Wonwoo's POV
Kacau. Semuanya kacau.Lagi-lagi gue ga diterima kerja. Yang pasti itu gara-gara bokap gue.
Pak Tua itu menghancurkan segala kesempatan gue buat bisa menafkahi kehidupan keluarga kecil gue.
Mungkin lo yang baca ini bakal tau kalo kisah hidup gue klise.., tapi memang itu yang terjadi.
Gue memilih untuk mengikuti hati gue berjalan meskipun itu artinya gue harus ninggalin keluarga gue, ninggalin black card gue, ninggalin harta kekayaan bokap nyokap.. dan hidup kesusahan.
Gue kadang berterima kasih sama muka ganteng gue, karena itu gue bisa diterima kerja.
Tapi yang bikin gue kesel, bos gue yang perempuan pengen banget BWB-an sama gue.
Anjeng lah.
Gue ga segatel itu anjir.
Lagipula ga ada juga yang bisa nandingin istri gue.
Waktu gue lagi ngegibah tentang diri gue sendiri ke lo pada, bahu gue ditepuk sama orang lain.
Lebih pendek sih..
"Wonwoo? Lo Jeon Wonwoo, kan?"
"Iya. Lo siapa?"
"Gue Jihoon." Orang itu membuka maskernya.Lee Jihoon. Temen gue waktu kuliah. Orangnya emang ga pinter-pinter amat, tapi juga ga bego waktu di kelas. Tapi dia punya karakter kepemimpinan yang kuat. Di banding badannya yang masih tinggian gue, dia disegani sama mahasiswa kampus.
Dilihat dari penampilannya, dia pasti udah ngelanjutin perusahaan mamanya.
Tolong jangan tanya kenapa gue bisa tau.. karena gue udah familiar dengan jam-jam tangan mahal yang selalu dipake bokap.. yang juga sekarang Jihoon pake.
Gada yang nanya tapi gue jawab sendiri juga.
"Oh. Astaga. Jihoon. Maaf.. Maaf.. Gue lagi ga fokus."
"Lo baik-baik aje, Won? Lo gimana kabar?"
"Sehat ini gue. Lo gimana?"
"Baik juga gue. Lo kenapa? Kaya stress gitu.."
"Gapapa, Hoon."
"Gue tau lo bohong, Won. Lo bisa cerita."
"Hehe.."Gue tau gue emang paling deket sama ini orang. Tapi gue gamau minta pertolongan dari dia secara cuma-cuma. Sedangkan, dia tipe temen yang bakal ngelakuin apa aja buat temen karibnya. Makanya, sejak gue pergi dari rumah gue, gue juga ga pernah ngehubungin temen-temen gue.
"Kapan-kapan aja ya. Gue buru-buru. Istri udah nungguin di rumah."
"Oalah. Oke. Oke. Minta nomor lo dong."
"Ada nomor rumah. Gapapa?"Iya.. Sementara ini, gue cuma punya satu nomor di rumah. Barengan sama istri gue.
"Iya gapapa lah, Won."
"Yaudah. Ini."Kami pun tukeran nomor telpon.
"Okesip, Won. Nanti gue hubungin lo yak. Gue panggil temen-temen yang lain juga."
"Okelah, Ji. Yaudah ya. Gue pulang dulu."
"Oke. Titip salam buat istri lo ya."
"Iya, Ji. Nanti gue sampein."Gue ngambil sepeda gue di parkiran lalu segera mengarahkan diri ke rumah.
Maksud gue juga, kontrakan.
YOU ARE READING
Meanie 17 Drafts || WONGYU | ⏸️ENG&IDN✔️ ver.
RomanceMy Meanie Fanfiction drafts. Or, you could say, a warehouse for Meanie's AUs and Wonwoo as the dom, seme, or top Please kindly check "Daftar AU/AU Contents" for the AU drafts. Translation into English versions are in progress. It sure take a lot of...