"Jadi, itu yang kau lakukan padanya?" tanya Ernest dingin."Sepupu, kau--"
"Jangan ikut campur!" tekan Kenzie lirih. "Urus saja urusan kalian sendiri!"
Lykaios yang melihat Ellina menangis, mencoba mendekat namun tatapan Kenzie mengancamnya. Hingga akhir dia diam ditempat. Hanya menatap seperti hal yang lain yang telah orang lakukan.
"Aku tak akan melakukannya," ujar Kenzie tiba-tiba mendekati Ellina. Namun Ellina mundur kebelakang. "Jadi, ayo kita pulang bersama,"
Ellina menggeleng. Air matanya terus saja turun. Tatapan terlukanya terlihat jelas di wajahnya.
"Ellina," bujuk Kenzie lembut tapi terdengar penuh ancaman.
Ellina masih menggeleng. Namun tiba-tiba tubuhnya tertarik ke belakang dan berlabuh pada pelukan seseorang.
"Tak apa, kau tak perlu bersamanya jika kau tak ingin."
"Irlac," ucap Ellina terkejut.
"Jangan menyentuhnya!" ucap Kenzie, Ernest, Alvian, Nero dan Lykaios tiba-tiba secara kompak.
Hal itu membuat Ellina menoleh dan membalikkan tubuhnya. Pelukan Irlac terlepas dan tanpa bisa di duga, Ernest melesat meninju wajah Irlac cepat. Deritan kursi dan bunyi jatuhnya tubuh Irlac terdengar. Hal itu membuat Ellina berteriak dan ingin menghampiri namun tiba-tiba tangan asing menahannya. Dia menoleh mendapati Kenzie tengah menggenggam tangannya dengan sangat erat.
"Kenzie, lepaskan. Apa yang kalian lalukan!"
Tak ada yang merespon. Lykaios bahkan hanya menonton saat Ernest mencoba kembali meninju Irlac namun Irlac beralih membalas. Memukul wajah Ernest cepat dengan kekuatan yang sangat keras. Melihat itu Ellina kembali berteriak.
"Hentikan! Kalian, hentikan!"
Ellina menghempaskan tangan Kenzie dan berlari memeluk Irlac kemudian. Dia menangis, menahan tubuh Irlac agar tak kembali memukul Ernest.
"Hentikan. Irlac, hentikan," ujar Ellina lirih.
"Istri kecil, mereka semua sangat aneh. Dan berkomplot untuk menghancurkanku,"
"Apa kau tengah mengadu pada tunanganku," cela kenzie menyela. Dia terlihat sangat dingin dan beberapa emosi terajut di kedua matanya. Sosoknya yang tinggi dengan balutan jas rapi melangkah mendekat. "Lucu sekali,"
Tangan Ellina langsung bergerak ke depan. Mencoba memperingati Kenzie dengan cepat. "Jangan mendekat," lalu tatapannya beralih pada Ernest yang terlihat berapi api. "Kau, juga! Lykaios,"
Lykaios terlihat paling normal saat suara Ellina memanggilnya. "Aku disini,"
"Aku butuh orang-orangmu untuk menahan mereka," pinta Ellina cepat.
Lykaios tersenyum. Akhirnya, kau benar-benar membutuhkan orangku. Kenapa kau terlalu lama meminta ini? Kini, keadaan menjadi sangat runyam. Matanya melirik orang-orangnya yang telah bersiap dari tadi. "Bereskan," ujarnya memberi perintah.
Orang-orang Lykaios yang berada di luar hotel mulai masuk. Sepuluh orang dengan pakaian jas hitam rapi tampak enggan mendekat. Terlebih saat tatapan Kenzie dan Ernerst terlihat tidak bersahabat. Namun mereka tetap mendekat mengingat itu adalah perintah Tuan mereka.
"Ayo pergi," ajak Ellina tiba-tiba. Dia menarik tangan Irlac menuju pintu keluar.
"Ellina," panggil Kenzie dan Ernest bersamaan. Mereka berdua jelas bergerak maju tapi tiba-tiba orang-orang Lykaios menghalangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dream Cinderella
RomanceSetelah dilahirkan kembali, ternyata takdir Ellina tak berubah. Dia tetap berakhir di dalam gengaman pria yang sama. Mencoba mengubah mimpi buruk menjadi mimpi manis, dia mencoba menerima takdirnya. Hingga tali takdir baru mempertemukannya dengan pr...