DY-1. Keluargaku.

17 3 0
                                    

HAII... JAN LUPA VOTEMENT OKE???

ILY...

Im sorry for typo

HAPPY READING....

◆◆◆◆

'Suatu saat yang berhati jahat akan musnah dan yang berhati mulia akan membuat hari hari menjadi berbahagia'-Anindya

◆◆◆◆

"ANIN!! KESINI KAMU!!" Seorang ibu tengah berteriak kepada anak gadisnya.

"I-iya Ma? Ada apa ya?" Gadis tersebut ketakutan karena panggilan ibunya.

"KAMU LIAT INI APA? KENAPA INI MASIH KOTOR? KENAPA TADI GAK SEKALIAN BERSIHIN SIH, DASAR ANAK GATAU DIRI!!??" Kata itu, seolah membuat hati sang gadis teriris, dalam batinnya berteriak, mengapa ibu- nya tega mengatakan hal itu, padahal kata itu membuat dia sedih dan bahkan marah?

"KOK MALAH DIEM? UDAHLAH CAPEK NGELADENIN KAMU YANG KERJANYA GAK BECUS!! CEPETAN KELARIN KERJAAN KAMU. SAYA MAU KE KANTOR SUAMI SAYA." Ibunya marah, dia selalu seperti itu dikarenakan anak gadisnya yang tidak bisa diandalkan.

"Non Anin... Gapapa biar bibi aja yang bersihin.. Biar Non bisa istirahat, ya Non ya? Turutin omongan bibi, ya?" Gadis yang bernama Anin tersebut, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Gausah bi... Nanti biar Anin yang beresin. Bibi istirahat aja dulu, gapapa kok, Bi... Anin emang belum capek." Kalimat itu memang murni dari lisan Anin, namun sejujurnya dia sangat kelelahan karena semua penderitaan mental dan fisik yang diderita Anin.

"Yasudah, Non. Bibi permisi dulu ya, Non." Tanpa jawaban dari Anin, wanita berusia setengah baya tersebut menuju ke dapur untuk melanjutkan pekerjaanya yang tertunda.

Anin pun melanjutkan pekerjaannya, dia sebenarnya sangat sangat lelah dengan kehidupannya. Namun apalah daya, dia tidak memegang kuasa atas rumah ini, yang paling berkuasa adalah Mamanya. Ibu tiri Anin.

Pekerjaan Anin yang tertunda tadi pun selesai, akhirnya ia pun beranjak menuju kamarnya, tempat paling nyaman untuk mencurahkan isi hatinya.

Anin masuk kedalam kamarnya, namun ia tidak menuju ranjangnya. Ia langsung menuju meja belajar dan mengambil sebuah buku bersampul biru laut, tempat semua keluh kesahnya berada.

Tuhan....
Sebenarnya aku sangatlah lelah,
Mengingat aku selalu diperlakukan kasar oleh ibukku....

Tuhan...
Apa aku boleh meminta sesuatu kepadamu?
Aku sangat ingin... Memiliki teman yang tulus dan menyayangiku

Aku sangat sangat ingin merasakan pertemanan yang indah di masa remajaku

Apakah Kau akan mengabulkan keinginanku ini,Tuhan??.

Anindya Zamira.

"ANIN... ANIN...."Ia tergesa gesa turun karena panggilan yang membuatnya takut. Tanpa disadarinya, buku yang berisi keluh kesahnya belum ia rapikan dan sembunyikan ke tempat yang semula.

"OH.... BAGUS YA... SAYA TINGGAL UDAH LEHA LEHA AJA KAMU.. MASAKKIN SAYA GITU... SAYA KELAPERAN. G.A.K P.A.K.E L.A.M.A!!! TITIK!!" Mendengar penuturan Mamanya ia langsung menuju dapur dan memasak untuk Mamanya.

Ia selesai dengan masakan dan langsung menuju meja makan, tempat Mamanya menunggu masakannya.

"I-i-ini Ma, dimakan ya.." Ia meletakkan masakannya dimeja dihadapan Mamanya. Mamanya hanya melihat masakan tersebut tanpa minat, tiba tiba...

'Pyar...' piring tersebut melayang tepat disebelah Anin, beruntungnya piring itu tak mengenai Anin.

"Saya udah gak nafsu makan. Pergi dari hadapan saya. CEPETAN!!! Oh iya jangan lupa beresin nih kekacauan yang kamu buat. CEPETT!!" Mendengar hal itu, Anin langsung membersihkan potongan potongan pecahan piring yang berserakan di lantai. Tanpa sengaja telapak tangan Anin tergores oleh pecahan piring tersebut

'A-awh...'

"Dasar lemah.. Beresin cepet!! Gitu aja drama queen. CEPETAN!!" Mendengar hal itu Anin langsung membersihkan lagi tanpa menghiraukan rasa perih dan darah yang bercucuran dari telapak tangannya.

Ia berpikir, apakah Mamanya benar benar sangat membencinya? Apa salahnya?

◆◆◆

Oke ini baru awal, liat aja nanti kalo udah banyak aku buat kalian terharu... Mwehehehe....

See You Next Part....

Jangan lupa buat klik ☆ oke?????

《Dear YOU》[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang