DY-4. Aren't We a Friend's?

8 3 0
                                    

Halloooooo......

Happy Reading......

▲▼▲▼

'Sejujurnya aku ingin menjalin persahabatan denganmu, namun hatiku berkata sebaiknya jangan lakukan. Kau tahu? Aku masih ingat bagaimana mereka membuatku menderita dan kecewa secara bersamaan. Dan aku trauma dengan sesuatu bernama teman.'-Anindya

▲▼▲▼

ANINDYA POV

Dia benar-benar ingin menjadi temanku!! Apakah aku harus percaya? Dia bisa saja melakukan hal sama seperti orang-orang saat berkata aku adalah temannya. Mereka selalu dan selalu memanfaatkan kepintaranku. Oh God!! Aku sangat bosan dengan alasan itu!!

Bel istirahat telah berbunyi, para siswa siswi sangat senang karena mendengar bel kebahagiaan berbunyi. Namun berbeda denganku, aku sangat membenci kantin yang merupakan surga bagi seluruh siswa, karena disana tempat berkumpul seluruh murid bahkan para guru yang pastinya mengesalkan dan ramai.

Bangku tempatku duduk berderit, aku mengernyitkan dahi, aku kan tidak bergerak sama sekali, mengapa bangkuku berderit? Saat kulihat Clarissa tengah beranjak dari bangku. Aku merasa ia ingin menuju kantin.

"Kamu mau ikut ke kantin, gak?" Tanya Clarissa, ia membuatku mengalihkan pandanganku pada buku yang sedari tadi kubaca.

"Enggak, makasi." Aku mengalihkan pandanganku darinya. Dia yang merasa kuabaikan hanya tersenyum kikuk saat melihatku.

"O oke... Mau titip makanan gak? Atau apa gitu?" Oh Tuhan... Dia benar benar cerewet!! Aku benar-benar malas menanggapinya.

"Kalo dibilang gak ya gak. Kenapa sih ngotot banget!" Ucapku sinis sambil menatapnya yang tengah terkejut karena sikapku kepadanya. Dengan sedikit senyum, ia meninggalkanku yang tengah berkutat dengan buku-buku kesayanganku. Aku tahu, ia merasa awkward saat bersamaku. Toh aku juga tidak peduli dengan apa yang ia lakukan dan apapun tentang nya.

Saat aku tengah asyik dan larut pada buku yang kubaca, tiba tiba mataku melihat ada sebotol air mineral dingin dan roti sandwich rasa blueberry ada di meja tepat dihadapanku.. Aku heran, siapa yang memberikannya kepadaku. Namun makanan tersebut kubiarkan dan aku melanjutkan aktivitasku yang kutekuni sedari tadi.

'Kruyuk~~~~'

Sial.. Perutku berbunyi disaat yang sangat kurang tepat. Aku menghela napas, bingung. Apakah aku akan memakan sandwich tersebut, atau kubiarkan kosong agar maagh ku kambuh?

Saat pikiranku tengah berperang, perutku melawan dan tanpa perintah tanganku mengambil roti, lalu tanpa aba-aba langsung memasukkannya kedalam mulutku.

"Pasti dimakan, kan kamu laper.. Hehehe^^." Jujur, aku hampir tersedak karena ulah spontan Clarissa. Namun aku tak peduli, kuteruskan makanku yang tertunda tanpa memandang Clarissa lagi.

"Makasi." Ucapku kepadanya, dia yang mendengarnya langsung melotot kaget.

"HUAA AKHIRNYA KAMU BISA BAIK YA KE AKUU!!" Aku terkejut karena teriakannya yang sangat keras dan melengking, aku hanya menatapnya datar, dan langsung melanjutkan kegiatan membacaku yang tertunda. Namun tiba tiba..

"Anin... Kamu mau gak jadi temenku? Aku pengen temenan sama kamu." Alasan yang klise! Tapi aku bisa melihat ketulusan dari matanya. Aku bingung, sangat bingung. Hatiku berkata ini saatnya keluar dari zona nyamanku, tapi otakku ingin aku mengabaikannya dan menyuruhku untuk tak berteman dengannya.

"Aku belum kenal kamu, kenapa kamu mau jadi temenku?" Aku memberikan pertanyaan ringan untuknya yang membuatnya tersenyum penuh arti.

"Ya... Karena kamu mirip temen masa kecil aku!! A~~~ kamu kan emang temen kecilku~~~ masa lupa sama temen sendiri!!" Aku kaget, teman kecilku? Sebentar gue ingat ingat dulu. Aku memang punya teman kecil yang bernama Lyo, bukan Clarissa! Eh iya nama Clarissa kan ada Lyona nya. Namun aku sangat tidak ingin menjadi temannya, sungguh!

"Lo... Lyo? Tapi gak mungkin! Lyo dulu tuh pemalu!! Masa sekarang berubah jadi overpede!" Tukasku.

"Ya kan orang bisa berubah Nindi!" Tunggu sebentar, dia tahu nama masa kecilku? Apa benar ia Lyo?

"Hahaha.. Gausah ngelak Anin!!" Dia tahu rahasiaku! Gue gak bisa ngelak lagi!

"Heh! Gausah mulai nyebelin ya!" Dia tertawa... Oh apakah aku mengatakannya dengan ekspresi yang aneh?

"Hahahaha... Mukamu kocak parah... Hahahahaha!!" Dia tertawa sangat keras, tidak peduli kalau ada banyak orang yang memperhatikannya karena kelakuannya.

"Diem Clar!! Ga punya malu ya?" Celetukku, dia langsung menutupi mulutnya dan nyengir kepadaku.

"Utututu~~~ iya iyaaa! Dasar ngambekan!" Ucap Clarissa dibuat buat

"Terserah aku yaaa!! Eh iya kelupaan, kamu kemana aja HAH? KENAPA BERTAHUN-TAHUN GAK BALIK-BALIK? NGOMONGNYA AJA CUMA BEBERAPA BULAN! CAPEK CECAN NUNGGU!!" Ujarku dengan penuh emosi kepada Lyo, pasalnya ia pergi ke luar kota hanya bilang beberapa bulan. Ehh 9 tahun pergi nya! Dasar!!

Flashback On

"NINDIIIIII....." Seorang gadis kecil berusia sekitar 7 tahunan itu berlari-lari kecil sambil berteriak memanggil seorang gadis yang seumuran dengannya, yang belum lama ini menjadi temannya, oh ralat sahabatnya.

"LYOOOOOO KANGENNN!" Balas gadis kecil berambut sepunggung tersebut yang sekarang tengah asyik bermain barbie-nya yang baru dibelikan oleh Ayahnya.

"Ih Nindii masa Lyo nya dicuekin sihhh!! Kan Lyo mau main sama Nindiii!! Hu'uh" Gadis kecil bernama Nindi tersebut hanya terkekeh karena Lyo mengerutkan bibirnya karena dicuekin olehnya.

"Iih... Nindi kok malah ketawaaaa dasarr!! Huh!" Ia merajuk, pikir Nindi. Dia hanya diam melihat sahabat yang baru dikenalnya satu bulan yang lalu. Pasalnya, hanya ia (red: Lyo) yang mau berteman dengannya walaupun telah dicampakkan berkali-kali oleh Nindi. Jadi, tidak menutup kemungkinan dia masih pendiam dan selalu merasa asyik sendiri dengan dunianya.

"Maaf Lyo, Nindi gatau harus ngapain kalau tahu temennya lagi marah... Kan Nindi baru punya sahabat. Maafin Nindi ya Lyo?? Ya ya??" Lyo tertegun, benar... Nindi baru memiliki satu teman, yaitu dirinya sendiri.

"Gapapa kok, Lyo ngerti! Maafin Lyo juga ya? Soalnya Lyo suka kesel sama Nindi karena sering cuek ke Lyo, maaf ya??" Mereka berdua berpelukan dengan erat, seolah waktu akan merenggut kebersamaan mereka jika pelukan hangat satu sama lain ini mereka lepaskan bersamaan.

Namun, belum genap satu tahun, keluarga Lyo berpamitan ingin pergi ke luar kota dikarenakan Nenek Lyo disana telah meninggal dunia. Lyo berpamitan kepada Nindi hanya akan pergi beberapa bulan.

Dan sampai Nindi beranjak remaja, Rumah sampingnya tetap kosong tanpa penghuni. Dan beberapa minggu lagi akan dibeli oleh keluarga dari luar kota, yang pastinya bukan keluarga Lyo.

Flashback Off

"Ya maaf Nin.. Kan gue gatau kalo bakal menetap. Eh saking senengnya punya rumah baru, sampe lupa temen sendiri, hehehe. Maaffff." Anin hanya merotasikan bola matanya malas, dia sebal dengan cengiran konyol sahabatnya itu.

Namun tanpa diduga mereka tertawa lepas karena kekonyolan mereka sendiri, hingga bel masuk berbunyi membuat mereka menghentikan aktivitasnya.

▲▼▲▼

1017 WORD'S
NYOH... BOSEN KAGA?

GIMANA??? SPECIAL ANINDYA POV? KEREN GAK??

EH! Maaf capslock jebol! Ehehe><

See you next part....

《Dear YOU》[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang