Cooking

257 19 0
                                    

[Aizen Kunitoshi]
[Hotarumaru]
.
.
.
.
.

Bum!

Yuri melonjak kaget saat mendengar suara dentuman keras dari lantai bawah, berjalan ke arah jendela dan melihat apa yang terjadi. Terlihat dari arah ladang, kepulan asap hitam.

Segera yuri pergi ke ladang, yang ternyata suara dan kepulan asap berasal dari Dapur yang dekat dengan ladang. Di luar dapur terlihat beberapa Tantou menatap gugup kedalam dapur, terdengar juga suara omelan Hasebe.

"Apa yang terjadi?" tanya Yuri menepuk pundak Shinanon

"Taishou! I-itu... Aizen dan Hotarumaru meledakan dapur." jawab Shinanon

"meledakan dapur? MELEDAKAN DAPUR?!"

Yuri menerobos masuk kedalam dapur, terlihat keadaan dapur yang menghitam karna kepulan asap, sayuan yang hancur dan sebagainya, jangan lupakan Aizen dan Hotarumaru yang bersimpuh di hadapan Hasebe.

"Hasebe apa yang terjadi?" tanya Yuri

"ah Aruji!" seru ketiganya

Hotaru dan Aizen menunduk, menatap lantai dapur yang menghitam.

"be-begini Aruji, Aizen dan Hotaru berniat membuat makanan untuk Akashi— sebagai Anniversary pertamanya datang ke Honmaru." jawab Hasebe

"ah souka, jadi sudah Akashi sudah sebulan ya ada di Honmaru ini... Tak terasa." gumam Yuri, Hasebe mengangguk

"Lalu... Apa kalian terluka?"

Hotaru dan Aizen menggeleng pelan, Yuri menghembuskan nafasnya dan menghampiri keduanya, berjongkok dan membersihkan pipi keduanya secara bergantian dengan ujung jubah Haorinya.

"Syukurlah, yang penting kalian tidak terluka. Dan... Kok bisa, dapur nya sampai meledak?"

"i-itu... Saat sedang memasak, tiba-tiba ada tikus yang mencoba memakan sayuran tadi, aku dan Aizen mencoba menangkap tikus tersebut."

Aizen mengangkat tangannya, menampakan tikus putih, sontak Yuri menjerit dan berlindung di belakang Hasebe.

"o-oy!"
"Go-gomenasai Aruji!"

Yuri berdehem.

"e-enggak apa-apa... A-aruji cuman kaget, itu to-tolong tikusnya bisa di singkirin dulu gk? Aruji geli."

Hasebe mengambil tikus tersebut dan membuangnya entah kemana, tak lama Hasebe kembali bersama Mitsutada dan Kasen.

"A-apa yang terjadi di sini?!"

"Hotaru dan Aizen meledakan dapur." jawab Hasebe

"ah-haha... Sudahlah, itu bisa di urus nanti. Sekarang... Bagaimana dengan makan malam kita?" tanya Yuri

Hening melanda, Yuri menatap Mitsu yang di tatap gugup.

"Mitsu... Masih ada kan, bahan-bahannya?"

"i-itu... Sepertinya hancur Aruji."

Yuri menepuk jidatnya.

"Yasudah begini saja Hasebe, Kasen, Mitsu kalian bertiga pergi ke luar benteng ke combini, beli Bento yang banyak, ambil uangnya di laci meja kerja Aruji. Dan kalian berdua..."

Hotaru dan Aizen melonjak kaget, menatap gugup sang Saniwa.

"Pergi bersihkan diri kalian, besok pagi datang ke ruangan Aruji."

"ha'ai."

* * *
Sesuai perintah Yuri, Aizen dan Hotaru pergi keruangan sang Saniwa setelah sarapan. Di dalam hanya ada sang Saniwa beserta tumpukan kertas dan gulungan.

"Terima kasih kalian sudah datang, Aizen, Hotaru."

Yuri menepuk lembut keduanya.

"a-ano Aruji... Ka-kami ingin minta maaf untuk yang kemarin."

"Ha'ai ka-kami sungguh minta maaf! Ka-kami tak sengaja!"

"ha'ai-ha'ai... Tapi kalian harus tetap di hukum ya."

Aizen dan Hotaru meneguk ludahnya, Yuri terkekeh pelan.

"Sebagai hukumannya, sekarang kalian pergi ke ladang dan bantu Hasebe juga Nikkari di sana."

"e-eh?"
"ha'ai?"

"hmm... Kenapa? Ada yang salah?"

Aizen dan Hotaru menggeleng, bukankah itu hukuman yang terbilang simple setelah meledakan Dapur? Bahkan sebulan lalu saat Ichigo dan Tsurumaru berkelahi sampai merusak shoji dan ruang tengah, Yuri memberikan hukuman yang terbilang kejam.

Keduanya dilarang memasuki Frontlines selama seminggu penuh kecuali darurat, dan diharuskan membereskan Perpustakaan di ruang bawah tanah yang bedebu.

"Apakah hukuman ini terlalu mudah?" tanya Yuri

Aizen dan Hotaru mengangguk lugu, Yuri kembali terkekeh.

"Kalau begitu mau ku tambahkan?"

Hotaru dan Aizen buru-buru menggeleng, Yuri tertawa.

"nah-nah... Sekarang cepat pergi ke ladang, bantu Hasebe dan Nikkari ya, jangan sampai merusak tanaman ya."

"ha'ai!"

Watashi no Aruji || Touken ranbu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang