14. Ayo pulang, Ellina.

21.3K 2.3K 111
                                    


Ellina memejamkan matanya dan mengutuk namanya sendiri. Ia sudah berkali kali mendengar namanya di panggil hari ini. Bergantian dan selalu ada kejadian setelahnya. Saat ini kedaaan jelas tengah memanas. Namun dia kembali mendengar panggilan namanya oleh suara yang berbeda lagi.

Ellina menoleh saat semua orang juga menoleh. Dia tertegun saat melihat raut wajah  tampan yang segar tengah tersenyum ke arahnya. Sosoknya yang tinggi dengan balutan jas rapi juga rambut yang sama rapinya membuat pria di sana jelas terlihat sangat tampan. Pria itu tengah tersenyum lebar dengan mengedipkan satu mata ke arahnya. Dia tertegun, namun dengan cepat ingat janji yang mereka sepakati.

Tanpa terasa, Ellina tersenyum lebar. Hatinya jadi jauh lebih baik mengingat bahwa dia akan pergi untuk membuka ingatan masa lalunya. Tanpa kata, langkahnya menjauh meninggalkan Kenzie, dan yang lainnya. Menuju pria yang tengah tersenyum manis padanya. Sontak hal itu membuat tatapan mengancam dan membunuh dari lima pria tampan yang baru saja bergantian bertemu Ellina.

"Siapa dia?" tanya mereka kompak karena melihat Ellina melangkah tanpa beban meninggalkan mereka semua seakan lupa pada kejadian panas yang baru saja tersaji.

"Irlac," sapa Ellina saat baru sampai di hadapan pria yang memanggilnya.

"Bagaimana tidurmu?" tanya Irlac penuh perhatian. Satu tangannya terulur menyentuh pipi Ellina dengan sangat lembut. Mengusap ngusap pelan dengan tatapan penuh kasih. "Kau siap hari ini?"

Ellina mengangguk, dan tanpa kata tubuhnya menegang saat tiba-tiba Irlac merengkuh tubuhnya dalam pelukan hangat lalu sebuah kecupan di kening.

"Selamat pagi, istri kecilku."

Menghadapi itu Ellina tak terbiasa. Jadi ia baru akan mundur, tapi tangan Irlac telah menyentuh kedua tangannya dan menggengamnya.

"Irlac," tekan Ellina sangat keberatan. Mencoba melepaskan diri, dia menatap tak suka pada perlakuan Irlac.

"Hanya ucapan selamat pagiku. Maaf, jika kau tak nyaman." terang Irlac dengan nada cemberut.  Lalu dia kembali melajutkan.  "Aku tak menagih sarapan pagi karena aku sudah cukup terlambat," ujar Irlac sambil melihat arloji di pergelangan tangannya. "Bagaimana kalau kita pergi besok siang? Aku memiliki satu urusan yang tak bisa kutinggal,"

Dan entah kenapa Ellina kecewa saat mendengar hal terakhir. Seakan lupa pada rasa kesalnya, dia melirik Irlac sedih. Dia berharap bisa melihat kenangan masa kecilnya dengan segera. Tapi sepertinya pria di hadapannya sangat sibuk hingga harus menundanya.

Hal itu di sadari oleh Irlac. Dia jelas melihat bagaimana ekspresi Ellina berubah. Dia tertawa, lalu mencubit kedua pipi Ellina penuh sayang. Wajahnya di dekatkan dan hanya berjarak beberapa centi meter. "Kau marah? Kenapa kau tak berubah dari kecil? Lucu dan menggemaskan,"

Mata Ellina berkedip kedip. Dia menangkap wajah tampan Irlac terlalu dekat dengan wajahnya. "Hentikan, kau terlalu dekat." protesnya keberatan. "Apa kau benar-benar tak memiliki waktu hari ini?"

Irlac berpikir sesaat. Jadwalnya hari ini jelas menekan keluarga Rexton perihal kontrak dan data-data surat dari tanah bagian timur. Tapi melihat Ellina yang berharap dia jadi tak tega.

"Kurasa aku tak bisa menundanya, ini sangat penting,"

Tapi masalahku juga sangat penting untukku!  Protes Ellina di dalam hati. "Tapi kau telah berjanji," ujarnya tak mau mengalah. Dia harus mendapatkan semua informasi tentang kenangan masa kecilnya karena dia tak tahu sampai kapan Irlac bisa berada disekitarnnya.

Mengingat itu, Ellina menoleh kebelakang, dan tatapan tajam Kenzie lagi-lagi menjelaskan semuanya. Dia ingat dua orang yang telah mati karena dekat dengannya. Dan jika ini terjadi sekali lagi, maka dia benar-benar tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Jadi, dia harus bergerak cepat lalu mengambil langkah tindakan selanjutnya. Yah,  sebelum semua jadi terlambat dan jadi tak terkendali.

Sweet Dream CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang