua insan
Yang saling mencintai
Menjadi berpisah.
Sedikit sifat Egois, juga salah satu
Faktornya"
----------------------------------
~ YunnaWarning!
Chapter ini banyak mengandung adegan yang membuat jiwa baper! Siapkan mental anda!Mungkin aku bisa memberikan kesempatan sekali lagi. Entah kenapa, kuputuskan memberinya kesempatan sekali lagi.
Hubungan kita dimulai sekitar 2 bulan semenjak kepergian Louis. Lucas sudah kembali ke Itali sejak 1 bulan yang lalu
~~~•••~~~
Kami berdua sangat bahagia, sampai akhirnya masalah datang pada kita disaat kita hendak membicarakan pernikahan.
Aku dan dia sepakat bahwa kita akan langsung menikah tanpa pertunangan.
Tapi, apa kalian tahu. Hubungan kita ditentang keluarga kita masing masing.
Mungkin ada yang bisa menebak?Aku dan Deva berbeda. Bukan berbeda derajat, ataupun karena ayah kita bermusuhan. Namun, kita berbeda Tuhan.
Deva sering mengantarku ke Gereja untuk ibadah. Dan sebaliknya, jika kita sedang berjalan-jalan dan sudah masuk waktu salat, maka aku menunggunya di teras Masjid.
Deva seorang muslim dan keluarganya sangat taat dan mereka menginginkan aku masuk islam jika ingin menikah dengan Deva.
Sedangkan aku seorang Protestan yang bisa dibilang lumayan taat. Keluargaku tak ingin aku berpindah keyakinan. Mereka ingin Devalah yang meninggalkan agamanya.
Kita berdua sangat frustasi, bingung, sedih, kecewa. Sudah berkali kali aku dan Deva mencoba membujuk orang tua kami masing masing untuk merestui kami berdua.
Kita juga sama-sama egois sebenarnya. Aku juga tak ingin meninggalkan kepercayaanku. Devapun seperti itu, ia tak mau meninggalkan kepercayaannya hanya dengan alasan cinta.
Saat aku bertamu ke rumah Deva, aku mendapat penolakan yang lumayan membuat hatiku sakit.
"Assalamualaikum ma pa" ucapnya sambil menyalami keduanya.
"Waalaikum salam nak, kamu bawa siapa?" Tanya mama Deva.
"O ini pacar aku, Zara" ucap Deva.
"Halo om tante" ucapku ramah kepada orang tua Deva.
Mereka hanya diam, dan saat aku ingin menyalami mereka, mereka sedikit terkejut dengan kalung salib yang kugunakan.
Mereka sangat tak bersahabat padaku, beda saat bertemu dengan orang tua Louis dulu.
"Deva! Ayo Sholat Isya dulu kita berjama'ah" teriak mama Deva.
"Aku sholat dulu ya sayang" ucapnya.
Setelah beberapa lama, samar-samar aku mendengar suara perdebatan kecil dari dalam.
"Kenapa kamu milih Zara?" Tanya Mama Deva.
"Kan masih banyak cewek islam diluar sana, pokoknya mama ga restuin kamu sama Zara kalo Zara ga masuk islam!" Ucap mama Deva.
Badanku gemetaran mendengar itu
Tak lama Deva menghampiriku, aku langsung buru-buru minta padanya untuk mengantarku pulang.Hal yang mirip juga terjadi saat Deva berkunjung kerumahku.
Orang tuaku memang sangat ramah pada siapapun. Saat itu orang tuaku mengajak Deva makan malam bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Sadgirl [COMPLETED]
Teen Fiction[First story] [Romance] [COMPLETED] NOTE: --Cerita fiksi ini murni dibuat dengan imajinasi author. Tolong laporkan segera kepada author bila ada cerita yang sangat mirip dengan cerita ini. 🥀-- Zara Natawirya adalah seorang wanita berumur 27 tahun...