sepuluh-gue laper

108 8 7
                                    

Dimas sampai di rumahnya sekitar pukul sembilan malam. Tubuhnya rasanya lelah setelah berlomba mengelilingi lapangan gor stadion yang sangat luas.

Ponsel yang ada di kantongnya pun solah tidak ingin berkerja sama dengan tubuhnya yang ingin diistirahatkan.

"Apa Lin?" Tanya Dimas mengangkat panggilan telepon dari Raline.

"Gue laper."

Dimas merebahkan badannya di atas kasur miliknya. "Makan lah Lin."

"Mau panties Dim. Sumpah! Laper parah gue! Terus kebayang say cheese nya panties yang lumer-lumer! Bayangin Dim!"

"Gofood Lin. Ribet amat hidup lu."

"Enakan makan disana Adimas Helmi Sjah!"

"Hmmmm.."

"Eh, lu lagi capek ya Dim? Habis darimana? Oh iya! Habis main dari bekasi ya?"

"Ih gak nyaut lagi anak monyet!"

"Yaudah deh gue samperin lu aja. Gue bawa si kuning ya! Pake hoodie aja Dim! Biar gak malu."

"Bye!"

Tut-

Dimas terkekeh sendiri. Kadang gak kebayang kalau dia bakalan temenan deket sama seorang Raline Militia Poetri. Awalnya kenal Raline tuh ribut mulu. Akurnya karena ketemu Raline yang nangis habis ribut sama temennya yang ternyata fake friend, minta diacungin jari tengah.

Bangkit dari tidurnya, Dimas mencuci muka lalu memakai celana jeans selutut dan juga memakai hoodie warna kuning, hoodienya yang warna item lagi dicuci.

Dimas sudah duduk manis menunggu Raline di teras rumahnya saat gadis yang menggunakan hoodie kuning itu juga datang. "Eh samaan! Sehati ya kita emang Dim!" Kekehnya.

Raline melambaikan tangannya memanggil Dimas. "Ayok buruan!" Ajaknya.

Keduanya menuju ke arah deretan ruko keluar dari cluster rumah Dimas. Dengan Dimas yang ada di boncengan Raline sambil menyenderkan kepalanya di bahu Raline.

"Gak tau diri memang nih anak. Udah gue yang boncengin, tidur lagi!" Dumel Raline yang masih didengar Dimas. "Udah bagus gue temenin Lin. Daripada lu kayak jomblo." Sahut Dimas.

Raline mencibir lalu memarkirkan motornya di pelataran parkir Panties Pizza.

"Turun!" Titah Raline meninggalkan Dimas yang hampir oleng diatas motor vespa warna kuning milik Raline.

Dimas tertawa, menurunkan hoodie kuningnya lalu mengejar Raline.

Ternyata Raline sudah selesai memesan dan sudah duduk manis di kursi yang ia pilih.







Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang