Santri Kampus

Ternyata Dhaanel mengidap penyakit itu!

Hari pertama liburannya terasa sangat cepat berlalu. Ia paksakan bangun karena hari sudah maghrib, waktunya berbuka puasa. Disamping itu ia tak terbiasa tidur saat maghrib. Mengambil air wudhu lalu sholat. Pusing, mual, badan terasa demam, sakitnya semakin menjadi – jadi. Usai sholat, ia kembali rebahkan tubuh di kasur. Menunggu waktu Isya', dan melaksanakan tarawih.

Tarawih pertama di bulan Ramadhan ini berhasil ia dirikan. Dengan langkah yang sedikit gontai ia menuju rumah. Kini ayahnya yang menawarkan ia untuk jalan – jalan keluar. Karena ayahnya melihat mungkin bisa merefresh sedikit tubuh Dhaanel dengan berkeliling.

"Dhan, kita keluar yuk cari sesuatu. Apa kamu mau beli jus?" kata ayahnya sambil membuka pintu kamar.

"Hmmm, enggak pak. Aku capek, besok aja." Kataku yang ingin segera terlelap dalam tidur.

Ayahnya menutup pintu dan berbisik kepada ibunya, sepertinya dia sangat kelelahan. Mungkin dalam perjalanan kemarin yang menguras banyak tenaganya. Baiklah kalau begitu, ayah dan ibunya pun keluar dan membelikan apa yang Dhaanel titipkan.

Hari terus berjalan, minggu pertama Ramadhan telah terlewatkan. Tidak ada perubahan signifikan dari penyakit yang sedang di derita Dhaanel. Terbatuk – batuk berat sepanjang malam. Sebenarnya ia sendiri sangat risih akan hal itu, karena menimbulkan suara bising di tengah malam. Saat pertama menjalani pengobatan, obat itu kurang manjur. Hanya mengatasi ketika sedang menjalankan dosis, ketika obat habis batuknya kembali datang.

Akhirnya tiga hari menjelang lebaran, ayahnya membawa Dhaanel ke rumah sakit daerah untuk ditindak lanjuti penyakitnya. Tak menyangka, ketika ia menjalani ronsen ia melihat paru – paru nya putih sebelah. Awalnya Dhaanel tidak mengerti apa penyakit yang sedang diidapnya. Mungkin hanya paru – paru basah fikirnya. Namun, ketika dokter memvonis ia kaget. Ternyata selama satu bulan ke belakang ia mengidap penyakit yang cukup serius, TBC Paru – Paru.