empat-bolos kuy

137 10 5
                                    

Raline berjalan sambil menundukkan kepalanya. Menyembunyikan wajahnya. Agar tidak banyak orang tau kalau saat ini dia sedang hancur.

"Don't cry. Don't be shy. Kamu cantik apa adanya... Syukuri..." Bisik seseorang yang baru saja merangkul Raline.

"Ukhhhh..." Rintih orang yang merangkul Raline. Tulang rusuk orang itu baru saja disikut oleh Raline.

"Tenaga lo badak banget." Kata Dimas selaku orang yang merangkul Raline. Dimas berusaha mempertahankan rangkulannya.

"Gak usah ngatain." Serak Raline.

Dimas tersenyum tipis menatap figur sok kuat yang sedang menunduk di rangkulannya ini. "Bolos yuk Lin. Gue lagi bawa mobil loh hari ini." Ajak Dimas tanpa dosa.

Raline mengangkat wajah sembabnya. Dimas tertawa melihat wajah Raline. "Gak usah ketawa!" Peringat Raline kembali menyikut Dimas.

"Astagaaa... Niat baik malah kena siksa gue.." Kata Dimas dramatis memegangi bagian tubuhnya yang kena sikut Raline.

Raline menatap jengah kearah Dimas. Dimas yang merasa ditatap itu terkekeh.

Setelahnya yang Raline tau, dia berada di dalam mobil yang diakui sebagai milik Dimas.



"Nongkrong kuy." Ajak Dimas dengan nada sok asik yang dibalas deheman oleh Raline.

Dimas mendengus. Sebenarnya, dia itu tipe yang agak sebel kalau dikacangin. Tapi gapapa lah, dia ikhlas demi chairmate barunya ini.

"Btw, tadi gue denger dikit dari toilet cowok pas ada ribut-ribut dari toilet cewek. Sekolah kita gak sekaya itu buat bangun toilet yang dindingnya tebel." Cerita Dimas.

"Nguping ya lu?" Tanya Raline agak malas menyahut.

Dimas tertawa. "Gue tuh bukan cewek dibilang Lin. Gue cowok. Dan cowok itu bukan sejenis cewek yang baperan, tukang ngomongin satu sama lain, dan banyak sifat buruk kalian lah." Jawab Dimas.

"Kan gue udah bilang ke elo, jangan di goblok-goblokin melulu. Mau aja jadi atm berjalan."

"Nyokap bokap lu lagi dirumah? Lo jalan sampe malem gak diomelin kan Lin? Kita nongkrong seharian Linnnn... Baru dapet tranferan. Masih seger nih kartu gue."

Sepanjang perjalanan, yang entah akan menuju kemana. Raline hanya mendengarkan suara Dimas yang sudah seperti penyiar radio. Mengoceh tanpa henti, tanpa mengenal lelah.

💫

Jangan lupa vote comment guys🙆

Happy reading ❣

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang