sembilan-libur tiga hari pt.3

114 10 3
                                    

Dimas memarkirkan motornya di pelataran parkir.

Hari ini dirinya dan Raline sepakat untuk menghabiskan hari libur terakhir mereka sebelum hari sabtu dan minggu ini sendiri-sendiri.

Kalau berdasarkan jawaban chat Raline tadi pagi, dia bakalan ngabisin waktu di mall. Sendirian katanya. Terus sepuluh menit yang lalu, Raline bilang kalau akhirnya dia pergi sama nyokapnya.

Baguslah, pikir Dimas mengingat retaknya hubungan kekeluargaan keluarga Raline.

Dan Dimas sendiri sudah berencana akan menghabiskan hari ini dengan berada di stadion yang berada di daerah kota Bekasi. Gak apa-apa ngabisin bensin dari Jakarta ke Bekasi ditambah macetnya. Yang penting Dimas kesampean kesini setelah terakhir bulan lalu.

Dimas sampai sekitar jam tiga sore. Dan yang membuat Dimas terkejut, dia bertemu dengan kawan lamanya.

"Riko?" Tanya Dimas menepuk pundak orang didepannya.

Orang tersebut menoleh lalu memasang wajah terkejut juga. "Lah! Elu Dim?! Pakabs woi!"

Senyum Dimas mengembang lebar. Lalu kedua pemuda itu berpelukan ala-ala anak cowok jaman sekarang. Keduanya saling bertanya kabar satu sama lain dan mengobrol ringan.

"Tumben lo di bekasi? Ngapain Dim?" Tanya Riko sambil memulai pemanasan, begitu juga dengan Dimas.

"Lagi pengen main aja." Jawab Dimas. "Lo sendiri ngapain di bekasi dah? Bukannya di deket rumah lu sendiri ada tempat olahraga?" Tanya Dimas balik pada Riko.

Riko terkekeh. "Pindah bekasi sekarang gue bro. Ganti suasana lah, bosen jadi anak jakarta mulu."

Dimas menganggukkan kepalanya. Lalu beranjak mendekati tasnya yang tergeletak di tanah dekat tas Riko. "Rik! Yang kalah teraktir mie ayam depan stadion!" Teriak Dimas dari tempatnya.

Riko mengangkat alis. Tertantang dengan perkataan Dimas.

Keduanya bersiap dalam posisi masing-masing lalu mulai berlari mengikuti garis yang ada.

"Gue menang!" Seru Riko mengangkat kedua tangannya keatas.

Dimas tertawa dengan nafasnya yang tersenggal. "Yaudah ayok!"

Kedua pemuda itu lalu menuju jajaran penjual yang salah satunya menjual mie ayam. Kalau kata Riko, mie ayam ini terkenal enak dikalangan anak-anak yang sekolah disekitar sini.






Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang