6- Fun Fair

2 0 0
                                    

"Halo? Ada apa?" Tanya Narae dengan suara serak khas orang bangun tidur. Hari ini akhir pekan, ada saja yang mengacau tidur cantiknya, pagi-pagi buta pula.

"Hah! Pasar malam?!" Tanya Narae. Kantuknya seketika hilang. Terbukti dari matanya yang sekarang sudah membulat seakan ingin meloloskan diri.

"Kenapa mengajakku? Ini kan kencan kalian!" Seru Narae frustasi. Membayangkan bagaimana ia nantinya hanya akan menjadi obat nyamuk di antara dua pasangan yang hubungannya masih manis-manisnya.

"Joon Hyung... menginginkannya. Waeeee?"  Tanya Narae lirih. Entah apa yang akan dilakukan adiknya itu. Mengingat beberapa kata mengancam yang di ucapkannya kemarin,ia takut bahwa Joon Hyung akan benar-benar melakukannya, bukan hanya omong kosong belaka.

~~~

Entah bagaimana Narae bisa menerima tawaran Hyerim. Bukan tawaran, paksaan lebih tepatnya. Narae benar-benar dibuat tak berkutik dengan perdebatan singkat mereka. Mau bagaimana lagi,ia juga tak bisa terus-terusan berdebat hanya karena masalah sepele.

Mungkin bisa saja dia beralasan, tapi dihadapan Hyerim,ia seolah tidak mampu berbohong barang sekata.

Memang dilema. Jika tidak ikut bisa saja Hyerim nekat mendobrak pintu kamarnya, melacak lokasinya, ataupun mencarinya walau sampai ke ujung dunia. Ia benar-benar kehabisan kata-kata jika berhadapan dengan manusia satu ini. Tapi bagaimanapun,ia tetap menyayanginya bak seorang adik perempuan. Usianya memang terlampau beberapa bulan dibawah Hyerim, tapi sikap kekanakan Hyerim membuatnya terlihat seperti unnie pada adik manjanya.

Ketiganya berjalan menyusuri setiap jengkal pasar malam. Sesekali Hyerim dan Joon Hyung cekikikan. Joon Hyung tertawa renyah dan Hyerim terkekeh lebar sambil sesekali memukul-mukul pelan bahu kekasih tercintanya tersebut. Narae hanya menatap sekilas lalu tersenyum. Entah bagaimana menggambarkannya. Senyuman lembut tapi terselubung kesedihan di dalamnya.

Dengan pikiran berkecamuk,ia kembali menatap sekitar dan menikmati setiap cuil cotton candy berbentuk babi imut yang ia genggam erat di tangan kirinya. Seakan enggan memberikan barang secuil pada siapapun yang menginginkannya.

Joon Hyung melirik Narae menggunakan ujung matanya, dengan tatapan sendu dan penuh harap,tak menghiraukan ocehan Hyerim yang sepertinya sangat ingin mencoba beberapa wahana yang bisa menjatuhkan nyali dalam sekali gerak.

Tanpa aba-aba ia meraih tangan kakaknya dan menggenggamnya erat. Narae yang terkejut hanya bisa menganga. Mencoba meloloskan diri pun ia tak bisa. Mengingat kekuatannya berbeda dengan kekuatan si empu walau usia terpaut jauh. Usia memang bukan alasan, tapi fisik itu menentukan.

Joon Hyung tersenyum penuh kemenangan. Ia tak mau melepaskan tangan hangat ini barang sedetik. Berusaha menyembunyikan ulah keduanya dari Hyerim, tapi sikapnya itu benar-benar kelewat santai. Seperti tidak ada yang terjadi.

Bisa saja sewaktu-waktu Hyerim menoleh atau tak sengaja melihat keduanya dengan angkuh saling berpegangan. Kini ia sadar, pasar malam hanya dalih agar Joon Hyung bisa memenangkan hatinya. Cukup sampai disini, tak akan ia ulangi kesalahan yang sama lagi.

Hening seketika menyelimuti. Entah kemana hilangnya ocehan yang tadi menyeruak keluar dari bibir manis Hyerim. Masing-masing sibuk dengan kegiatannya. Narae menikmati cotton candynya, kini hanya menggunakan satu tangan. Tangan kirinya terjebak dan tangan kanannya hanya bisa pasrah. Bukan secuil-secuil, melainkan langsung dilahap seperti orang rakus yang ingin cepat-cepat menghabiskan satenya.

Sementara Joon Hyung benar-benar tak bisa berkutik. Dirinya benar-benar seperti tahanan. Tangan kanannya menggenggam erat tangan Narae. Sementara tangan yang lain hanya bisa pasrah digelayuti kedua tangan Hyerim. Sekarang ia benar-benar terlihat seperti pria brengsek yang mampu mengencani dua perempuan sekaligus dalam sekali pertemuan.

Menghiraukan beberapa pasang mata yang memandang mereka dengan tatapan mengintimidasi. Joon Hyung tak menghiraukan,Narae masih fokus pada cotton candynya yang tinggal seperempat, dan Hyerim balik pandang pada setiap pengunjung yang memandang mereka,ia bertanya-tanya.

Sampai akhirnya ia benar-benar menyadari ada sesuatu yang mengganjal, ada yang salah. Ia mencari-cari apa itu, tapi tak bisa di temukan. Ia kembali mencari sampai tak sengaja netranya mendapati dua tangan yang saling bertaut mesra di balik tubuh sang kekasih. Ia menatap tak percaya.

Ingin rasanya ia meledak saat ini juga,tapi bagaimana bisa. Ia tak percaya, bagaimana bisa kekasihnya berkhianat, sahabatnya pun turut andil.

Mungkin jika keduanya saudara kandung,ia tak akan curiga. Tapi... status keduanya tidak cukup kuat untuk bisa disebut saudara. Keduanya hanya dua insan dewasa yang dimabuk asmara.

Flashback on

"Unnie!" Teriak Hyeseo dari kejauhan. Tangannya melambai-lambai seolah akan memberhentikan taksi yang tak mau berhenti.

Hyerim berbalik,mengernyit,"Ada apa?"

Hyeseo berhenti. Kedua telapak tangannya menyatu dengan kedua lutut. Nafasnya tersengal. Ia berdiri beberapa saat kemudian setelah dirasanya sudah mampu.

"Aku tadi... melihat Narae unnie dan Joon Hyung oppa di persimpangan dekat rumah mereka."

"Lalu?" Hyerim masih bertanya-tanya. Memang apa hubungannya dengan dia.

"Mereka... mereka berciuman." Jawab Hyeseo ragu. Kedua telunjuknya bertaut. Ditempel-tempelkan dengan tatapan cemas.

Tawa Hyerim pecah,tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan adiknya.

"YA! Apa-apaan kau ini! Jangan membodohiku dengan hal-hal konyol seperti itu, tidak mempan. Kau harus memikirkan cara lain untuk merebut Joon Hyung dariku." Ujar Hyerim diiringi kikikan geli. Benar-benar tak percaya.

Dalam pikirannya,sang adik hanya mengelabuinya karena rasa cinta Hyeseo pada Joon Hyung. Namun, cukup keterlaluan juga jika membuat ciuman sebagai lelucon.

"Unnie! Aku serius!" Teriaknya meyakinkan. Bulir-bulir dari kelopak matanya sudah menumpuk, sekali kedip saja mungkin sudah lolos.

Hyerim masih terkekeh melihat kelakuan adiknya satu ini. Tak ingin membuat si empu menangis,ia hanya mengiyakan,"Baiklah baiklah aku percaya. Sudah sana masuk! Kau mau membeku disini." Tuturnya sebelum hilang dibalik pintu.

Hyeseo benar-benar bingung, harus dengan cara apa ia bisa meyakinkan kakaknya. Sambil mondar-mandir,ia menggigit kuku jarinya dan menopang satu tangan dengan tangan lain.

Tak lama, sebuah suara membuyarkannya. Itu adalah Hyerim yang berteriak padanya agar cepat-cepat masuk, menyuruhnya membuang jauh-jauh rencana kotor yang akan ia lakukan untuk merebut Joon Hyung darinya.

Flashback off

Kini tatapannya kosong. Mengingat beberapa hal yang saling bersinggungan.

Apa benar malam itu.. mereka berciuman?

Brother=BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang