さん

4.1K 278 10
                                    

Sakura memandang Sasuke dengan sinis, begitu juga sebaliknya. Mereka saling pandang dengan tatapan tak bersahabat dengan tubuh yang masih tertutup selimut.

"Siapa suruh lu tidur disini!" Ketus Sasuke.

"Aku ketiduran! Dan kenapa kamu gak bangunin aku?!" Tanya Sakura sinis.

"Ku kira kamu bisa sendiri kalau urusan bangun? Ternyata gak!" Ketus Sasuke lagi.

Sakura bangkit dari tempat tidur. Dia berjalan dengan kasar ke arah pintu.

"Oh ya, nanti temenku kesini. Jadi, tolong beresin kamarku lagi", kata Sasuke.

Sakura berbalik dan memandang Sasuke dengan tatapan sinis. Itu membuat Sasuke ingin melakukan sesuatu yang jahil lagi. Dan pikiran serta ide-ide jahil mulai muncul di kepala Sasuke.

"Bisa gak sih beresin sendiri! Apa gak malu sama aku yang lebih muda?!" Ketus batin Sakura.

Sakura berjalan ke kamarnya dengan santai. Tatapan aneh dari ibu Iashi terpampang jelas di wajahnya. Mungkin dia heran dan bingung, kemana Sakura semalam? Karena setiap malam ibu Iashi selalu melihat Sakura di kamarnya.

Tepat pukul 8 pagi, segerombolan cowok datang dengan motor mereka yang gak mau kalah keren. Tapi, sekeren apapun mereka, itu gak akan buat Sakura meleleh. Dia bagai es abadi.

Sasuke membukakan pintu untuk teman-temannya itu. Sedangkan Sakura masih sibuk membereskan kamar majikannya yang paling menyebalkan itu.

Saat Sakura keluar dari kamar dan menuruni tangga semua pasang mata tertuju padanya. Bahkan ada yang bertanya....

"Sasuke, apa dia tunangan kamu?"

Dan saat mendengar pertanyaan itu, rasanya Sakura ingin menonjok muka orang itu dengan sekali pukulan super.

"Bukan, dia asistenku", jawab Sasuke.

"Asisten?? What? Aku ini perawat kamu!! Dasar bayi kawak!!" ( istilah Jawa untuk orang dewasa yang masih berperilaku seperti bayi )  batin Sakura.

"Dia lebih cocok jadi pacar kamu, ketimbang Karine yang lebih tua dari kamu", kata salah satu cowok dengan rambut yang dikucir tinggi di kelapanya.

"Enak aja! Siapa mau sama dia!!" Ketus Sasuke.

"Kamu lah, siapa lagi!" Balas cowok berambut kuning.

"Seandainya aku punya kekuatan sihirnya Nico Robin, udah aku crush mereka semua!" Ketus Sakura dalam hati.

Sakura pergi dari ujung tangga menuju kamarnya. Sasuke memandangnya dengan sinis. Lalu kembali ke pembicaraan unfaedah bersamat teman-temannya yang amburadul .

Menurut Sakura, semua teman Sasuke gak ada yang bener. Mereka semua sama kayak Sasuke, nyebelin. Dan dari sekian banyak teman Sasuke yang datang, satu dari mereka yang paling Sakura sebel adalah si rambut kuning. Perasaan sebel itu muncul begitu saja. Sakura bersyukur karena itu bukan perasaan lain.

Kira-kira 20 menit setelah itu, segerombolan cewek juga datang. Diantara mereka Karin yang paling tua. Dan itu bertepatan dengan keluarnya Sakura dari kamarnya. Hal itu menjadi pertanyaan besar di kepala Karin tentang siapa Sakura itu?

"Sasuke, dia siapa?" Tanya Karin langsung setelah dia melihat Sakura naik ke kamar Sasuke.

"Sakura", jawab Sasuke.

"Hey, aku tanya namanya, bukan nama bunga di depan rumah kamu".

"Iya, namanya Sakura", Sasuke memperjelas.

"Bisa gak sih, gak sebut nama aku kayak nyebut nama peliharaan!" Ketus Sakura dalam hati, lalu mengambil ponselnya yang tertinggal di kamar Sasuke.

Karin duduk di samping Sasuke sambil menyadarkan kepalanya. Naruto bergidik melihat itu.

"Kalian lebih cocok jadi ibu dan anak, ketimbang sepasang sejoli", kata Shikamaru terang-terangan.

"Apa lu bilang?!" Tatapan tajam dari Karin menghujam ke arah Shikamaru.

"Tua!" Ketus Ino yang ikut-ikutan Shikamaru.

Amarah Karin sudah tak tertahan, tapi itu semua di hentikan Sasuke.

Tiba-tiba Hinata yang sedang asyik dengan IG berteriak kaget. Dia melihat hal yang tentunya gak diinginkan Sasuke.

"Kenapa kamu?" Tanya Ino.

Sakura mengintip dari balik pintu kamar Sasuke. Dia penasaran apa yang sedang terjadi. Rasanya dia pengen keluar, tapi mumpung ada Wi-Fi gratis. Sayang kalo keluar kamar Sasuke.

"Ini apa Karin?!" Tanya Hinata sambil menunjukkan halaman postingan Karin kemarin.

Wajah Karin berubah masam. Dia tak bisa beralasan tentang apapun.

"Aku gak online IG selama beberapa hari ini, kamu berani posting foto kamu sama cowok lain?" Tanya Sasuke dengan tatapan tajam.

"Aku gak kok, gak kayak gitu! Aku cuma....", Karin gugup.

"Cuma apa? Cuma kamu gak punya alasan gitu?" Tanya Ino, yang sedari tadi cuma ikut-ikutan.

Sasuke bangkit dari tempat duduknya. Lalu menuju kamarnya, menaiki tangga dengan kasar. Sakura yang melihat itu harus merelakan Wi-Fi gratisnya. Dia keluar, tepat sebelum Sasuke masuk dan membanting pintu kamarnya. Semua teman Sasuke berpamitan pada ibu Iashi yang saat itu juga kepoin mereka semua.

Tatapan sinis tak lupa ditinggalkan Karin pada Sakura.


:
:
:
:::::::::> さすさく💙









Baby Boy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang