"Naufal Artama"

10 4 0
                                    

   Cowok songong itu tak menjawab. Malahan dia melepas jaket miliknya, dan dia memakaikannya kepadaku. Aroma parfum miliknya telah masuk di indera penciumanku. Aku tak menolak karena aku juga merasa kedinginan akibat terkena hujan barusan. Ini sungguh membuatku bingung dengan sikapnya.

"Lo sebenernya mau apaan sih?" tanyaku heran.

"Lo lupa kalau lo terikat perjanjian sama gue tadi siang. Lo janji kalau lo bakalan..."

"Nurutin semua permintaan lo. Tapi gue nggak bisa kalau soal yang tadi lo minta ke gue." balasku cepat sebelum dia melanjutkan perkataannya dan membuat semua siswa yang ada di sekitar heboh.

"It's simple. Gue cuma minta lo pakai jaket gue Ananda Yusra!" kata cowok songong itu bukan meminta tapi seperti memaksa.

   Aku menghela nafas panjang. Memang menghadapi cowok model seperti dia harus ekstra sabar. Tapi tunggu dulu, tadi dia menyebut namaku secara lengkap. Darimana cowok songong itu tahu nama lengkapku. Padahal kita berdua belum kenalan sama sekali, ketemu aja baru sekali waktu tadi main basket. Dan dua kali sekarang ini. Sungguh cowok songong yang aneh.

"Btw lo tahu nama lengkap gue darimana? Perasaan kita berdua belum kenalan sama sekali, ketemu aja baru sekali waktu tadi main basket. Dan dua kali sekarang ini?" heranku sembari mentap cowok songong.

"Kenalin gue Naufal Artama kelas 12 IPS 1!" jawab cowok songong memperkenalkan diri sembari mengangkat tangan ke arahku. Aku hanya diam tak menghiraukannya.

"Oh jadi ini namanya Naufal. Cowok yang membuat Della terpesona dan membuat Pak Hardi sedikit takut. Tapi dia siapa sampai guru terkiller takut sama dia?" batinku mengamati penampilannya dari bawah sampai atas yang tampak biasa-biasa saja.

"Kenapa lo lihatin gue sampai segitunya. Lo naksir gue?" balasnya dengan percaya diri.

"Gue cuma heran aja kok ada ya orang kaya lo di dunia ini?" heranku sembari menggelengkan kepala.

"Udah yuk Del balik ke kelas aja, kita kumpulin tugasnya Pak Hardi terus pulang!" ajakku sembari menarik tangan Della.

"Lho bukannya lo tadi laper Nan?" tanya Della masih mematung di tempatnya.

"Gue mendadak kenyang lihat nih orang!" balasku langsung berjalan meninggalkan cowok songong dan menuntun Della kembali ke kelas.


Happy reading and dont forget to vote and comment guys.

Thank you :)...

Fakta Sebuah Mimpi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang