Keluar pintu ruang tes, ia melihat seorang pria sendirian berdiri sambil menatap lepas ke halaman kampus. Naluri Dhaanel yang memang humble ke semua orang, ia ingin menghampiri orang itu sambil berkenalan. Hitung – hitung menambah teman baru.
"Assalamualaikum!" sapa Dhaanel sambil menepuk pelan bahu orang itu, seraya menjabat tangannya. Aura santrinya masih sangat kental.
"Eh! Waalaikumsalam." Jawab orang itu sedikit kaget, tapi tetap berusaha tersenyum.
"Udah selesai tes nya?" kata Dhaanel basa – basi.
"Iya udah selesai, baru aja."
"Ohya, kenalin. Nama ane Dhaanel. Panggil aja Dhan."
"Saya Elang Syamsuddin. Biasa dipanggil Elang." Kata orang itu memperkenalkan diri.
"Oh, iya Lang. Ente darimana?" tanya Dhaanel. Ia masih terbawa logat pondoknya. Kalimat ane – ente terucap di alam bawah sadarnya.
"Saya dari Bangka. Kalo kamu?"
"Saya dari Tanjung. Dekat sini rumah ane."
"Oh, dekat lah kalau gitu. Ngambil jurusan apa, Dhan?"
"Ane ngambil S1 Akuntansi sama S1 Hukum. Ente lang?"
"Saya ngambil D3 Perbankan."
Terjadilah perbincangan hangat diantara mereka berdua. Awal perkenalan itulah yang menjadikan mereka teman yang baik, yang mungkin akan menjadi cerita saat telah wisuda nanti. Bahwa dialah orang pertama yang dikenal di kampus ini.
YOU ARE READING
Santri Kampus
AcciónMenceritakan tentang seorang santri yang bimbang akan masa depannya. Mengalami banyak perubahan karakter dalam dirinya. terlebih ketika ia merasakan ketimpangan aturan dalam kampusnya. ia merasa ada perampasan ideologi yang tersistem dalam birokrasi...