"Maaf soal hari ini. Aku temenin ka mu sekarang", kata Sasuke seraya meraih lengan Sakura.
"Gak usah! Aku bisa pergi sendiri!" Ketus Sakura.
"Kamu gak mau kayak tadi kan?!" Tanya Sasuke.
Sakura terdiam dan memaku. Dia tak dapat berkata-kata lagi. Hanya bisa mengikuti kemana Sasuke membawanya.
Setelah selesai mentransfer semua uang yang Sakura miliki dia pulang bersama Sasuke. Dan kata-kata ibu berlaku saat itu.
Kata ibu : " Cowok ganteng jangan keluar malem-malem, nanti di culik tante-tante!"
Seorang perempuan yang kelihatannya sudah jauh lebih tua dari Sasuke lewat di jalan. Cara jalannya kayak pohon kena angin topan. Bibirnya atas bawah 5 centi. Lipstik 1 meter. Bedak kagak rata, kata anak remaja Jawa, ' kayak jenang jamuren' ( kayak dodol jamuran ) . Pokoknya tuh orang norak tingkat tinggi.
Saat lewat dekat Sasuke, cara jalannya sok kayak model. Menebar senyum yang lebar dengan bibir yang lebar pula. Lalu mengedipkan matanya sesaat pada Sasuke.
Untuk menghindari perempuan itu, Sasuke terpaksa merangkul Sakura. Itu masih kurang. Kali ini perempuan yang buat Sasuke pengin nelen dia bulat-bulat, memanggilnya dengan panggilan "ganteng". Itu membuat Sakura ikut jijik.
'Pergi lu setan! Ganggu aja!' ketus Sasuke dalam hati.
Tak ada yang bisa mereka lakukan. Pengin usir dia, ntar di bilang gak sopan. Gak diusir ganggu kenyamanan. Akhirnya Sasuke melakukan kiss singkat di pipi kanan Sakura. Sakura kaget dan wajahnya jadi semerah tomat. Kali ini perempuan itu menyerah.
" Dasar banci! Pergi juga akhirnya!" Ketus Sasuke.
Plakk!
Tamparan keras mendarat di wajah Sasuke. Sakura memandangi wajah Sasuke dengan tatapan sinis.
"Apa?"
"Siapa yang kasih izin kamu buat tempelin bibir kamu di mukaku?!"
"Gak ada".
"Trus kenapa kamu lakuin?!"
"Kalo gak, tuh banci gak bakal pergi!" Ketus Sasuke.
Sakura diam, dia melanjutkan langkahnya di depan Sasuke. Sasuke ngekor di belakang Sakura.
.
.
.
.
.
.
.
.
Skip kelamaan. Author males buat chapter panjang-panjang. Kelamaan inti nya!
.
.
.
.
.
.
.
Sudah bulan ke tiga Sakura berkerja di kediaman keluarga Uchiha. Dan tepat hari ini nyonya Uchiha dan tuan Uchiha pulang dari luar negri.
"Sasuke, apa setelah orang tua kamu pulang aku juga pulang?" Tanya Sakura.
"Gak kok. Kalo itu mau kamu gak papa", jawab Sasuke.
"Kayaknya aku tetep disini, kalo gak kamu sendirian. Ntar rindu!" Kata Sakura dengan senyum lebar.
Tapi, kenyataan pada sore harinya membuat Sakura gak bisa bertahan di rumah itu.
"Sasuke, mama punya cewek yang cocok buat kamu! Kamu pasti suka", kata nyoya Uchiha sambil mengelus kepala putranya.
"Siapa?" Tanya Sasuke.
"Nanti kamu juga tau. Dia datang dua hari lagi", nyonya Uchiha membuat Sasuke penasaran.
"Apa dia dari luar negeri?" Tanya Sasuke lagi.
"Gak kok. Dia disini", jawab nyonya Uchiha.
Sasuke melihat ke arah kamar Sakura. Hatinya merasa panas. Ibunya pernah bilang kalau dia gak akan jodohin Sasuke sama siapapun. Tapi, takdir berkata lain.
Pagi harinya berikutnya terjadi tak seperti biasanya. Sakura belum keluar kamarnya sampai jam 8 pagi. Karena penasaran apa yang dila Sakura, Sasuke mengetuk pintu kamarnya.
"Sakura!!! Kamu?" Sasuke kaget saat melihat Sakura mengemasi semua barang-barangnya.
"Aku mau pulang kampung. Aku cuma akan jadi pengganggu kamu kalau aku tetep disini", kata Sakura seraya menutup kopernya.
"Aku gak mau kamu pergi!" Ketus Sasuke.
"Aku harus! Aku pergi hari ini juga. Aku udah pamit sama orang tua kamu".
"Tapi, kamu belum beli tiket bus kan?"
"Aku naik travel. Kasian sopirnya udah nunggu diluar. Aku...", Sasuke menghentikan kata-kata Sakura.
"Kamu gak boleh pergi!" Ketus Sasuke.
Sakura melepaskan tangannya dari Sasuke. Dia berjalan cepat ke arah pintu, dengan airmata yang mulai membasahi wajahnya.
"SAKURA!!!" Teriak Sasuke saat kendaraan yang Sakura tumpangi mulai meninggalkan rumah itu.
Wajah Sakura hanya bisa di penuhi oleh airmata.
.
.
.さくら🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy ✔️
Teen FictionSasuke menjadi anak emas keluarga Uchiha sejak kematian kakaknya, Itachi. Dia di perlakukan layaknya bayi. Sasuke sempat risih dengan perlakuan kedua orang tuanya itu. Bahkan saking sibuknya, orang tuanya sampai mempekerjakan seorang baby sister unt...