Abyrafa

1.6K 55 2
                                    

Haiii~ Kalian apakabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii~ Kalian apakabar?

Adakah yang kangen sama Couple Ring? 

Ohya, kalian udah tau belom hehe kalo setelah Couple Ring 3 END ada kisah lain dari Abyra dan Rafa (anaknya Raflan dan Rara) judulnya Abyrafa (udah berjalan 3 bagian lho)

Ceritanya gak kalah seru dari kisah orang tua mereka, dan kalian juga masih bisa ketemu sama cast-cast di Couple Ring Series kaya Raflan, Rara, Fadli, Nia, Aksa, dll.

Seperti biasa, kisah yang aku tulis pasti ada bumbu sick male leadnya, dan udah sempet kenalan dikit kan sama Rafa di Couple Ring 3? Kalo kalian selami, kalian pasti juga bakal naksir sama Rafa yang super duper deh hihiw~

Dan Rafa bisa jadi Abang ideal buat kalian :D

Nih aku kasih bocoran kisahnya di bagian terakhir:

Abyra terlihat begitu panik saat Rafa tidak kunjung keluar dari toilet. Rasanya ia ingin sekali menerobos masuk dan menghampiri Rafa, tapi ia masih harus tetap memegang teguh janjinya pada Rafa.

"Abang," lirih Abyra sambil berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan. Mall sudah semakin sepi, jam tutup Mall pun sudah semakin dekat dan Abyra tidak mungkin hanya berdiam diri menunggu tanpa melakukan sesuatu.

Suara erangan Rafa yang terdengar sukses membuat Abyra terkesiap. Dengan cepat ia hubungi unclenya Fadli agar segera kesini. Ia tahu betul Rafa pasti sedang berusaha keras meredam rasa sakit yang sejak lama ia sembunyikan. Ya, Abyra mengetahui semuanya, mengetahui semua hal yang selama ini coba Rafa tutupi dari dirinya dan kedua orang tua mereka. Abyra tidak sebodoh itu, ia tahu betul gelagat Rafa, tapi ia juga tidak bisa memaksa Rafa untuk memberitahukan semua padanya.

Begitu Fadli datang bersama Nia, Abyra segera berhamburan memeluk Fadli dan menumpahkan kekhawatirannya pada Fadli.

"Iya adek tenang ya. Uncle coba masuk ke dalam. Adek tunggu sini sama Onty ya." Fadli berusaha menenangkan Abyra yang selalu sukses mengingatkannya pada Rara. Abyra persis seperti Rara saat remaja, yang begitu perasa dan mudah menangis.

Fadli bergegas, ia ketuk semua bilik toilet sambil memanggil nama Rafa. Toilet itu begitu sepi, jelas saja, karena hari sudah malam.

"Rafa," panggil Fadli pelan, ia bisa mendengar suara rintihan Rafa dari salah satu bilik toilet.

"Abang kita pulang ya. Adek kamu daritadi nungguin kamu diluar lho!" Fadli berusaha merayu Rafa yang masih tetap tak merespon.

"Abang gak sayang sama Abyra? Abang tega bikin Abyra nangis? Dia udah kacau banget. Rafa tega ngelakuin ini ke Adek?" mendengar pertanyaan Fadli, Rafa hanya bisa memecah tangisnya yang sejak tadi ia tahan.

"Rafa buka ya, kalo sakit biar Uncle bantu obatin. Kalo kamu begini, Uncle bilang semuanya ke Ibun dan Papa kamu!" Rafa tak merespon, tapi ada suara slot bilik yang terdengar dan salah satu bilik toilet itu pun terbuka.

Fadli berlari ke arah bilik toilet tersebut dan menemukan Rafa duduk di closet dengan wajah kacaunya. Ia peluk keponakannya dan segera memastikan kondisinya.

"Sakitnya makin gak bisa dikontrol?" tanya Fadli yang dibalas dengan anggukan lemah Rafa.

"Abang gak mau Adek liat Abang begini. Abang--" suara Rafa tertahan begitu kembali merasakan sakit di tubuhnya.

"Kamu gak bawa obat?" Rafa menggeleng cepat, ia lupa memasukan obatnya di saku jaket.

Fadli segera merogoh saku celananya dan mengambil sesuatu dari tempatnya.

"Abang masih bisa telan obat-obat ini?" Rafa mengangguk lemah, segera ia raih tangan Fadli dan menariknya mendekat ke mulutnya. Ia sudah tidak sabar untuk menghapus semua rasa sakit yang terasa di tubuhnya.

Rafa telan obat-obat itu tanpa air minum setetespun, membuat Fadli berusaha bangkit untuk mencari air mineral.

"E-enggak, Uncle. Rafa bisa tanpa air." Rafa nikmati rasa pahit yang kini mendominasi mulutnya. Ia tidak peduli, yang terpenting sekarang kondisinya harus segera membaik dan segera pulang bersama Abyra.

Melihat kondisi miris Rafa, Fadli tentu saja tidak tega. Ia usap pelipis Rafa yang berkeringat, ia hapus peluh yang memenuhi pelipisnya.

"InsyaAllah Abang Rafa kuat ya!" Fadli berusaha menguatkan. Ia biarkan Rafa yang tengah memejamkan matanya sambil berusaha keras mengontrol rasa sakitnya.

"Udah mendingan?" pertanyaan Fadli tak direspon, Rafa masih tetap diam dalam pejamnya.

"Rafa," Fadli menyentuh lengan Rafa dan detik berikutnya tangan itu berpindah dari posisinya.

"Rafa!" panik Fadli begitu menyadari Rafa yang tak merespon sedikitpun. Dengan cepat ia raih tubuh Rafa dan ia bawa ke punggungnya dan menggendong Rafa keluar toilet.

"Rafa kenapa, Mas?" tanya Nia khawatir, Abyra yang masih dalam pelukan Nia pun segera melepas pelukan itu dan menemukan Rafa yang ada di punggung Fadli.

"Abang kenapa Uncle?"

"Rafa ketiduran di toilet. Kita ke tempat Uncle dulu ya. Nanti kalo Rafa udah bangun, Uncle anter kalian pulang." bohong Fadli, ia tentu saja tidak ingin membuat Abyra semakin khawatir. Tapi nyatanya, Abyra jelas tahu Rafa pasti tak sadarkan diri karena kondisinya.

"Jadi kalian beneran sekongkol nutupin semuanya?" terka Abyra dalam hatinya. Wajah khawatir dan kecewa Abyra pun tergambar jelas. Rasanya ia ingin sekali protes pada Fadli dan mengungkapkan semua yang ia tahu. Tapi kini ia memilih untuk tetap diam dan mengikuti semua skenario yang ada.

💜💜💜

Yang penasaran kalian bisa langsung meluncur ke lapak Abyrafa dan baca kisahnya sebelum ketinggalan jauh. Jangan lupa vote, komen, dan jadikan daftar baca kalian supaya dapet notif kalo ada update terbarunya.

Ohiya, adakah yang kangen Aksa? Masih penasaran kah sama Another Story of Aksa?

Couple Ring 3 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang