"Mas boleh request lagu yang bikin good mood gak?" Tanya Dimas pada pelayan yang sedang mencatat pesanan kami berdua.
"Boleh kak. Mau lagu dari kami atau lagu dari kakak?"
Dimas mengetuk meja cafe. "Terserah aja. Yang penting lagunya bikin seneng. Udah sana mas buatin pesenan kita. Keburu temen saya berubah jadi singa. Diterkam mas sama semua yang lain." Dimas menggerakkan tangannya seolah mengusir pelayan tersebut.
Selang beberapa menit setelah pelayan tersebut pergi. Lagu cafe yang sebelumnya santai mendayu-dayu berubah menjadi lebih bersemangat. Seolah mengantarkan energi positif.
Dimas menopang dagu. Menatap pada Raline yang duduk dihadapannya yang sedang memperhatikan sekeliling cafe. "Feel better Lin?"
Raline mengangguk. "Yep. Gue orang yang percaya kalau music makes me feel better. More than anything. More than kata-kata elo."
"More than lagu Cherrybelle gak?" Tanya Dimas.
Pertanyaan Dimas sukses membuat wajah Raline seketika cerah dan tertawa lebar.
Jari Raline menjentik di depan wajah Dimas. "The point is, lagu Cherrybelle yang terdabes."
Dimas ikut tertawa bersama Raline. "Cibi, cibi? Ha! Ha!" Dimas mengikuti yel-yel milik girlgrup dari Indonesia itu.
Raline tertawa hingga rasanya perutnya mulas. Entah kapan terakhir dia tertawa tanpa beban seperti itu?
Pesanan mereka berdua datang saat lagu happier sedang mengalun mengisi seluruh penjuru cafe.
"Mas, boleh request lagi?" Tanya Dimas.
Pelayan itu tersenyum ramah. "Boleh kak, mau request apa?"
Dimas menatap Raline, lalu kedua orang itu kompak tertawa. "Lagu Cherrybelle!" Kompak mereka berdua yang kembali melahirkan tawa keduanya.
Pelayan cafe itu hanya tersenyum ikut terbawa suasana karena dua orang itu. Lucu, batin pelayan cafe itu.
"Baik kak, permisi."
Sepasang muda mudi yang baru memulai pertemanan di hari itu tertawa, membuat pengunjung cafe menatap keduanya penasaran.
Kedua orang itu menganggap tidak ada orang lain selain mereka. Keduanya menjadikan bagian pojok cafe dekat jendela sebagai tempat konser.
Bernyanyi dengan suara yang masuk kategori biasa aja. Menjadikan sedotan sebagai mikrofon. Dan pengunjung cafe sebagai butiran debu tanpa nyawa yang hanya diam membisu menonton tanpa mengusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionIni sebuah cerita tentang pertemanan antara Raline dan Dimas. - Just h a p p y r e a d i n g 🌻 Just Friend ©goofygoober ! Warn, short story