Dua tahun yang lalu aku pernah menaruh rasa pada seorang wanita dan menyimpannya dalam mimpi harapan. Rasa yang lahir dari seorang wanita yang mejelma menjadi kasih hingga aku berjanji untuk menjaga rasa itu dari hal yang ingin memudarkannya. Bunga, nama indah yang terukir dalam sanubari yang menciptakan rasa awalku pada seorang wanita. Namun rasa itu perlahan berpaling dan pergi dengan seorang lelaki yang amat aku kenal.
Tak kusangka mereka bertopeng malaikat untuk menutupi sifat munafiknya. Namun peduli apa aku pada orang yang sudah mengingkar janjinya sendiri. Bukankah jodoh sudah di tangan tuhan. Aku rasa tuhan menunjukkanku bahwa bukan dia yang baik untukku dan aku percaya itu.
“Akbar, aku rasa kita cukup sampai disini saja” pintanya.
“Maksudmu?” aku bingung.Bagaimana mungkin perkataan itu sangat mudah terucap tanpa ada sebab.
“Aku sudah tak ada rasa denganmu, aku ingin kita jaga jarak saja dan mengulang hal seperti dulu lagi. Dimana kau hanya menganggapku sekedar seorang teman dan aku pun begitu”.
Aku tak paham apa yang ia ucapkan. Namun rangkaian katanya yang tajam cukup menyayat hati dan ini adalah luka. Sebuah kalimat terakhir yang menjadi salam perpisahan bagi kita.
Firman, lelaki pilihannya ialah seorang teman karibku bahkan bisa dikatakan sebagai guru yang pernah mengajariku berbicara bahasa arab di kampus IAIN JEMBER. Kefasihannya dalam berbahasa bukan hanya dalam bercakap tapi dia juga mahir dalam membaca kitab sehingga namanya sangat dikenal dikalangan mahasiswa bahkan di kalangan para dosen sekalipun. Karenanya juga banyak wanita kampus yang ingin menjadi kekasihnya dari semester muda hingga semester tua.
“Mungkin ini sebabnya mantan kekasih yang aku percaya menjadi seorang pengkhianat janji” ucapku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengingat Luka
Fiction généraleCerpen pertama yang saya tulis dan terpublikasi. semoga tulisan ini menjadi awal saya buat terus menulis. cerpen ini adalah fiksi, jika terdapat tulisan yang menyinggung, itu adalah ketidaksengajaan dan mohon maaf. jangan lupa untuk vote, karena vot...