Chapter 10 "Gala's Day"

1K 65 2
                                    

Hai semua!!! Maaf kalau update kali ini lebih lama daripada biasanya :((

Dan maaf banget kalau misal ada deskripsi yang belibet dan susah dicerna -- aku masih baru kalau begini-begini, sekali lagi maaf banget-banget-banget!!!!

Gak banyak sih yang mau dikata, yang penting kalian suka dan baca sampai habis, oiya sekalian di-vote dan dikomen kritik dan sarannya hehehe.

Aku ada satu hal yang harus kalian tahu, kalau aku ini gak suka baca novel kebanyakan non fiksi yang bahasanya belibet jadi kebawa kalau nulis begini, jadi maaf yah. Tolong kalau ada salah dalam penulisan bisa dikasih di kolom komentar, makasih semua!!

HAVE A NICE TIME TO READ!!

SEMUA GAMBAR DI SINI BERASAL DARI PINTEREST.ID

Chapter 10

Rumah mode emas Cartier sekarang sedikit sibuk karena jumlah pelanggan yang mulai ramai berdatangan ketika Sasuke melangkah masuk tanpa seorang pun yang mendampinginya—kedua asistennya tengah membantu pihak Vogue untuk mengurus Gala yagn tinggal menghitung hari.

Di depan meja counter yang memajangkan berbagai model perhiasan dan aksesoris duduk beberapa pelanggan yang seketika menoleh sewaktu Sasuke masuk dengan langkah panjang tanpa menoleh sedikitpun. Kepalanya setia terangkat dan matanya lurus ke depan.

Mereka semua—tentu saja—terpesona dengan penampilan Sasuke, padahal pria raven itu hanya mengenakan sweater turtleneck ungu yang dibalur dengan blazer hitam pekat dengan celana jeans, pun kacamata minusnya masih menengger—membingkai kedua iris obsidiannya.

Kaki rampingnnya yang dibungkus sepatu pantoffle hitam berhak cukup tinggi itu seketika memelan sebelum akhirnya berhenti di depan seorang anak perempuan yang tengah memeluk erat bonekanya dengan mata berkaca-kaca karena diabaikan oleh sang ibu walau ia sudah beberapa kali memanggil.

Senyumnya yang sedari lama bersemayam sekarang pun kembali muncul kala ia menekuk kakinya—menyamakan tingginya dengan anak perempuan yang tengah menatapnya dengan sorot nanar dan pilu khas anak balita.

Sontak beberapa pasang mata segera tertuju pada Sasuke setelahnya, ada pun yang menatapnya dengan tatapan berbinar juga sinis, ibu dari anak tadi juga ikut berbalik—mengalihkan pandangannya dari etalase toko—dengan tatapan bingung disertai sorot tak suka pada Sauske. Ia tidak tahu siapa orang yang berdiri di depannya sekarang.

"Siapa namamu?" tanya Sasuke pelan dengan suara lembutnya, tangannya yang bebas meraih sesuatu dari balik blazer hitamnya yang ternyata adalah sebuah permen lollipop; "Jangan nangis, ini lollipop untuk anak cantik".

Anak tadi cepat-cepat menghapus air matanya dan meraih permen dari Sasuke, "Lily" jawabnya.

Sasuke lalu mengangguk dan beralih pada boneka di pelukan Lily, jemari lentiknya mengelus pita yang melilit leher sang boneka.

"Dan ini?" tanyanya lagi, senyum mulai menerpa wajah Lily kala Sasuke memperlihatkan afeksinya.

"Teddy".

"Pita yang kau pilihkan sangat cocok dengannya, kau punya penglihatan yang bagus" pujinya kemudian lalu beranjak dari posisinya sembari mengelus pucuk kepala Lily yang malah ditarik menjauh oleh seorang perempuan dewasa—yang Sasuke tebak ialah ibunya.

Mata perempuan itu mendelik tak suka, "Jangan berbicara pada anak orang sembarangan" nada cibiran terdengar jelas di sana.

Ulas senyum yang terpatri di wajah Sasuke sontak menghilang bersamaan dengan tatapannya yang menajam. Ia sempat melirik beberapa staff dan pelanggan—yang mengetahui siapa dia sebenarnya—menamppak wajah tak mengenakkan kala Sasuke diperlakukan sedemikian, padahal niatnya baik.

THE DEVIL WEARS ARMANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang