Hai semua!!! Maaf kalau update kali ini lebih lama daripada biasanya, gak banyak sih yang mau dikata, yang penting kalian suka dan baca sampai habis, oiya sekalian di-vote dan dikomen kritik dan sarannya hehehe.
Aku ada satu hal yang harus kalian tahu, kalau aku ini gak suka baca novel kebanyakan non fiksi yang bahasanya belibet jadi kebawa kalau nulis begini, jadi maaf yah. Tolong kalau ada salah dalam penulisan bisa dikasih di kolom komentar, makasih semua!!
Selamat Membaca!!!
Chapter 12
Maaf banget kalau banyak typonya, soalnya aku ngetiknya make metode lama: mata natap keyboard, bukan mata liat monitor sambil ngetik hehehe. . .
Sekali lagi maaf banget, aku udah revisi beberapa typo yang parah dan penggantian dialog, makasih atas kritiknya.
Dua lampu gantung berbentuk balon lonjong yang tergantung di atas meja bar yang menjadi pembatas antara dapur dengan ruang santai menyala redup mengiluminati seisi dapur dan beberapa bagian ruang santai. TV berukuran 42 inc yang bertengger di dinding putih gading itu menayangkan film, di atas sofa panjang yang menghadap langsung ke TV duduk Sasuke menyender dengan kaki yang ia sila di atas kursi, tangannya yang putih memerah samar karena memegang cangkur yang menampung kopi hitam panas yang menemaninya menonton. Dari arah dapur terdengar suara langkah kaki yang terus menjelas bersamaan dengan munculnya sosok Naruto yang membawa secangkir teh hitam dan di tangan yang satunya membawa setoples kue kering.
Toples dan juga cangkir yang ada di kedua tangannya ia tempatkan di atas meja oval yang ada di depan sofa bersamaan dengan kakinya yang terselimuti celana piyama tipis menekuk menghantarkan tubuhnya yang tak tertutup sehelai kainpun merendah sampai akhirnya mendarat di atas sofa tempat yang sama Sasuke duduk bersila dengan sweater hitam turtleneck kebesaran yang seakan memakan tubuh kurusnya. Kulit tan Naruto bisa dengan jelas merasakan kelembutan bahan sofa yang membuat tubuhnya yang masih terasa pegal sedikit melemas.
"Tubuhku benar-benar pegal" keluh Naruto sembari meraih kue yang ada di dalam toples dan menyelupkannya ke dalam teh hitamnya sebelum ia memasukkannya ke dalam mulutnya dalam sekali suap lalu mengunyahnya singkat dan segera menelannya, selesai, kembali ia menaruh kepalanya di punggung kursi kemudian mengankat tangannya ke arah pundak Sasuke dan membawa si raven ke dalam rangkulannya, sekarang kepala Naruto bertumpuh pada pundak sempti Sasuke.
Mata Sasuke mendelik ke arah Naruto. "Kau pikir bagaimana denganku? Kau benar-benar tak memberiku waktu untuk istirahat dan membuatku tak bisa berjalan dengan benar, Dobe!" cibir Sasuke dengan nada sarkas yang kental terdengar.
Mendengar keluhan dari Sasuke segera Naruto terkekeh pelan sebelum ia menoleh dan mencium pelan pipi tirus Sasuke, "Maaf" katanya. Sasuke yang masih kesal karena ulah Naruto yang membuatnya tak bisa berjalan untuk beberapa jam kedepan mengerang lalu mendorong tubuh Naruto agar menjauh, tapi bukannya malah menjauh, Naruto malah mengeratkan dekapannya pada Sasuke, juga ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Sasuke.
"Aku takkan melepaskanmu kalau kau terus memberontak, Teme" suara Naruto terdengar meredam saat ia berbicara dengan wajah yang masih mengarah pada ceruk leher Sasuke, di saat yang bersamaan Sasuke bisa merasakan napas hangat yang terhembus dari celah bibir Naruto saat ia berbicara menabrak kulit lehernya yang putih sehingga tak sengaja ia merinding.
Merasakan pergerakan Sasuke yang asing Naruto dengan cepat mengetahui bahwa Sasuke tengah merinding karena tak suka dengan hembusan udara pelan yang membelai lehernya, bukannya menjauhkan wajahnya ia malah semakin mendekap Sasuke dan meniup pelan ceruk leher Sasuke sampai si empunya merinding dan mendesah pelan, hal itu tentu membuat Naruto kembali tegang.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL WEARS ARMANI
RomanceBercerita tentang Naruto yang bekerja untuk Sasuke Uchiha yang merupakan legenda hidup dalam industri fashion.