handkerchief

318 21 0
                                    

Mungkin benda ini terlihat biasa
Tapi dimata saya, ini benda yang berharga
Seberharga orang yang memberikannya.

[Kasen Kanesada]
.
.
.
.

"Kasen apa aku mengganggu mu?"

Kepala Aruji menyembul dari balik pintu kamar salah satu Toudan nya, Kasen Kanesada. Kasen yang tadi tengah menulis di meja kecil nya menoleh.

"tidak Aruji, silahkan masuk."

Aruji masuk kedalam kamar Kasen, keduanya duduk berhadapan.

"Ano Kasen, apa kau bisa menyulam?" tanya Aruji

"menyulam? Tentu saja aruji, itu salah satu kegiatan kesukaan saya."

"emm... Bolehkah kau ajarkan aku? Aku ingin menyulam sapu tangan. Kebetulan ada tugas di sekolah melukis, menyulam dan berpuisi. Dan aku terpilih untuk menyulam, tapi aku tak bisa... Bantu aku!"

Kasen terkekeh dan mengangguk membuat Aruji sangat senang.

"Hontou?! Arigatou! Aku akan bawa alat-alatnya!"

Aruji segera pergi ke ruangannya, kasen sendiri menyiapkan alat-alat yang ia punya. Selang beberapa lama Aruji kembali membawa alat-alat menyulam.

"apa aruji sudah siap?" tanya Kasen

"ha'ai Kasen-sensei!"

Kasen tertawa. Keduanya sibuk membuat sulaman, sampai tak sadar matahari perlahan turun dan digantikan oleh sang rembulan.

"sepertinya sebentar lagi jam makan malam, hari ini cukup besok kita teruskan, bagaimana aruji?"

"tinggal sedikit lagi kan? Tanggung..."

"aruji tidak mau makan malam?"

"e-eh mau! Ta-tapi tanggung..."

"kita bisa selesaikan setelah makan malam, bagaimana?"

"iya!"

* * * *
  Jam menunjukan pukul dua belas malam lebih, Kasen baru saja kembali dari Toilet, mata nya menangkap lampu kamar milik samg Saniwa yang masih menyala.

"Aruji Kasen desu."

Tidak ada jawaban, perlahan kasen membuka pintu. Di meja kecil yang menghadap ke jendela, Aruji tengah menyibukan diri. Kesen perlahan mendekat dan menepuk pundak Aruji.

"Waa! Kasen?!"

"Aruji ini sudah larut malam, sebaiknya anda tidur— apa yang sedang anda lakukan?"

Aruji buru-buru menyembunyikan sesuatu, Kasen tambah penasaran.

"bu-bukan apa-apa! A-aku akan tidur kok, se-setelah membereskan meja."

"biar saya saja yang—"

"tidak apa, kau harus pergi ke frontline besok kan? Nah... Kasen kembali ke kamar dan kembali tidur ya!"

".... Baiklah Aruji, kalau begitu saya permisi. Oyasumi-nasai."

"Oyasumi."

Kasen keluar dari kamar sang Saniwa. Aruji mendesah lega sesaat setelah kasen keluar, Aruji mengangkat kain yang setengah jadi ke atas.

"sedikit lagi..."

* * * *
"Kasen!"

Kasen menoleh, ternyata sang Saniwa.

"ada perlu apa Aruji?"

"etto... Ada yang ingin ku berikan padamu."

"untukku?"

Aruji menyerahkan sapu tangan dengan sulaman bunga lily tipis di ujung nya, tak lupa inisial nama 'K.K' dengan benang berwarna ungu.

"ini..."

"se-sebenarnya aku berbohong tentang lomba sekolah. Sebenarnya aku ingin membuat sulaman di sapu tangan yang kubeli untuk hadiah keberhasilan mu mencapai posisi MVP yang ke 100."

Kasen menatap lekat sapu tangan tersebut.

"ma-maafkan aku telah berbohong... Aku yak bisa menyulam, ma-makanya— uft! Ka-kasen?!"

Kasen menarik Aruji dan memeluknya.

"... Arigatou Aruji, saya sangat senang."

"ho-hontou?! Yokatta... Kalau begitu simpan baik-baik, ah! Tapi kau harus memakainya juga!"

"pasti Aruji. Terima kasih untuk hadiahnya. Akan saya jaga baik-baik."

"umm!"

Omake
"Apa... Karna ini, Aruji jadi tidur larut malam akhir-akhir ini?"

"e-eh?! Ketahuan ya?!"

"maa... Itu karna bawah mata Aruji terlihat lebih hitam dari biasanya."

"eeh?! A-aku permisi!"

Watashi no Aruji || Touken ranbu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang