Dhaanel kembali berfikir. Dulu waktu di pondok dia tertarik banget sama akuntansi. Bahkan lumayan menguasai basicnya. Dia juga memang memiliki cita – cita ingin jadi pengusaha. Dan di pandangannya saat itu, akuntansi hanyalah seputar memindahkan angka – angka ke dalam akun yang berbeda. Tanpa ada hitung – hitungan serumit matematika. Ia pun memutuskan mengambil jurusan akuntansi.
Kontradiksi antara hati, ego, dan gengsi. Kecuali hati yang sedikit tidak menerima keputusan ini. Ketika hari tes yang ditunggu tiba, ia berangkat rapih dan siap. Tapi ada sesuatu yang sedikit mengganjal di hati. Ia menghiraukan itu. Ia tetap menjalani tes seperti ia mengerjakan ujian harian di sekolah. Saat mengisi prioritas jurusan di lembar jawaban, ia menaruh akuntansi di posisi pertama. Dan jurusan hukum di posisi kedua. Melewati tahap tes wawancara dengan cepat dan mudah. Tapi, masih dengan hati yang sedikit gelisah.
Tak lupa untuk upload ke sosmed, demi menyeimbangkan keadaannya dengan teman yang lain. Ketika yang lain kuliah, Dhaanelpun kuliah. Yang lain ospek, Dhaanelpun ospek. Meski yang membedakan hanyalah, mereka di kampus bergengsi skala nasional, Dhaanel di kampus bergengsi skala swasta dan daerah. Mulai saat berangkat tes tadi, sampai saat tes. Supaya terlihat up to date.
YOU ARE READING
Santri Kampus
ActionMenceritakan tentang seorang santri yang bimbang akan masa depannya. Mengalami banyak perubahan karakter dalam dirinya. terlebih ketika ia merasakan ketimpangan aturan dalam kampusnya. ia merasa ada perampasan ideologi yang tersistem dalam birokrasi...