3.7K 256 12
                                    

Keesokan harinya, Sasuke masih mengurung dirinya dikamar. Entah apa yang dilakukannya sejak kemarin. Sakura merasa sedikit senang dengan waktunya tanpa Sasuke. Tapi, rasa khawatir turut menyertai.

"Kira-kira dia lagi ngapain? Disuruh makan gak mau. Apa dia sampai segitunya diduain pacar?! Dasar alay!" Ketus batin Sakura.

Dia melihat ke arah pintu kamar Sasuke yang tiba-tiba terbuka perlahan. Tatapan mereka bertemu. Tapi, hanya beberapa saat, tatapan mereka berubah lagi menjadi tatapan sinis. Seakan Sasuke seperti kucing peliharaan yang kedatangan tikus liar. Gak bisa akur.

Sasuke turun dari tangga menuju dapur. Sakura berpikir, mungkin Sasuke baru merasakan lapar sekarang. Padahal dari kemarin dia belum makan apa-apa.

"Ganti baju kamu. Habis itu temenin aku ke Mall", kata Sasuke sambil berlalu.

"Hah?"

Tanpa pikir panjang lagi, Sakura masuk ke kamarnya. Mengambil beberapa potong pakaian lalu memakainya. Saat dia keluar kamar, dia melihat sosok Sasuke yang berbeda. Dia lebih tampan sekarang, dengan howdy hitam berlambang keluarga Uchiha di punggungnya.

Sasuke juga sempat terpukau dengan penampilan Sakura yang agak berbeda dari biasanya.

Sekali lagi hal itu hanya terjadi sesaat dan langsung berubah ke awal.

******

Beberapa menit setelah berangkat, akhirnya mereka sampai di sebuah Mall. Sakura yang jarang ke tempat seperti itu hanya bisa melongo. Dan tanpa sadar dia tertinggal di jauh di belakang Sasuke.

"Sasuke! Tunggu!!" Teriak Sakura sambil berlari ke arah Sasuke.

Sasuke menghentikan langkahnya, dan menatap Sakura dengan tatapan yang seakan mengatakan 'lambat!'.

Di tengah keramaian Mall, Sakura bersusah payah mengikuti langkah Sasuke. Saat sedang susah, gantungan ponselnya jatuh. Sakura mengambil gantung itu. Dia bahkan hampir terinjak seseorang. Perjuangan yang gak sia-sia, Sakura mendapatkan kembali gantungan ponselnya itu. Tapi, dia sudah tertinggal jauh di belakang Sasuke. Lebih parah lagi, sekarang dia gak tau dimana Sasuke.

Kepanikan melanda Sakura. Dia memutar arah, berharap otaknya ikut berputar. Solusi sama sekali tidak muncul di kepala Sakura. Dan tiba-tiba ada seseorang yang mencolek pundak Sakura.

"Ikut? Kamu keliatan bingung?" Tanya Karin.

"Eh... iya aku ketinggalan Sasuke", jawab Sakura. Sekarang dia merasakan paniknya hilang.

Sakura mengikuti Karin menuju parkiran mobil. Tapi, Sakura tak tau kemana Karin akan menuntunnya.

"Yuk naik. Aku antar kamu pulang", kata Karin seraya membuka pintu untuk dirinya.

"Tapi, Sasuke kan masih di dalem", Sakura melihat ke belakang.

"Udahlah, Sasuke itu udah terbiasa kok. Jadi, dia gak mungkin kenapa-napa", Karin meyakinkan.

Sakura masuk ke mobil tanpa rasa ragu. Dia merasa mendapat perlindungan. Tapi, sekali lagi, hatinya merasa khawatir.


####

Karin menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung tua. Gedung itu terlihat masih bersih dan indah. Tak ada hal-hal yang terlihat mistis.

"Kita mau ngapain ke sini?" Tanya Sakura.

Tiba-tiba Karin mengikatkan rantai kedua tangan Sakura. Lalu membawanya ke dalam gedung sebagai sandra. Sekarang Karin yang terlihat mistis bagi Sakura.

"Lepasin! Kamu mau apa sih?!" Sakura maronta. Tapi, ikatan rantai itu semakin bertambah kuat. Seakan ingin mematahkan pergelangan tangan Sakura.

"Aku mau apa? Mau habisin kamu! Karena kamu udah buat Sasuke benci sama aku!" Ketus Karin didepan wajah Sakura.

"Kenapa aku? Bukannya kamu sendiri yang buat dia benci!" Sakura tak mau kalah.

Tamparan mendarat tepat di wajah Sakura. Wajahnya memerah. Pelupuk matanya mulai berkaca-kaca. Karin melihatnya dengan ekspresi psikopat. Di jari telunjuknya berputar-putar sebuah kunai. Lalu mengambil ponselnya do saku.

Sedangkan di Mall, Sasuke jadi kitiran. Berputar-putar mencari jejak Sakura. Tiba-tiba ponselnya berdering. Terlihat nama Karin terpampang jelas di sana. Sasuke mengangkat telepon itu. Terdengar isak tangis Sakura di seberang sana.

"Kalo kamu mau cewek kencur ini selamat, datang kesini dan kembali sama aku!" Kata Karin.

Sasuke memasang tampang amarahnya. Dia langsung menuju ke tempat di mana Sakura berada, setelah Karin share lokasi.

^^^^^^

"KARIN!!" teriak Sasuke begitu sampai di depan gedung yang dimaksud Karin.

Karin menatap Sakura dengan tatapan yang sama. Tatapan Psikopat. Lalu  menggores wajah Sakura dengan kunai yang dia pegang. Rasa sakit di pergelangan Sakura semakin menjadi seakan pergelangannya akan patah. Airmatanya semakin deras. Dia terus memanggil nama Sasuke di dalam hati.

"KARIN!!" Teriak Sasuke begitu menemukan mereka berdua.

"Jadi, kamu bener-bener sayang sama dia?" Tanya Karin.

"Dia perawatku! Jadi, kalau dia sampai kenapa-napa, itu salahku!" Ketus Sasuke.

"Ambil aja dia! Tapi, setelah aku ambil nyawanya!" Ketus Karin dengan senyuman psikopat.

Sasuke berjalan maju ke arah Sakura. Melepas rantai yang memborgol pergelangan Sakura. Lalu memberikan sebuah sapu tangan padanya.

Tanpa Sasuke sadari, Karin sudah mengarah kunai padanya. Tepat saat Karin menurunkan pisau dengan cepat Sakura mendorong tubuh Sasuke ke samping.

Separuh bagian kunai itu menembus lapisan demi lapisan kulit di perut Sakura. Sasuke menendang wajah Karin sampai dia terhuyung, dan akhirnya pingsan.

Sasuke melihat ke arah Sakura yang tergeletak. Menghampirinya, lalu memangku kepala Sakura di pangkuannya.

"Kenapa? Bukannya aku udah bilang, kalau kamu kenapa-napa itu salahku?!" Tanya Sasuke.

"Kamu juga bilang... kalau aku perawatmu", kata Sakura dengan nada serak.

Sasuke mencabut kunai di perut Sakura dengan hati-hati. Lalu menggendong tubuhnya keluar dari bangunan itu. Darah menyebar di pakaian mereka. Sasuke menunduk dengan penuh rasa bersalah. Karena seharusnya dari awal dia tidak berhubungan dengan Karin. Dia menyesal pada dirinya sendiri.



.
.
.
----さくらー





































Baby Boy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang