"Mingyu.. Kenapa kau disini?"
"J-jeon.. Maaf.. Maafkan aku.. Aku kehilangan dirinya.."
"Apa maksudmu?"
"A-aku.. uh.. Kami.. Kami perhi ke pantai.. dan.. dan.. tsunami.. tsunami terjadi." "Tadinya aku bersamanya.. Tapi.."Mingyu sesenggukkan kasar. Dia sangat takut pada Wonwoo. Ia tahu Wonwoo akan segera marah.
Tanpa ia tahu, Wonwoo melihat seseorang di jauh di belakang Mingyu. Ia mengabaikan permintaan maaf Mingyu saat itu.
Dia langsung meninggalkan Mingyu dan menghampiri seorang wanita yang menggendong seorang anak di punggungnya.
"Ilwoo.. Jeon Ilwoo.."
"Appa.."Wonwoo tersenyum ketika matanya bertemu dengan mata anaknya.
"Hei, bung.."
"Hai, Appa."
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, Appa. Aku baik-baik saja.""Maaf, tuan. Kau siapanya?"
"Aku orangtuanya, Bu."
"Aku menemukan anakmu mencari air mineral. Dan ia juga mencari seseorang yang ia panggil Mingyu-ajusshi."
"Maafkan aku. Dia yang ada bersama anakku tadi. Dan ia ada disini."
"Oh. Ya. Baguslah kalau begitu."Wonwoo menggendong anaknya dan mencium kening Ilwoo.
"Terima kasih, Bu.."
Dari kejauhan, Mingyu tidak tahu apa yang terjadi pada Wonwoo dan anaknya. Tapi, sesuatu membuatnya takut dan kuatir. Wonwoo mungkin sana akan menendangnya atau bahkan membencinya.
Kaki Mingyu gemetaran. Ia bisa saja tidak sadarkan diri kapanpun.
Seungcheol, Junhui dan Seokmin langsung menahan tubuh Mingyu ketika mereka melihat tubuh Mingyu melemah."Kim.. Kau harus menenangkan dirimu.."
...
Mingyu membuka matanya ketika ia mendengar seseorang membunyikan bel rumahnya.
Ia bangun dengan perlahan karena kakinya masih terasa sakit.
Yah.. Karena ledakan bom, kakinya tertiban truk pemadam kebakaran dan membuat tulang betis kaki kirinya bergeser. Memerlukan waktu lama untuk membuat kakinya bisa digunakan kembali normal.
Ia membuka pintu dan matanya bertemu dengan orang bermata rubah yang sedang tersenyum padanya.
"Selamat Pagi, Mingyu."
"Selamat, Mingyu-ajusshi~"
"Ilwoo-ya, tunggulah di ruang keluarga Mingyu-ajusshi. Ya?"
"Ya, Appa."Ilwoo mendudukkan dirinya di sofa.
"Jeon. Apa yang kau—"
"Gyu. Aku harap kau bisa bermain dengan Ilwoo ketika aku di markas. Ada buku gambarnya dan peralatannya..."
"Jeon. Hentikan—"
"...semua di dalam tasnya. Oh. Ada juga beberapa lembar uang jika ia ingin sesuatu. Mungkin pizza atau ramyun. Dan—"
"Jeon Wonwoo. Hentikan!"Wonwoo menghentikan perkataannya ketika ia melihat mata Mingyu berair.
"Apa yang kau lakukan disini?! Aku hampir saja membuat anakmu meninggal. Kau tahu itu. Kau tahu, kan, Jeon? Aku gagal menjaga anakmu tetap aman. Aku—"
"Tidak.. Tidak, Gyu.. Apapun yang terjadi, semuanya telah terjadi. Kau tidak bisa disalahkan atas hal itu. Itu memang perbuatan alam. Tapi, apa yang kau katakan itu, bukan seperti yang dikatakan Ilwoo, Gyu. Kau adalah pahlawannya. Itu yang juga kudengar darinya. Aku percaya padamu. Apa kau mendengarku, Kim Mingyu?"
"Tapi, Jeon. Aku.. Aku—"
"Sshhtt.." Wonwoo memeluk Mingyu dan sedikit menepuk punggungnya. "Tidak apa-apa, Gyu. Tenanglah."
YOU ARE READING
Meanie 17 Drafts || WONGYU | ⏸️ENG&IDN✔️ ver.
RomanceMy Meanie Fanfiction drafts. Or, you could say, a warehouse for Meanie's AUs and Wonwoo as the dom, seme, or top Please kindly check "Daftar AU/AU Contents" for the AU drafts. Translation into English versions are in progress. It sure take a lot of...